Don't Crack Under Pressure

Oleh: Sonny Wibisono *

"Anda tidak bisa memilih bagaimana atau kapan Anda akan mati. Anda hanya
dapat memilih cara menjalani hidup. Sekarang."
-- Joan Baez, penyanyi dan penulis lagu

ANDA tentu sudah sering menonton televisi. Apakah Anda termasuk melihat
iklannya pula? Coba Anda perhatikan salah satu iklan minuman ringan
terkemuka dari negeri Paman Sam. Tema dari iklan minuman tersebut umumnya
mengenai optimisme. Bahkan menjelang pergantian tahun, di bulan Desember,
mereka memperkenalkan jingle baru, yang intinya mengajak untuk senantiasa
menjalani hidup dengan penuh optimisme dan memperbaharui semangat setiap
hari. Menjalani kehidupan seharusnya seperti itu pula. Tak perlu berputus
asa bila menghadapi kesulitan. Jika kita mampu menjalani kehidupan dengan
bersemangat, maka beban seberat apapun akan terasa ringan. Bila kita selalu
optimis dan tak pernah kehilangan asa, percayalah, kita akan selalu
menemukan jalan keluar dari suatu masalah. Tak percaya? Mari kita simak
kisah berikut.

Anda mengenal nama Hee Ah Lee? Ah Lee dilahirkan dari seorang ibu bernama
Woo Kap Sun pada 9 Juli 1985 di Korea Selatan. Sama halnya dengan seorang
ibu lainnya dibelahan dunia manapun, Kap Sun mencintai anak perempuannya
dengan sepenuh hati, walau sejak dalam kandungan ia mengetahui bila anaknya
akan lahir dalam keadaan cacat. Ah Lee diketahui menderita down syndrome.
Down syndrome merupakan kelainan kromosom yang dapat dikenal dengan melihat
manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan ini berdampak pada
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak. Ah Lee juga terlahir
dengan kaki hanya sebatas lutut. Penderitaan awal Ah Lee bukan hanya itu
saja, selain mengalami down syndrome dan memiliki kaki yang mungil, Ah Lee
juga hanya memiliki empat jari. Dua dikanan dan dua dikiri. Kelainan ini
dikenal dengan lobster claw syndrome, keadaan dimana jarinya berbentuk
seperti capit udang, tanpa telapak tangan. Ketika dilahirkan, banyak yang
menyarankan agar Ah Lee dikirim ke panti asuhan. Tetapi Kap Sun dengan tegas
menolaknya. Kap Sun justeru menerimanya hal itu sebagai anugerah. Ia
kemudian merawat dan mendidik anaknya dalam dunia nyata. Untuk melatih
kekuatan otot jarinya, Ah Lee diajarkan untuk bermain piano saat berusia 7
tahun. Tentu sangat sulit untuk mengajarkan bermain piano dengan 'nada-nada
yang harus dihitung' bagi anak dengan kondisi mental terbelakang, ditambah
dengan keterbatasan fisik. Sulit, bukan berarti tidak bisa. Ah Lee bahkan
sempat mogok bermain piano setelah mengetahui ayahnya sakit keras ditambah
ibundanya yang terkena kanker payudara. Akan tetapi sang ibunda, Kap Sun
terus memompakan semangat kepada anaknya. Sang ibunda berusaha mengembalikan
rasa percaya diri Ah Lee. Kap Sun terus membimbing Ah Lee agar dapat tumbuh
mandiri, dan tetap penuh percaya diri dalam menghadapi hidup. Untuk bisa
memainkan karya Chopin Fantasie Impromptu, Ah Lee dengan tekun berlatih lima
hingga sepuluh jam sehari selama lima tahun. Hasilnya sungguh luar biasa.
Pada 1992, Ah Lee memenangkan Penghargaan Pertama dalam the Korean National
Student Music Contest. Dan sejak saat itu, berbagai penghargaan atas
keterampilan bermain piano telah diraih Ah Lee. Ah Lee pun telah merasakan
bagaimana rasanya berkeliling dunia, termasuk bermain bersama para artis
terkenal. Pada 2007, Ah Lee melakukan konser piano tunggal di Balai Kartini,
Jakarta. Konsernya ini merupakan bagian dari program tur Hee Ah Lee ke
beberapa negara di Asia Tenggara termasuk dalam penampilannya di Indonesia.

Mari kita beralih ke belahan dunia lain. Anda mengenal nama Nick Vujicic?
Vujicic lahir di kota Melbourne, tanggal 4 Desember 1982. Seorang ibu
manapun ketika melihat bayinya yang baru lahir, tentu mencoba untuk segera
memeluknya, tetapi itu tidak dilakukan oleh sang Ibunda Vujicic. Saat
Vujicic dilahirkan, ia tidak mempunyai kaki dan tangan. Ketika ibunya
melihat Vujicic lahir tidak dalam keadaan normal, ia memerintahkan para
perawat untuk membawa Vujicic keluar dari kamar. Dokter, perawat, dan
keluarga tertegun melihat pemandangan menyedihkan ini. Para dokter tak dapat
menerangkan secara medis bagaimana Vujicic dilahirkan dalam keadaan seperti
itu. Ibu Vujicic adalah seorang perawat. Ia menjelaskan bahwa selama
kehamilannya, ia merawat dengan baik bayinya. Ia selalu menjaga kesehatan
dan memakan asupan makanan bergizi. Diperlukan waktu berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun, bagi keluarga Vujicic untuk menerima hal ini sebagai suatu
kenyataan yang harus dihadapi. Tahun-tahun awal dilewati Vujicic dengan
penuh rintangan dan hambatan. Hingga pada akhirnya, Vujicic bersekolah di
sekolah umum. Pada awalnya Vujicic mengalami kesulitan dalam menjalankan
kegiatan di sekolah umum. Vujicic memang mampu mengikuti pendidikan umum,
karena hanya fisiknya saja yang terganggu, sedangkan otak dan pikirannya
berjalan dengan baik. Tetapi lingkungan sekolah berkata lain, Vujicic harus
menerima kenyataan pahit. Ia mendapat perlakuan yang membuatnya menderita,
dimana Vujicic dikucilkan oleh teman-teman kelasnya. Vujicic jelas merasa
amat tertekan. Pada umur 8 tahun, Vujicic sempat memikirkan untuk bunuh
diri. Lambat laun, Vujicic menyadari kekurangannya, ia terus berdoa agar
hidupnya lebih baik dengan apa yang ia miliki. Vujicic mencoba untuk
bersyukur atas apa yang telah diberikan olehNya. Hingga akhirnya Vujicic
berhasil menyelesaikan pendidikannya, bahkan mendapatkan dua gelar, dalam
bidang Akuntan dan Keuangan Terpadu. Itu terjadi ketika Vujicic berusia 17
tahun. Vujicic kemudian memulai kariernya dengan menjadi pembicara motivasi
yang fokus pada kehidupan remaja masa kini. Ia pun menjadi pembicara dalam
sektor perusahaan yang bertujuan menjadi pembicara inspirasi tingkat
internasional. Saat ini Vujicic telah berkeliling dunia untuk memberikan
motivasi dan inspirasi bagi setiap orang. Baik bagi penyandang cacat, maupun
manusia normal lainnya.

Vujicic dan Ah Lee, hanyalah seorang pria dan wanita dengan keterbatasan
fisik. Namun dengan segala keterbatasannya, tidak menjadikan Vujicic dan Ah
Lee putus asa dalam menghadapi jalannya kehidupan. Vujicic dan Ah Lee bahkan
mampu memperlihatkan kepada dunia apa yang telah mereka lakukan, sekaligus
memberikan inspirasi bagi siapapun untuk tidak pernah menyerah dan putus asa
dalam menghadapi kehidupan. Seperti sebuah slogan jam tangan terkemuka yang
diperkenalkan tahun 1991, 'Don't crack under pressure', yang menggambarkan
bahwa keberhasilan seorang atlet dalam bertanding ditentukan oleh kekuatan
mentalnya, bukan fisiknya. Begitu pula dalam menjalani hidup ini. Don't
crack under pressure. Betul. Jangan mudah menyerah! (250110)

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media
Komputindo, 2009


Read More......

JS Furnivall–Plural Economy : Kolonialisme-Liberalisme, Lanjutkan!

Sejumlah cendekiawan dan pranata kesarjanaan dengan sadar masuk persekongkolan menyelewengkan ilmu pengetahuan demi tegaknya kekuasaan kolonial. JS Furnivall adalah salah satunya. Menjelang Perang Dunia II, tahun 1938, terbit karyanya, Netherland India: A Study of Plural Economy. Sebuah opus magnum yang menggetarkan ihwal pentingnya keberlanjutan kolonialisme Belanda atas Indonesia bertirai asap retorika dan diagnosa tajam
ihwal plural economy atau ekonomi majemuk.

