Mendiknas Minta Pejabat Tak Berorientasi Birokrasi

Jakarta --- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh melantik pejabat eselon II lingkup Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Selasa (28/12). Pelantikan pejabat ini merupakan penataan struktur organisasi sebagai bagian dari reformasi birokrasi di lingkup kementrian ini.

Para pejabat yang dilantik antara lain adalah Abdul Apip sebagai Sekretaris Inspektorat Jenderal Kemdiknas, Nugaan Yulia Wardhani Siregar sebagai Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kemdiknas, Bambang Indriyanto sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas, Mustaghfirin Amin sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdiknas.

Selanjutnya, Giri Suryatmana dilantik sebagai Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdiknas, Hari Setiadi sebagai Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas, Murtoyo sebagai Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bisnis dan Pariwisata, dan Dedy Hermanto Karwan sebagai Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri.

Dalam sambutannya Mendiknas menyampaikan, Kemdiknas bertekad untuk melakukan reformasi birokrasi. Menteri Nuh mengingatkan, Presiden dalam berbagai kesempatan menyampaikan, kesuksesan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh kualitas sistem birokrasi. "Reformasi birokrasi bisa dilakukan dengan sukses kalau sistem birokrasi kita sudah baik," ujarnya.

Kepada para pejabat yang dilantik, Mendiknas meminta agar meningkatkan kualitas layanan kepada publik. Layanan yang diberikan tidak lagi berorientasi kepada birokrasi, tetapi berorientasi kepada publik. "Baik dan tidaknya bukan diukur dari kepuasan kita dalam memberikan layanan kepada publik tidak, tetapi lebih ditentukan oleh kepuasan publik terhadap layanan yang kita berikan," katanya.

Reformasi yang dilakukan di Kemdiknas meliputi penataan struktur organisasi dan pengisian jabatan, penguatan kualitas sumber daya manusia, pembenahan tata laksana sistem birokrasi, dan pemanfaatan teknologi untuk efektivitas dan efisiensi. "Tidak kalah penting dan memerlukan perubahan luar biasa yaitu kultur atau budaya kerja," kata Menteri Nuh.



Mendiknas juga berpesan kepada para pejabat yang dilantik. Pertama, menata niat. "Kalau niat sudah pas, maka langkah berikutnya semakin terbuka." Kedua perkuat pembentukan kepribadian. Ketiga, perkuat kerja sama dan sinergitas antarunit. Keempat dedikasikan sepenuh hati kemampuan, kecerdasan kerja keras untuk memberikan layanan yang terbaik. "Cintailah tugas dan pekerjaan ," ucapnya. (agung/ali)
Read More......

Tiga tipe kemiskinan : kemiskinan ekonomikal, kemiskinan intelektual dan kemiskinan persona

*Tiga tipe kemiskinan : kemiskinan ekonomikal, kemiskinan intelektual dan
kemiskinan personal*.

*Kemiskinan ekonomikal: angka-angka yang dikomunikasi oleh Biro Pusat
Statistik (BPS)mengenai sekitar 27 Juta penduduk Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan, masih adanya sejumlah desa tertinggal,dsb,
menunjukkan masih adanya kemiskinan ekonomikal yang melanda masyarakat kita.
*
*
*
*Bagaimana dengan kemiskinan intelektual? Ternyata hal ini pun masih melanda
sebagian masyarakat kita, ter-utama pada masyarakat pedesaan (dan terpencil)
yang jauh dari kesertaan terhadap kemajuan alam dan jaman.Tentunya hal ini
bukan berarti bahwa masyarakat kota bebas dari kemiskinan intelektual ini.*
*Apabila kita mau berbicara dengan jujur sebagian kaum terpelajar dan
masyarakat akademik pun "dijangkiti" kemiskinan tipe ini. Ambil
misal,mahasiswa baru PTN yang masih harus dimatrikulasi untuk bisa menempuh
program S1 termasuk dalam kelompok mahasiswa yang miskin intelektual. Para
calon mahasiswa program S2 atau pasca sarjana yang gagal melewati paket
"prapasca" pun sebenarnya juga termasuk dalam kelompok miskin intelektual
ini.*
*
*
*Kemiskinan personal : ditandai dengan makin banyaknya kasus-kasus kejahatan
yang terungkap, perkosaan, pembunuhan,dsb, menandakan bahwa sebagian
masyarakat kita masih "terjangkiti" kemiskinan personal.*
*Kemiskinan personal tersebut di samping dialami oleh masyarakat umum
ternyata juga dialami oleh masyara-kat terdidik, termasuk generasi muda
terpelajar yang se-cara sistematis disiapkan untuk menjadi pemimpin bangsa
di masa depan.*
*Anak-anak sekolah yang dengan bangganya melibatkan diri di dalam berbagai
kasus kenakalan remaja (jouvenile delinquency) ataupun pelanggaran seks
(sexual crime) dapat dikategorisasi sebagai kelompok siswa yang mengalami
kemiskinan personal.*
*
*
Peran guru ?
*Meski peran guru terhadap upaya mengentas kemiskinan ekonomikal boleh
dikatakan tidak signifikan tetapi tidak perlu berkecil hati karena di dalam
upaya mengetas kemiskinan intelektual dan personal justru bersifat lang sung
dan berarti.*
*Berkaitan dengan tugas guru untuk me-ngembangkan kemampuan beranalisis dan
menanamkan nilai-nilai kepribadian pada anak didik maka peran guru dalam
upaya mengentas kemiskinan intelektual serta kemiskinan personal bersifat
langsung melalui hubungan yang bertipe kan "asymmetrical relationship".*
*
*
*Siswa yang selesai dididik oleh guru secara langsung intelektualitasnya
dapat berkembang dan personalitasnya dapat pula menjadi makin mantap. Ini
berarti bahwa peran guru di dalam upaya mengentas kemiskinan intelektual dan
kemiskinan personal bersifat langsung*.

sumber
Read More......