Dipetik dari artikel JJ Rizal di Kompas Minggu, resensi buku Netherland India:
A Study of Plural Economy karangan JS Furnival yang edisi Indonesianya telah
diterbitkan oleh Freedom Institute 2009)

Walau demikian JJ Rizal menegaskan bahwa salah jika menuduh Furnival antipati
terhadap pribumi. Bahkan Furnival blak-blakan memaparkan eksploitasi kuasa
kolonial dan kaum modal yang serakah. Ia juga secara khusus memaparkan
pertumbuhan nasionalisme dan gerakan kebangsaan Indonesia.

Namun demikian menurut JJ Rizal “Furnivall alergi kepada para nasionalis
revolusioner. Simpati besarnya untuk para pribumi jinak, pribumi model Barat
yang bertindak dan berpikir persis tuan-tuan putih. Adalah bodoh, menurut
Furnivall, kalau pilih cara revolusioner meraih kemerdekaan. Nasionalisme,
apalagi yang revolusioner, jangan dijadikan dasar negara. Baginya pilihan
terbaik adalah nasionalisme statis yang tidak melihat, bahkan menolak
perkembangan masyarakat dan sejarah.”

Furnival memang mengabdikan dirinya menjadi mesin kolonial untuk menanamkan
garis “Politik Ethis Konservatif”. Yakni ”kebijakan yang diarahkan untuk
meletakkan seluruh kepulauan Hindia di bawah kekuasaan Belanda dan untuk
mengembangkan negeri dan bangsa di wilayah itu ke arah pemerintahan sendiri di
bawah asuhan Belanda.”

Lepas dari itu semua menurut JJ Rizal, sebagai buku induk ilmu kolonial karya
Furnivall bukan tak berguna. Ia menyarankan membacanya dengan mencontoh cara
Soekarno dalam Indonesia Menggugat membaca dan memakai karya para mahaguru ilmu
kolonial. Comot data dan analisisnya seraya mengingatkan betapa:
”kolonialisme- imperialisme tidaklah mati… tetapi dipakai mengekalkan apa yang
sudah dicapai dengan melalui jalan-jalan yang lebih sunyi, stillere wegen”.

Saya jadi teringat kritik tajam Revrisond Baswir terhadap praktek pendidikan di
Indonesia. Ia menilai telah berlangsung dengan nyaman pelembagaan sistem ‘cuci
otak’ yang bercorak neoliberal dan anti ekonomi kerakyatan pada hampir semua
jenjang pendidikan di Indonesia.

Bahkan ia menilai dari materi ajar dan buku-buku yang disebarluaskan pada
berbagai fakultas ekonomi di Indonesia, tanpa disadari, hampir seluruh fakultas
ekonomi di Indonesia beralih fungsi menjadi pusat pengkaderan agen-agen
kolonial di negeri ini. (Manifesto Ekonomi Kerakyatan, Pustaka Pelajar 2009.)

Pertanyaannya tak adakah mahasiswa ekonomi sekarang yang membaca buku-buku ajar
ini dengan mencontoh Soekarno? (Saya yakin pasti ada dan bahkan cukup banyak.
Semoga). Ataukah mereka hanya akan membebek saja setelah cuci-otak selama 4-5
tahun masa perkuliahan dan tanpa sadar berpikir dan bertindak
“Kolonialisme- Liberalisme, Lanjutkan!”



timbangan
buku JJ Rizal selengkapnya

http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2010/01/js-furnival-kolonialisme-liberalisme.html

Read More......

Skripsi dan Buku Unhas Dijual Kiloan

Para dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin (Unhas) meminta Dewan Guru Besar Unhas turun tangan memeriksa kasus raibnya ribuan skripsi dan buku perpustakaan fakultas yang diduga dijual kiloan. Mereka kecewa terhadap kinerja tim klarifikasi kasus penjualan skripsi dan buku yang dibentuk Dekan Fakultas Sastra.

Anggota tim klarifikasi, Dr AB Takko, menyatakan telah memeriksa 12 pemberi keterangan dan siap melaporkan rekomendasi mereka, Jumat (5/2/2010) ini. Ketua Jurusan Arkeologi Unhas Dr Anwar Thosibo Mhum, Kamis (4/2/2010), mempertanyakan langkah Dekan Fakultas Sastra membentuk tim klarifikasi.

"Tim itu beranggotakan dosen, tetapi malah memanggil para dosen yang tidak mengetahui langsung penjualan skripsi," kata Anwar.

Dosen Sastra Daerah, A Rahman SS MHum, menyatakan, Dewan Guru Besar Unhas lebih layak menangani kasus itu karena dugaan penjualan skripsi Perpustakaan Fakultas Sastra mengarah pada pelanggaran hak kekayaan intelektual dokumen akademik itu.

"Skripsi adalah dokumen ilmiah dan skripsi Fakultas Sastra unik, banyak membahas kebudayaan dan pengetahuan lokal. Penjualan skripsi bisa dimanfaatkan oleh orang yang akan menjiplak," katanya.

Rahman mempertanyakan kinerja tim klarifikasi yang diketuai Prof Dr Tajuddin Maknun SU. "Saya dan Pak Anwar dipanggil tim untuk ditanyai soal bukti. Kami menolak memberi keterangan. Seharusnya tim yang mengumpulkan bukti. Saya yang bukan anggota tim saja sudah mendapatkan 10 judul skripsi dan buku yang dijual," kata Rahman sambil menunjukkan skripsi dan buku yang diselamatkan mahasiswa.

Mahasiswa Fakultas Sastra, Satria, salah satu saksi penjualan skripsi dan buku, menuturkan, ia melihat mobil bak terbuka penuh karung berisi skripsi dan buku di depan Aula Mattulada Fakultas Sastra pada 21 November 2009. Ia sempat menyelamatkan sekitar 50 judul skripsi dan buku.

"Saya tak tahu jumlah buku yang dijual. Petugas cleaning service menerima uang lebih dari Rp 400.000 dari pembeli," katanya.

Juru bicara Unhas, Dahlan Abubakar, menyarankan agar kasus itu diselesaikan dulu di tingkat fakultas.


Sumber
MAKASSAR, KOMPAS.com

Read More......

Ribuan Guru di Riau Palsukan Sertifkat dan Karya Ilmiah

Pekanbaru: Ribuan guru di Provinsi Riau ditemukan memalsukan karya ilmiah dan persyaratan lain untuk mendukung kenaikan pangkat. Rencana penaikan pangkat pun dibatalkan.

Atas kasus ini, sebanyak 1.820 guru terancam saksi pidana dan diberhentikan dari jabatan. Kelalaian terjadi pada kaum yang seharusnya memberikan contoh baik dan jujur kepada siswa. Mereka justru berlaku curang.

Kasus ini terungkap saat Badan Kepegawaian Negara Provinsi Riau menemukan kasus pemalsuan karya ilmiah berikut sertifikat penetapan angka kredit. Guru berupaya naik golongan dari 4-A menjadi 4-B.

Di Pekanbaru, tercatat 512 guru pemalsu karya ilmiah. Sedangkan di Kampar tercatat 362 kasus dan di Kuantan Singingi sebanyak 302 kasus serupa. Begitu pula di Kepulauan Riau.

Kepala Badan Kepegawaian Negara Riau Dede Junaidy mengatakan, kecurangan ini melibatkan sindikat. Setiap guru diwajibkan membayar Rp 5 juta untuk memeroleh persyaratan kenaikan pangkat. Ia menduga tanda tangan Surat Keputusan Pengangkatan juga sudah dipalsukan.

Ribuan guru kini diwajibkan mengembalikan kenaikan gaji sebesar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Selain terancam diberhentikan dari pegawai, kasus pemalsuan akan dilaporkan ke pihak kepolisian sebagai tindak pidana.


Sumber
Metrotvnews. com

Read More......

“Masa kecil merupakan masa yang indah untuk dilukiskan”

“Masa kecil merupakan masa yang indah untuk dilukiskan”

Saya jadi teringat akan masa-masa indah itu, masa yang telah saya lewati lebih dari dua puluh tahun yang lalu, ketika saya masih seusia Sekolah Dasar (SD) di kampung ada kebiasaan bagi anak-anak seusia saya untuk belajar mencari tambahan untuk uang saku. Meski tidak banyak jumlahnya, namun dapat membantu uang jajan maupun sebagai tabungan pribadi. Untuk mencari tambahan uang saku tersebut, seusai sekolah dan mengganti baju saya langsung menuju pinggir sungai untuk menanti kedatangan para nelayan yang pulang dari mencari ikan di laut.

Kegiatan ini terus berulang-ulang dilakukan oleh anak-anak sampai mereka merasa sungkan dengan semakin beranjaknya usia mereka menjadi Anak Baru Gede (ABG). Di usia ABG inilah alang-alang itu dihentikan.

Ya.....alang- alang lah yang menjadi salah satu kegiatan favarit saya dan teman-teman lain seusia saya untuk mencari tambahan uang saku itu. Alang-alang yang ingin saya tulisakan di sini bukanlah sejenis tanaman kelas rumput-rumputan melainkan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh anak-anak seusia saya semasa kecil dan memang sering dilakukan oleh anak-anak di kampung nelayan, pesisir Jawa bagian pantai utara.

Alang-alang merupakan suatu kegiatan semacam meminta sedekah atau sisa-sia ikan hasil tangkapan para nelayan. Misalnya seorang nelayan mendapatkan hasil ikan tangkapan lima, sepuluh kilogram, maka biasanya mereka akan memberikan kepada saya satu, dua, atau tiga ekor ikan. Hal ini tergantung dari banyak sedikitnya tangkapan para nelayan. Bila seorang nelayan mendapatkan jumlah tangkapan yang relatif banyak, meka mereka pun tak segan memberikan alang-alang kepada anak-anak yang memintanya juga cenderung banyak. Hasil alang-alang ini kemudian saya kumpulkan dari nelayan satu ke nelayan lain sehinggga terkadang hasilnya mengalahkan hasil tangkapan nelayan itu sendiri.

Saya melihat tingkat kesederhanaan para nelayan dalam memberikan sedekahnya, memberikan sebagaian dari hasil tangkapannya sebagai oleh-oleh bagi anak-anak seusia SD. Pernah sauatu ketika saya “alang-alang” meskipun hanya mendapatkan hasil tangkapan ikan cuma sedikt. Mereka tetap menyisihkan hasilnya suatu kesederhanaan para nelayan yang selalu membagi-bagikan hasil tangkapannya

Bagi saya, alang-alang akan saya lakukan sampai umur sepuluh tahun. Setelahnya saya tidak akan melakukannya lagi. Anggapan saya kala itu bahwa alang-alang bukanlah kegiatan yang wajib dilakukan bagi anak-anak melainkan salah satu kegiatan yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan. Tidak ada salahnya.

Alang-alang yang terkumpul ini kemudian saya jual kepada seorang tengkulak, bakul (pedagang ikan), atau suplier ikan yang akan menjualnya ke pasar-pasar atau menyetorkannya ke pabrik-pabrik. Kebetulan ibu saya juga seorang suplier ikan, jadi saya bisa langsung menjualnya pada beliau.

Ada kalanya seorang anak berpikiran apa yang diberikan oleh orang tuanya masih belum cukup. Biasanya ketika menjual ikan ke seorang tengkulak nantinya ketika hari raya akan mendapatkan hadiah sepotong baju yang bisa digunakan untuk lebaran. Saya merasa khilaf saat itu, saya tidak menjual semua ikan yang saya dapat ke ibu melainkan saya bagi untuk saya jual ke tengkulak lainnya. Harapannya, hari raya nanti saya akan mendapatkan dua potong baju baju. Satu baju dari ibuku dan satu baju lainnya dari tengkulak lain.

Hari raya yang saya nantikan pun tiba, semua teman-teman yang menjual hasil alang-alangnya ke seorang tengkulak itu mendapatkan hadiah yang ia nantikan, sepotong baju baru yang akan digunakan pada hari raya. Satu per satu teman-temanku dipanggil oleh seorang tengkulak untuk mendapatkan jatahnya. Saya dengan sabar menunggu panggilan itu, sampai semua teman-temanku selesai dipanggilnya. Kini tiba giliranku, sang tengkulak mendatangiku dan membisikkan suaranya dengan pelan di telingaku “Sis, kamu belum mendapatkan jatah baju. Toh ibumu juga seorang penjual ikan, dia akan membelikan baju baru lebaranmu”.

Seorang anak seusia saya tentunya tidak menerima keputusan itu, tapi bagaimanapun juga sang tengkulak ada benarnya. Di satu sisi dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membelikan satu potong baju baru kepada pelanggan barunya dan di sisi lain dia telah menunjukkan jalan bagiku bahwa orang tualah sebenarnya yang akan membalikan baju baru itu meskipun saya dengan setengah hati menjadi pelanggan beliau, sebagai penyuplai ikan hasil alang-alangku. Maafkan saya Ibu (*)

Salam
Sismanto
"jadilah guru diri sendiri,sebelum menjadi guru orang lain"
http://mkpd.wordpress.com

Read More......

Dari Setback Menjadi Stepback

Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan jika kita terjebak, maka cara pandang sebagai korbanlah yang mendominasi pikiran dan perasaan kita. Dunia seperti mau kiamat!

Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak karuan, tubuh serasa letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan di tempat, hilang akal, tak tahu harus bagaimana, dan sebagainya. Itu baru sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah setback.

Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan. Kita merasa seperti orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya. Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada yang lebih menderita dari diri kita. Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!

Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?

Prens, ketahuilah satu hal:

"Makna Hidup Adalah Transisi"

Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi, adalah bagian dari "proses normal" dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak normal" karena kita sedang menggunakan "kacamata minus". Padahal, mata-hati yang sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik yang dianugerahkan- Nya kepada dirimu.

Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi semua setback sebagai stepback? Bagaimana meyakini sebuah kemunduran sebagai bagian dari kemajuan?

RUMUS DASAR

1. Perbanyak koleksi kacamata.

Belajarlah lebih banyak. Setback adalah tanda terpenting bagimu untuk melanjutkan pelajaran, meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian. Setback adalah alasan paling sah dan paling valid untuk mendudukkan diri kembali ke bangku sekolah kehidupan.

Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana mengantuk adalah alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan paling benar untuk menggaruk. Sebagaimana JATUH adalah alasan terbaik untuk BANGUN.

2. Mulailah meyakini ini:

"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."

Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% : 51%, silahkan saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah sikap > fakta. Harus selalu begitu. Sebab jika tidak, apapun yang engkau perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua hukum matematis alam semesta.

Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan sebuah wejangan dari orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat yang dikau kenal. 100%, mereka bicara tentang ini.

TEKNIK

Ada banyak Prens, ini beberapa.

1. Perbaiki bahasa jiwamu saat ia bersenandung tentang dunia.

"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."

"Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan dengan menjadi hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan finalisasi seperti itu.

Yang benar adalah "sedang". Maka, ia tak lagi menjadi permanen, ia hanya sementara.

"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban."

Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini diciptakan untukmu. Dikaulah raja di dunia. Tunjukkan cerminan ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah wakil-Nya di sini bukan? Itu sebabnya statusmu adalah Khalifah.

"Dunia seperti mau kiamat!"

Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk menentukan kapan kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah ungkapan dari bangkitnya kekuatan besar dalam dirimu. Sayangnya, ia telah tergoda nafsu amarah hingga ingin menjadi lebih besar dari Tuhan. Bukan begitu caranya membangkitkan raksasa. Sehebat apapun dirimu, tak akan bisa engkau menciptakan kiamat.

Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu. Jangan jadi wasit, jadilah pemain yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha Kuasa, sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih buruk dari setback pun, adalah terlalu kecil bagi-Nya. Terimalah dulu. Pasrahkan dirimu di dalam skenario-Nya.

"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"

Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu neraka?

2. Sadarilah makna kehidupanmu. Hidupmu adalah transisi, bukan sesuatu yang statis dan tidak dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa dirimu sedang tak kemana-mana. Engkau sedang berjalan, dengan perjalanan jiwa. Engkau tetap melangkah, dengan hati yang tak boleh menjadi batu.

Transisi itu begini.

Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin mempertahankan ketinggianmu sekalipun dikau harus melayang di atas tanah?

Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin mempertahankan ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga terpaku mati di situ?

Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya perjalananmu. Menarilah dengan iramanya.

Itu namanya membumi.

3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus mengambil ancang-ancang terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus mundur dulu satu atau dua langkah. Bahkan sering, dikau juga harus menekuk sedikit penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas dalam, memiringkan badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah tulang. Itu semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.

Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum alam yang disebut gravitasi. Hanya dalam hal khusus engkau bisa menafikannya. Tak perlu arogan dengan merasa seperti hidup di awang-awang, hingga begitu yakin tak perlu takluk pada hukum gravitasi.

Apa yang terjadi adalah hukum alam. Itu sebabnya, apa yang engkau rasakan kini sebagai setback, adalah alami. Maka jadikanlah kata sifat itu menjadi kata kerja, "alami" saja. Jalani saja, dengan fisik diam dan jiwa tetap bertualang.

Dunia fisikmu sedang perlu beristirahat, sebab jiwamu sedang haus. Reguklah dulu air kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan yang murni. Mata airnya, mengucur deras di dalam dirimu sendiri.

4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan Dia mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu peran, melainkan mengangkatmu juga sebagai sutradara.

Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di bangku penonton, dan nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan melihat keseluruhan naskah dari skenario. Maka temukanlah, bahwa apa yang sedang terjadi, hanya sebuah babak dari indahya seluruh cerita.

Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan senyum dan tawa. Dan itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini, beberapa tahun dari sekarang.

5. Jangan jadi serigala.

Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia sangat menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali ini, ia mau mencoba kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.

Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!

Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.

Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!

Ia kelelahan, lalu berdengus,

"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggurasem dan sepat!"

Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya,"Sour Grape Syndrome".

Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba lagi. Dan kali ini, buang matematikamu. Kembalilah ke keyakinan. Sebab ia lebih powerful dari kalkulator manapun. Maka tak akan berarti bagimu, apakah dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.

Selagi engkau yakin dan tak mau menyerah kalah, maka engkau tak akan pernah gagal. Sebab gagal hanya ada jika engkau berhenti.

Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga? Dan ke-Maha-an-Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang paling tepat; ketika ia di puncak kesegarannya dan engkau selalu berada di bawahnya. Tak akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali dikau sendiri. Jika engkau tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.

Isn't that a perfect timing?

Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin "mengijon". Itulah yang membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala sesuatu ada waktunya. Dan Dia lebih tahu tentang apa yang baik bagimu.

Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.

6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai dunia. Setelah dikau merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari yang baru, lalu terbanglah kemana engkau suka.

Saat dikau berhasil menggeser setback menjadi stepback, mulailah lagi perjalananmu dengan seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang telah segar dan bebas penat.

Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?

"Well comeback!"

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc

Read More......

Pemkab dan Pemko Dimbau Berikan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri

Gubsu Syamsul Arifin mengimbau bupati dan walikota
se-Sumut memberikan beasiswa kuliah di sejumlah perguruan tinggi terkemuka
di luar negeri dari APBD masing-masing kepada minimal tiga orang siswa
berprestasi untuk tiap kabupaten dan kota.

Jika ini dapat dilakukan, setidaknya ada 99 orang generasi muda berprestasi
yang dapat disemai menjadi kader-kader bangsa yang memiliki sumberdaya
manusia (SDM) handal masa depan, yang diatur sedemikian rupa dengan baik
secara berkesinambungan, ujar Gubsu pada acara sambung rasa di SMAN 2 Plus
Sipirok, Tapsel, Rabu (10/2).

Sebagaimana yang diterapkan oleh beberapa negara seperti Malaysia, India,
Taiwan, dan RRC, lanjut Gubsu, melalui beasiswa ke perguruan tinggi
terkemuka dunia ini maka masing-masing kabupaten dan kota akan memperoleh
SDM unggulan karena para penerima beasiswa sebelumnya diikat dengan
perjanjian harus mengabdikan diri di daerahnya setelah tamat kuliah dari
luar negeri.

Oleh sebab itu, selain terus melanjutkan program yang telah ada seperti
pemberian beasiswa ke sepuluh perguruan tinggi ternama se-Indonesia termasuk
ke USU selama ini, Pemkab dan Pemko hendaklah menyediakan beasiswa kuliah ke
luar negeri minimal untuk tiga siswa berprestasi luar biasa dari
masing-masing kabupaten dan kota, ujarnya.

Hadir bersama Gubsu, Bupati dan Wakil Bupati Tapsel Ongku P Hasibuan dan
Rapolo Siregar, Kadis Pendidikan Sumut Bahrumsjah, Kepala Bappeda Sumut
Riadil A Lubis, Kadis Kominfo Sumut Eddy Syofian, Kepala BKD Sumut Arsyad
Lubis, Kepala Biro Binsos Hasbullah Lubis, Kepala Biro Umum Rajali, dan
tokoh masyarakat asal Tapsel Panusunan Pasaribu.

Rombongan diterima Ketua Yayasan Marsipature Hutana Be (MHB) Yuriandi
Siregar, putra mantan Gubsu Alm Raja Inal Siregar dan Kepala SMAN 2 Plus
Sipirok Marwan Harahap.

Gubsu mengaku tertarik datang ke SMAN 2 Plus Sipirok yang diprakarsai mantan
Gubsu Alm Raja Inal Siregar yang dikenalnya memiliki visi sangat luas antara
lain komitmen dalam membangun Sumut harus dengan peningkatan SDM-nya.

Saya kagum kepada Bapak Alm H Raja Inal Siregar karena beliau tidak ingin
hanya hanya dia sendiri yang pintar melainkan generasi muda harus juga
pintar dan ini dibuktikannya dengan komitmen membangun kampung halamannya
sekaligus menggerakkan seluruh potensi untuk peduli kampung halaman
masing-masing sehingga putra-putri daerah bisa terus berkembang, ujarnya.

Dengan komitmen dan konsep yang dikenal sebagai Gerakan Pembangunan Desa
Terpadu Marsipature Hutana Be (GPDT-MHB) yang patut dibanggakan ini telah
banyak berhasil berbagai program diantaranya berdiri sejumlah sekolah
unggulan berkualitas di Sumut termasuk SMAN 2 Plus Sipirok. Ini sangat
membanggakan dan warisan ini perlu terus dilestarikan. Saya mendukung
sekolah-sekolah unggulan ini, ujar Gubsu.

Gubsu juga memberikan apresiasi terhadap SMAN 2 Plus Sipirok yang sejak
tahun 2003 ditetapkan oleh pemerintah sebagai sekolah rintisan bertaraf
internasional dari 100 sekolah di Indonesia sehingga kewajiban semua pihak
secara bersama terutama Pemkab dan Pemko di wilayah Tapanuli Bagian Selatan
agar menjadikan sekolah ini semakin berkualitas dan eksis.



Sumber
MEDAN (EKSPOSnews)
Read More......

Goelali Children's Film Festival is Back

Goelali Children's Film Festival adalah sebuah festival film berskala
internasional untuk anak-anak dan remaja berumur 3-16 tahun. Goelali
bertujuan untuk mengenalkan anak-anak lebih jauh pada dunia perfilman
dengan cara yang asyik & menyenangkan.

Goelali bukan hanya memutarkan film-film saja tetapi juga melibatkan
anak-anak dalam beragam kegiatan yang memacu kreativitas.
Memasuki tahun ke-2nya, Goelali hadir lebih dekat.
Goelali mengunjungi sekolah-sekolah dan melaksanakan
banyak program khusus pre-event sejak bulan Januari 2010.

Di bulan Februari kemarin, Goelali bersama Putri Suhendro, Kak Agus DS,
dan Sheila Wee (pendongeng dari Singapura) telah mengunjungi 7 sekolah
untuk melakukan pemutaran film, storytelling, dan workshop animasi dasar.

Kami mengajak oom, tante, kakak, adik, dan teman-teman semua untuk bergabung
dalam Goelali Festival. Semua anggota keluarga bisa ikut serta dan tentunya
semua yang hadir tidak dipungut biaya apapun.
Untuk keterangan lebih lengkap, kami lampirkan Newsletter Goelali edisi
Maret 2010.

Have an awesome, splendid month of March and remember to book
your calender dates for 12-20th June 2010 Goelali Children's Film Festival
at Miniapolis, Plaza Indonesia!

Goelali Children's Film Festival, let's share our stories :)

Segera bergabung dan dapatkan info-info terbaru dari Goelali!
Facebook : http://www.facebook.com/goelali
Twitter : http://twitter.com/goelalifest


Read More......

MOM: Memperhatikan, Bukan Sekadar Melihat

"Perhatikan sekeliling Anda dengan seksama."
-- Anonim

ANDA sudah menonton film Bangkok Dangerous? Bintang Nicolas Cage bermain
dalam film aksi yang dibuat pada 2008 itu. Film yang merupakan remake dari
film Hongkong ini menggali kisah sisi manusiawi seorang pembunuh bayaran.
Syahdan Cage memainkan peran sebagai Joe, pembunuh bayaran berdarah dingin.
Satu tugasnya membawanya pergi ke Bangkok, Thailand.

Di kota Tuk-tuk, dia menyewa Kong, seorang pencopet jalanan. Tak banyak
perintah buat si tukang copet itu. Waspadalah, waspadalah. Begitu ujar si
Joe. Persis seperti kata Bang Napi. Dia harus awas. Dan perhatikan keadaan
sekitar. Semua benda yang berada disekitarnya dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan petunjuk. Joe memberi contoh. Dia memberi tahu Kong tentang aksi
lelaki berbaju merah yang membuntutinya. Padahal dia mengetahui hal itu
hanya dengan melihat spion sebuah sepeda motor yang diparkir tak jauh dari
mereka.

Perhatikan. Itulah kata kuncinya. Bukan sekadar melihat. Untuk memperhatikan
jelas harus dilakukan dengan melihat. Namun 'memperhatikan' sesungguhnya
mengandung makna yang jauh. Yakni melihat dengan cermat atau memperhatikan
se­gala sesuatu dengan tepat. Ditambah penekanan 'de­ngan seksama', yang
berarti memperhatikan dengan serius. Dalam banyak hal dalam kehidupan
sehari-hari, kita memang dituntut untuk memperhatikan keadaan sekitar dengan
baik. Apakah itu di lingkungan kantor, rumah, ataupun tempat lainnya.

Ambil contoh misalnya, Anda hapal berapa jumlah tukang tambal ban yang
berada di jalan yang Anda lewati tiap harinya dari rumah menuju kantor dan
sebaliknya? Baik disisi kanan, maupun disisi kiri. Kalau Anda tidak hapal
jumlah dan berada dilokasi mana saja, dapat dimaklumi. Tetapi seandainya
Anda mengalami kempes atau bocor ban, apakah Anda dapat mengingat dimana
tukang tambal ban terdekat? Hal ini menjadi penting ketika faktor efisiensi
waktu, lebih-lebih soal keamanan, menjadi hal yang sangat utama.

Anda yang tinggal di Jakarta, mungkin sudah sering melewati terowongan Jalan
Casablanca. Berapa kali di pagi atau malam hari selepas kerja, terlihat
beberapa motor dan mobil mengalami kempes atau bocor ban. Seorang kawan
mengalami bocor ban motor. Apakah bocornya ban karena ulah penebar ranjau
paku atau bukan, tetap saja ban motornya harus diperbaiki. Sebenarnya ia
seorang biker, hampir tiap hari melewati jalan tersebut. Aneh sekali bila
dia tidak ngeh dimana tukang tambal ban terdekat. Nah, ditambah
keengganannya untuk bertanya, membuat ia harus mendorong motornya sejauh
kira-kira ratusan meter. Padahal andai saja dia bertanya, tukang tambal ban
terdekat berada tak jauh. Bukan hanya tenaga yang banyak terbuang, waktu pun
banyak tersita.

Dengan memperhatikan situasi sekitar, kita juga akan mengetahui apa yang
harus dilakukan. Anda tentu tidak dituntut untuk mengetahui atau menghapal
segala sesuatunya. Tetapi, minimal Anda mengetahui untuk melakukan apa yang
seharusnya dilakukan bila situasi dan kondisi mengharuskan hal itu. Apalagi
ditambah saat ini dengan kemajuan teknologi. Segala sesuatunya menjadi lebih
mudah.

Seorang kawan yang tengah bekerja dikantor mendapat laporan dari pengasuhnya
bila anaknya mengalami luka parah di dahinya ketika sedang bermain. Maka
tindakan pertama yang dilakukannya adalah menelpon tetangga sebelah untuk
meminta tolong membawakan anaknya ke rumah sakit terdekat untuk segera
ditangani. Bisa dibayangkan bila ia tak menyimpan nomor telepon tetangganya.
Padahal kecepatan waktu disini sangat penting.

Itulah mengapa pentingnya Anda memperhatikan keadaan sekitar. Tak hanya
melihat saja. Oh ya, omong-omong, Anda hapal nomor telepon Ketua RT setempat
dimana Anda tinggal?


Memperhatikan, Bukan Sekadar Melihat
Oleh: Sonny Wibisono *

Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media
Komputindo, 2009

Read More......

TRANSMISI POSISI: KONTEKS DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

Konteks filosofis
Filsafat empiris di mana posisi transmisi berakar dapat ditelusuri kembali ke Yunani kuno, tapi orientasi filosofis ini tidak menjadi terkenal sampai itu sebelumnya oleh filsuf seperti Francis Bacon dan John Lock. Posisi transmisi dapat dikaitkan dengan filsafat analitik.

Francis Bacon
Dalam pandangan Bacon ilmiah harus menjadi metode utama memperoleh pengetahuan baru. Induksi, berpikir induktif harus juga mencakup metode klasifikasi dan cara-cara untuk validitas hipotesis. Bacon ide tentang pendidikan dan psikologi behavioris diantisipasi. Sebagai Durant [1961] menyatakan,: dalam psikologi bacon hampir merupakan "Behavioris" : Dia menuntut studi yang ketat sebab dan akibat tindakan manusia dan keinginan untuk menghilangkan kata "kebetulan" dari kosakata ilmu pengetahuan. Visi bacon studi ilmiah manusia digenapi dalam abad kedua puluh oleh BF Skinner dan perilaku seperti skinner Bacon berpendapat bahwa semua perilaku manusia dapat dipahami dalam istilah sebab dan akibat.

John Locke
Locke [1889] berlaku konsep konsep pikiran sebagai tabula rasa untuk belajar dan mengajar di beberapa pemikiran tentang pendidikan, di mana ia menyatakan bahwa sensasi muncul pertama dan diikuti oleh ide-ide datang ke pikiran; ide menimbulkan tindakan; tindakan yang mengakibatkan untuk kebiasaan; kebiasaan membentuk karakter seseorang. dengan kata lain, pendidikan pada dasarnya adalah proses pembentukan kebiasaan.
Pandangan Locke tentang pendidikan sebagai pembentukan kebiasaan kongruen dengan paradigma atomistik bahwa ia melihat pembentukan kebiasaan sebagai menyatukan komponen perilaku kecil. Pendapat-Nya, bahwa untuk mengembangkan kebiasaan siswa guru harus fokus pada pengulangan dan latihan, pendidikan Thorndike mengantisipasi psikologi yang menekankan prinsip latihan berulang dan konsep penggunaan dan tidak digunakannya.

Filsafat analitik / Logical atomisme
Filsafat analitik sebagai "semacam analisis filosofis yang keluar oleh dekomposisi satu demi satu apa pun subjek yang kompleks ke dalam komponen utama secara logis.
Premis fundamental dalam filsafat analitik adalah bahwa ia meninggalkan pertanyaan-pertanya an metafisis dan menjadi pelayan ilmu pengetahuan. Wittgenstein, "kadarnya orang tidak dapat berbicara, orang harus diam”.

Sekali lagi kita ditinggalkan dengan dua pernyataan Wittgenstein: Setiap fakta yang dapat terjadi atau tidak terjadi, dan hal-hal lain tetap sama "dan" kadarnya orang tidak dapat berbicara, oleh karena itu orang harus diam "

Dalam pandangan empiris, upaya untuk berteori [mensintesis] tidak boleh dilakukan sampai unsur-unsur dasar dari suatu masalah yang telah diidentifikasi dan dianalisis .. filsafat harus menggunakan metode ilmiah sebagai model untuk menyerang masalah-masalah tertentu pada dasar kecil-kecilan; melalui analisis seperti kecil, keuntungan kumulatif dibuat. Tinju filsafat analitik upaya untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanya an yang patut mengejar. Setelah pertanyaan yang sesuai telah diidentifikasi, ilmu pengetahuan kemudian mengambil alih untuk mengkonfirmasi pernyataan apakah benar atau salah. Dasar untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanya an yang tepat dalam filsafat analitis disebut "teori Pemastian makna" [penggunaan metode ini verifikasi pernyataan pada dasar empiris adalah alasan bahwa filsafat analitik juga telah disebut empirisme ilmiah.

Karena pandangan dunia filsuf analitik terdiri dari segmen-segmen yang terisolasi mungkin atau mungkin tidak berkaitan satu sama lain, para filsuf ini berfokus pada ilmu pengetahuan, pengamatan, kesimpulan, kejernihan dan ketepatan; seni, keindahan etnis, dan spiritualitas adalah terpisah dan tidak berhubungan alam.

Pendukung gerakan ini kurikulum untuk mengurangi unsur dasar. [Misalnya tiga Rs], masing-masing yang diajarkan secara terpisah. Tentu saja, ada untaian yang berbeda. Pemikiran di dalam gerakan-gerakan kembali ke dasar, tetapi pada umumnya itu konsisten dengan posisi transmisi yang memecah kurikulum menjadi segmen-segmen kecil yang tidak berhubungan dan terputus dari dimensi afektif dan spiritual kehidupan.

Konteks psikologi
Di bidang psikologi, akar dari posisi transmisi dapat ditemukan dalam karya Thorndike dan lebih baru-baru ini, dalam karya BF Skinner, keduanya mengembangkan perilaku orientasi untuk belajar. Thorndike [1911] menyatakan bahwa jembatan antara stimulus dan respon adalah sinapsis di dalam otak.

Meskipun Thorndike dilihat orang sebagai dasarnya makhluk pasif yang hanya menanggapi situasi [rangsangan] , dia mengakui bahwa tanggapan tersebut tidak seragam di semua situasi. Namun, dalam analisis akhir, Thorndike belajar mengurangi mekanisme fisiologis. Menurut Thorndike [1912], "The fisiologis dasar untuk pendidikan adalah modifiability sinaps antara neuron".

Pemecahan masalah untuk melibatkan s Thorndike trial and error: "Seseorang yang umum Tujuannya adalah untuk memecahkan teka-teki mekanis dapat mencapai solusi atas, atau sebagian dari itu., Dalam perjalanan acak meraba-raba, mungkin memukul atasnya dalam waktu cepat pengadilan, dan kemajuan dalam belajar. Semua dengan sedikit bantuan dari ide-ide tentang teka-teki atau gerakan sendiri.

Pemecahan masalah dicirikan oleh penilaian rasional alternatif. Thorndike melihat pemecahan masalah sebagai proses meraba-raba acak oleh orang-orang yang, karena mereka pasif oleh alam, dapat memecahkan masalah hanya melalui trial and error.

Thorndike berpendapat bahwa "Pengajaran adalah susunan situasi yang akan menyebabkan obligasi diinginkan dan membuat mereka memuaskan. "Definisi ini mirip dengan Skinner's" definisi pengajaran sebagai susunan kemungkinan di mana siswa belajar "Dalam pandangan Thorndike maka guru adalah penentu aktif lingkungan belajar dan siswa adalah penerima pasif.
Bahkan jika orang setuju bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan siswa diinginkan tanggapan. Hal ini masih untuk menentukan kriteria apa yang harus digunakan dalam memilih respon yang sesuai.

Franklin Bobbitt
Bobbitt dipengaruhi oleh Thorndike tidak hanya dalam keyakinannya bahwa pendidikan harus fokus pada menghasilkan tanggapan desirables diperkuat melalui penggunaan. Konsepsi kurikulum Nya adalah bahwa hal itu mencerminkan konteks sosial; Dengan kata lain, kurikulum sekolah adalah cermin masyarakat. Ada sedikit ruang dalam skema Bobbitt analisis kritis masyarakat atau untuk sekolah untuk mempromosikan perubahan sosial. Status qua diterima.

B. F. Skinner
Pendidikan dalam pandangan Skinner, adalah masalah memilih dan menggunakan teknik penguatan; mengajar adalah "Susunan kemungkinan penguatan di mana siswa belajar". Dengan mengatur memperkuat dengan cara tertentu, guru-guru dapat meningkatkan perilaku keinginan tertentu. Skinner membedakan antara negatif dan memperkuat yang positif.
Skinner menyarankan bahwa siswa tugas belajar mulai dihargai dengan segera.
Skinner membedakan antara dua tipe intermiten penguatan; rasio penguatan penguatan dan interval. Dalam rasio penguatan, yang memperkuat diberikan setelah sejumlah respon, sedangkan bala bantuan adalah yang interval yang dikelola pada interval waktu tertentu.

Penutup comments
Pandangan dunia yang atomistik di mana posisi transmisi berakar telah membuat kontribusi signifikan untuk budaya kita. Filsuf analitik, fokus pada logis, tepat penggunaan bahasa memiliki kekuatan pemikir dalam setiap disiplin untuk menentukan istilah mereka lebih tepatnya. Para behavioris menekankan pada kekhususan juga telah berkontribusi untuk jelas dan artikulasi yang lebih tepat sasaran. sebagai hasil dari upaya-upaya ini untuk mendefinisikan hal-hal yang jelas, orang dapat berkomunikasi dengan lebih mudah.

Empirisme telah memiliki pengaruh positif. Pengetahuan ilmiah kita, tentu saja, telah berkembang pesat melalui penggunaan metode empiris. Juga, empirisme telah menimbulkan sikap skeptis yang sehat, yang mencerminkan dia pengaruh para filsuf seperti Bacon dan Locke, yang adalah bagian dari sebuah gerakan yang mendorong orang untuk mempertanyakan asumsi-asumsi dan belum teruji tertanam dogma.

Dalam bidang ekonomi, kebebasan individu untuk membeli dan menjual barang dalam pasar terbuka ini, pada pandangan pertama, visi yang menarik; masalah perencanaan terpusat di negara-negara komunis terkenal. Namun, kami juga sangat menyadari hal ini tidak diatur ekses kapitalisme. Hari ini, kami lingkungan rapuh, terluka oleh industri lebih kornet dengan keuntungan daripada ekologi.

Posisi yang atomistik telah membuatnya menjadi lebih mudah bagi manusia, termasuk pengusaha, untuk kehidupan kotakkan menjadi segmen-segmen yang tidak ada kaitannya. Ketika bekerja, filsuf analitik berfokus pada analisis dan verifikasi; Namun, pekerjaan ini tidak berhubungan dengan kehidupan pribadi filsuf. Filsuf nilai-nilai, spiritualitas, dan estetika rasa tidak masuk ke dalam dunia yang terdefinisi dengan baik filsafat analitik, hanya sebagai suatu perspektif ekologis jauh ke industrialis.

Para behavioris, seperti filsuf analitik, cenderung bekerja di dunia tersegmentasi, di mana behavioris murni terputus kesadaran batin dari perilaku dan hanya tertarik pada dunia luar. Perhatian dari behavioris adalah untuk dapat menggambarkan dan memprediksi perilaku; dunia internal pikiran dan gambar yang dianggap tidak relevan. Pemisahan dalam psikologi perilaku antara pribadi dan pekerjaan profesional filsuf analitik.





DAFTAR PUSTAKA

John P. Miller and Wayne. Seller. 1985. Curriculum Perspective and Practice. Amerika.

Read More......

KOMPONEN PERENCANAAN IMPLEMENTASI KURIKULUM

Terdapat tujuh komponen utama dari sebuah rencana implementasi yaitu :

1. Kajian Terhadap Program Baru
2. Identifikasi Sumber Daya
3. Definisi Peran
4. Pengembangan Profesional
5. Jadwal
6. Sistem Komunikasi
7. Monitoring Implementasi


Penjelasan:


1. Kajian Terhadap Program Baru

Perencanaan implementasi memerlukan kajian tentang program baru untuk mengetahui sumber-sumber yang memungkinkan serta hambatannya. Kajian ini dapat berlangsung di tingkat kabupaten dan dilakukan oleh panitia perencana program, atau dapat berlangsung di tingkat sekolah. Salah satu faktor yang memerlukan pertimbangan awal adalah apakah program berasal dari internal atau eksternal sistem.

Perubahan yang berasal dari dalam perlu diidentifikasi untuk merevisi program. Dalam situasi ini, perubahan tersebut cenderung lebih diterima, karena merupakan tanggapan terhadap kebutuhan yang diidentifikasi oleh guru di dalam sistem tersebut. Pelaksanaan perubahan seperti ini, yang akan diantisipasi oleh staf, bisa mengurangi jumlah kegiatan implementasi awal. Ketika sebuah perubahan yang dipaksakan dari sumber eksternal, akan muncul perbedaan. Penerbitan pedoman kurikulum baru oleh departemen pendidikan tingkat provinsi memerlukan studi awal untuk menentukan perubahan implikasinya pada sistem lokal. Sebuah rencana implementasi harus mengidentifikasi siapa yang akan menerjemahkan pedoman tersebut dalam praktek di kelas. Hal ini juga diperlukan untuk menentukan perbedaan antara praktek-praktek yang sedang berlangsung di sekolah dan praktik yang diberikan oleh pedoman baru.

Hal ini diperlukan menguji program baru untuk mengidentifikasi dampak spesifik yang harus diantisipasi. Perlunya perubahan, yang dirasakan oleh para guru, konsultan, dan kepala sekolah, akan menentukan tingkat komitmen terhadap pelaksanaan kegiatan. Strategi harus dikembangkan untuk memperoleh pandangan setiap pribadi yang akan terlibat dalam perubahan, untuk memastikan bahwa rencana implementasi menjadi gambaran dari kondisi nyata warga sekolah.

Kajian tentang program baru juga harus mengidentifikasi pengaruh potensial pada keyakinan guru, metodologi, dan sumber daya. Analisis semacam ini difasilitasi jika tujuan dari inovasi secara jelas dinyatakan. Staf sekolah dapat didorong untuk mempelajari dasar pemikiran program yang baru dan membahas persepsi mereka tentang metodologi apa yang harus digunakan dan sumber daya apa yang akan dibutuhkan. Tujuan yang jelas memungkinkan untuk menguraikan dimensi perubahan dan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara praktek yang ada dan yang dituntut oleh program baru. Berdasarkan informasi ini, perencanaan berikutnya dapat dilaksanakan.

Hal ini perlu untuk mengukur perubahan, baik secara eksplisit maupun implisit yang akan dihasilkan sebuah inovasi. Jika program baru mengakibatkan banyak perubahan dalam apa yang akan diajarkan guru atau bagaimana mereka akan mengajar, perubahan besar dapat diantisipasi di sekolah dan lingkungan sosial, sedangkan program baru yang mirip dengan praktek yang ada sekarang hanya akan menghasilkan perubahan-perubahan kecil. Tingkat perubahan dapat bervariasi dari setiap sekolah. Setiap staf harus didorong untuk melakukan pengujian sendiri; pada waktu yang sama, komite pusat dapat mengambil informasi yang dihasilkan dari sekolah dan menggabungkannya ke dalam strategi untuk implementasi seluruh kabupaten.


2. Identifikasi Sumber Daya

Identifikasi sumber daya terdiri dari tiga bagian:
a. Sumber daya cetakan dan audiovisual (seperti buku teks, perangkat belajar)
b. Sumber daya manusia (konsultan)
c. Sumber daya keuangan.
Identifikasi itu mencakup kepastian ketersediaan dan mutu sumber.
Sebelum melaksanakan program baru di ruang kelas, guru harus diberi kesempatan untuk menguji sumber daya bahan ajar dan memberikan rekomendasi tentang kesesuaiannya. Hal ini menjamin bahwa guru telah mempelajari pelaksanaan sumber daya tersebut dalam program baru. Aktivitas ini tentu juga menekankan aplikasi ruang kelas yang sempurna dari program baru yang tidak diharapkan sebelum bahan itu tersedia.

3. Definisi Peran/Tugas

Deskripsi Peran/Tugas dapat membatu memastikan bahwa tugas-tugas penting tidak diabaikan. Meskipun guru merupakan pelaku utama dari program baru, namun peran kepala sekolah, konsultan dan pengawas sebagai pendukung bagi guru sama pentingnya. Kajian DESSI ini menunjukkan keberhasilan implementasi sangat tergantung pada program baru yang diberikan oleh kepala sekolah dan pengawas, misalnya alokasi anggaran. Kepala sekolah juga memperlihatkan dukungannya melalui penggunaan jadwal yang telah dibuat serta faktor organisasi lainnya.

Peran guru sebagai implementator adalah kompleks. Di dalam kelas, peran guru mungkin relatif stabil, seperti yang terjadi dalam pelaksanaan sebuah program pada posisi transmisi, atau dapat dikatakan guru lebih fleksibel, misalnya, dalam iklim interaktif transformasi kelas. Guru juga mendukung satu sama lain dalam pelaksanaan di luar kelas. Diskusi di antara mereka sendiri dan berbagi masalah umum memberikan dukungan psikologis kepada para guru ketika mereka mencoba menggunakan program baru. Untuk mencapai hal ini, guru perlu tahu baik apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang mereka harapkan dari yang lain selama pelaksanaan. Dengan jelas garis besar tanggung jawab semua orang yang terlibat dapat membantu dalam proses ini.


4. Pengembangan Profesi

Banyak kebutuhan pengembangan profesional para guru dari sebuah program baru akan menjadi jelas sebagai komponen sebelumnya perencanaan selesai. Orientasi program ini akan memberikan suatu indikasi dasar dari sifat pengembangan professional yang dibutuhkan.
Untuk program berorientasi transmision, kebutuhan pengembangan profesional dapat berpusat pada pengorganisasian isi kursus baru. Guru juga mungkin memerlukan bantuan dalam menggunakan sumber daya seperti buku pelajaran. Sebuah program yang berorientasi transaksi bisa menghasilkan kebutuhan untuk membantu guru belajar metodologi pengajaran baru. Dalam program berorientasi transformasi, fokus dari pengembangan profesional dapat membantu guru untuk memahami alasan program dan untuk memasukkan ke dalam keseluruhan program sekolah.
Beberapa karakteristik program pengembangan professional efektif telah diringkaskan oleh Burello dan Orbaught (1982).
1. Program pendidikan magang harus dirancang sehingga program ini dipadukan dan didukung oleh organisasi dimana mereka menjalankan fungsinya.
2. Program pendidikan magang harus dirancang untuk berbagai program kerjasama.
3. Program pendidikan magang haruslah didasarkan dalam kebutuhan partisipasi.
4. Program pendidikan magang ini haruslah responsive terhadap perubahan kebutuhan.
5. Program pendidikan magang haruslah mudah diakses.
6. Aktivitas magang harus dievaluasi sepanjang waktu dan sesuai dengan filosofi dan pendekatan yang ada.

Joyce, Hersh dan Mc Kibbon mengidentifikasikan lima komponen program pengembangan profesional.
1. Presentasi teori
2. Pemodelan atau demonstrasi
3. Praktek dalam kondisi yang disimulasi
4. Umpan balik terstruktur
5. Pembinaan Aplikasi

Model Pengembangan oleh Seller (1984) merumuskan 5 bagian proses pembinaan yaitu:
1. Analisis
2. Observasi 1
3. Perencanaan
4. Observasi 2
5. Umpan balik


5. Jadwal

Tujuan dari jadwal adalah membantu pengurutan kejadian dan memungkinkan alokasi waktu yang cukup untuk menyertai suatu tugas penting. Perencanaan dalam jadwal untuk implementasi membutuhkan analisis yang cermat dari program baru dan juga perlunya guru menerapkannya. Jadwal itu jauh lebih efektif bila dihasilkan diskusi bersama semua kelompok. Estimasi yang akurat tentang seberapa banyak aktivitas pengembangan profesi yang dibutuhkan dan periode waktu untuk setiap tahapan implementasi dapat lebih baik dengan dukungan guru-guru yang akan menggunakan program baru tersebut.

6. Sistem Komunikasi

Kunci keberhasilan implementasi adalah seringnya dibahas/didiskusika n program baru di antara para guru, kepala sekolah dan Tim Kurikulum. Sistem komunikasi yang terbaik akan membantu diskusi itu dengan memberikan informasi tentang program baru dan mencatat pembahasan yang dilakukan.
Sistem komunikasi dapat memberikan dukungan pada guru. Bantuan dari orang lain dapat dilakukan oleh kepala sekolah ketika seorang guru memerlukan bantuan. Melalui sistem komunikasi, profil tinggi tetap dipertahankan untuk program baru. Hal ini dapat memberikan dukungan psikologis bagi guru. Profil ini juga, diperkuat oleh sebuah program pengembangan profesional, dapat menekankan komitmen dewan sekolah untuk inovasi.
Perencanaan sistem komuniksi dimulai dengan identifikasi dari informasi yang dibutuhkan, siapa yang menggunakan informasi ini dan kapan dibutuhkan. Guru ini perlu mengetahui tentang aktivitas pengembangan profesional direncanakan, proses perubahan program yang telah ada dan kemajuan implementasi secara umum.
Kepala sekolah dan tim kurikulum perlu tahu tentang masalah yang dihadapi oleh guru dan kemajuan umum implementasi (pelaksanaan) .
Sistem komunikasi biasanya memiliki dua bagian. Satu bagian adalah sistem jalur formal untuk memastikan informasi penting antara guru dan komite pusat. Jalur tersebut membantu setiap orang untuk mengetahui siapa yang harus dihubungi untuk memperolem informasi tertentu. Yang lain, yang lebih penting, bagian dari sistem komunikasi yang melibatkan jaringan. Jaringan ini terdiri dari kelompok guru dan kepala sekolah dan / atau tim kurikulum yang secara teratur berbagi pengalaman, dari penggabungan pemecahan masalah setiap kelompok, serta peredaran informasi tentang pelaksanaan program baru.


7. Monitoring Implementasi

Tujuan monitoring adalah mendapatkan informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan dan penggunaan informasi untuk membantu dan mendukung usaha dari para guru.
Merencanakan implementasi meliputi pengambilan keputusan untuk menentukan apa yang harus dilakukan selama pelaksanaan dan informasi apa yang akan dikumpulkan.
Misalnya, menentukan apakah perubahan diperlukan dalam jadwal, informasi dibutuhkan tentang di tingkatan mana program baru diimplementasikan dalam ruang kelas. Demikian juga keputusan tentang perubahan dalam program baru dan juga kesamaan dalam perubahan yang terus menerus dilakukan. Untuk mengambil keputusan tentang aktivitas tersebut, maka perlu diketahui apa yang dibutuhkan oleh para guru.
Komponen monitoring dari rencana implementasi meliputi keputusan model terbaik yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program tertentu. Keputusan ini tentu mengarah pada informasi yang dibutuhkan untuk monitoring.


Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi ialah sebagai berikut:

A. Karakteristik inovasi atau revisi
1. Perlunya perubahan
2. Kejelasan, kompleksitas perubahan
3. Mutu dan ketersediaan bahan


B. Karakteristik di tingkat sistem sekolah
4. Riwayat usaha inovatif
5. Harapan dan pelatihan untuk kepala sekolah
6. Input guru dan pengembangan profesi
7. Dukungan komunitas dan yayasan
8. Waktu dan monitoring
9. Beban lebih

C. Karakteristik di tingkat sekolah
10. Tindakan kepala sekolah
11. Hubungan guru dan tindakan kepala sekolah

D. Faktor eksternal untuk sistem sekolah
12. Peranan Departemen Pendidikan dan lembaga pendidikan lainnya.

Kendala dasar lainnya dapat terjadi jika keahlian dan sumber yang tepat dan dibutuhkan tidak tersedia. Keahlian ini berhubungan dengan guru (seperti metodologi pengajaran yang baru) dan kepala sekolah (seperti keahlian kepemimpinan kurikulum). Pengembangan profesi dan perencanaan anggaran termasuk juga hal yang penting.

Ringkasnya, pembentukan rencana implementasi menuntut penyelidikan yang cermat terhadap inovasi yang diajukan serta beberapa aspek dari struktur organisasi yang ada, termasuk peran yang dimainkan oleh seseorang. Demikian juga bentuk akhir rencana, haruslah mengantisipasi permasalahan yang dialami.




DAFTAR PUSTAKA
Miller, J. P. & Seller, K. 1985. Curriculum Perspectives and Practice. New York : Longman




Read More......

Penyidik Bisa Dijerat Korupsi

Dugaan adanya permainan hukum yang dilakukan Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS) Bea Cukai Tanjung Perak pada kasus penyelundupan kayu
memancing akademisi, Emanuel Sujatmiko, dosen Fakultas Hukum
Universitas Airlangga (Unair), dan Nurul Hudi, dosen Fakultas Hukum
Universitas Hangtuah (UHT), untuk berkomentar. Menurut mereka jika
terbukti melakukan pelanggaran, maka PPNS harus ditindak sesuai
aturan-aturan profesi pegawai negeri dan hukum pidana.

Kejanggalan seperti tidak adanya SPDP, menurut Emanuel, sebagai
indikasi kuat adanya kasus itu dimainkan. Seharusnya, kata Emanuel,
ketika penyidik menemukan bukti-bukti yang memadai dan menetapkan
tersangka, maka harus berkoordinasi dengan kepolisian atau kejaksaan.
Kedua lembaga inilah nanti yang mempunyai wewenang memutuskan untuk
menahan tersangka atau tidak. “Seharusnya koordinasi. Karena PPNS tidak
punya wewenang untuk menahan,” ucapnya.

Nurul Hudi berpendapat jika PPNS pada akhirnya terbukti melakukan
deal-deal dengan pemilik kayu bermasalah, maka korps yang menaunginya
harus memberikan sanksi. Bahkan, PPNS juga bisa saja dikenakan pasal
korupsi, misalnya pasal penyuapan atau penyalahgunaan wewenang. “Kalau
dilarikan ke suap, maka ini bisa diproses melalui Undang-Undang Tindak
Pidana Korupsi,” kata Hudi.

Menurut Hudi, ketidakberesan kasus ini bisa saja sebagai dampak dari
banyaknya celah yang terdapat di dalam hukum acara pidana (KUHAP).
Saran Hudi, hukum acara pidana semestinya segera dibenahi. Pasal-pasal
ambigu yang mudah ditafsiri untuk meloloskan yang salah dari jeratan
hukum segera diubah. n

http://www.surabaya pagi.com/ index.php? p=detilberita& id=43716

Read More......

Kepala BC Perak Dilaporkan KPK Terkait Dugaan Mainkan Kasus Kayu Milik Ricky

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tanjung Perak,
Surabaya, Chairul Saleh, bakal dilaporkan ke Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dan Dirjen Bea Cukai. Ini dilakukan setelah terbongkarnya
sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus dugaan penyelundupan 9
kontainer kayu merbau milik pengusaha Ricky Gunawan. Belakangan,
keduanya disebut-sebut bersekongkol. Benarkah?

Gubernur Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jatim Santoso Tedja mengaku
pihaknya telah melakukan investigasi terhadap kasus kayu yang ditangani
Bea Cukai Tanjung Perak itu. Mengingat kejanggalan yang ditemukan
begitu jelas, pihaknya dalam waktu dekat ini akan melaporkan Chairul
Saleh ke Dirjen Bea Cukai dan KPK. ”Bukti-bukti sudah kita kumpulkan.
Tinggal melaporkan temuan ini ke Dirjen Bea Cukai dan KPK,” kata
Santoso, Selasa (23/2).

Diberitkan sebelumnya, dalam investigasi yang dilakukan Surabaya Pagi,
ditemukan kejanggalan- kejanggalan dalam penanganan kayu merbau sebanyak
107.9770 (1.254 Pieces) dan 83.0782 (1.254 pieces) yang akan dikirim ke
China tersebut. Pertama, kasus yang ditangani Bea Cukai Tanjung Perak
sejak 16 April 2009, tapi hingga kini tidak jelas. Malah diloloskan
setelah dipindah dari Terminal Petikemas Surabaya ke depo milik PT
Indra Jaya Swastika (IJS) di Jl Kali Anak, Surabaya.

Kedua, tidak ada Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang
dikirim ke Kejaksaan. Ketiga, adanya perbedaan pernyataan dari Kasi P2
Iwan K dan Kepala Bea Cukai Chairul Saleh. Kasi P2 menyatakan pihaknya
meloloskan kayu milik Ricky itu, dengan dalih berdasar pernyataan dari
Departemen Perdagangan (Depdag) yang menyatakan kayu Merbau boleh
diekspor. Sementara Kepala BC saat hearing dengan DPRD Jatim menyatakan
ada indikasi pidana, karena adanya ketidaksesuaian antara dokumen dan
barang.

Menanggapi hal itu, Santoso membenarkannya. Dia juga heran dengan
alasan yang diungkapkan Kasi P2. Ini semakin menguatkan dugaan adanya
permainan dengan modus dispensasi yang dikeluarkan Departemen
Perdagangan. “Pertanyaannya, apakah dispensasi itu bisa menghapuskan
pelanggaran terhadap UU Kepabeanan? Adanya ketidaksesuaian dokumen dan
barang itu sudah bentuk pelanggaran,” ungkapnya.

”Kasus ini yang semula dalam tahap penyelidikan seharusnya ditingkatkan
menjadi penyidikan,” tandas Pengurus Pemuda Pancila Jatim ini.

Santoso juga mempertanyakan terkait adanya keterangan dalam dokumen
Ricky, dimana kayu tersebut akan dipergunakan untuk insfraktruktur di
China. Yakni, pembangunan Jembatan Jiang Nan (Jiang Nan Bridge).
“Apakah sudah dilakukan peninjauan ke China, kayu Merbau milik Ricky
dipergunakan untuk jembatan? Berdasarkan informasi yang kami dapat,
pembangunan jembatan tersebut tidak ada bentuknya,” tandasnya.

Masih kata Santoso, dirinya mendapatkan informasi di China ada banyak
kayu Merbau yang masih dalam bentuk balokan atau gelondongan. Padahal,
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-DAG/PER/ 5/2008 tentang
ketentuan ekspor produk industri kehutanan, disebutkan kayu Merbau
balokan tidak boleh diekspor. “Berarti Bea Cukai kecolongan,” cetus
Santoso.

Saat ini pihaknya sudah menurunkan tim investigasi untuk mengungkap
permainan di Bea Cukai Tanjung Perak. Di sisi lain Santoso juga
melakukan upaya pengumpulan beberapa pengusaha di China sebagai sumber
informasi. “Kami akan mencatat setiap kedatangan kapal dari Indonesia
yang memuat kayu balokan,” tutur Santoso.

Dengan data yang telah dikumpulkan, lanjut Santoso, ada dugaan jika
aparat di Bea Cukai Tanjung Perak melakukan penyalahgunaan
wewenang.”Kalau itu memang adanya, Ini merupakan preseden buruk bagi
penegakan hukum di Bea Cukai. Mungkin juga sudah dimasuki mafia hokum,”
pungkasnya.

Pertanyakan LIRA

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Perak Choirul
Saleh menyatakan mempersilakan LIRA Jatim, jika akan melaporkan dirinya
ke Dirjen Bea Cukai atau KPK. “Itu hak dia, sah-sah saja,” ucap Choirul
Saleh dihubungi via ponselnya, tadi malam.

Ia mempertanyakan, apakah benar LIRA mengetahui betul permasalah kayu
Merbau milik Ricky Gunawan. “Selama ini kita tidak pernah
diklarifikasi. Jangan hanya sebatas pengamatan sepihak saja,” tutur
pejabat berkca mata ini.

Menurut dia, apa yang dilakukan pihaknya sudah sesuai prosedur. Sebab,
yang menentukan kayu tersebut boleh diekspor adalah Departemen
Perdagangan. “Yang jelas kami (Bea Cukai) dengan Departemen
Perdagangan, Sucofindo dan juga dihadiri Kejaksaan Negeri Tanjung Perak
telah melakukan pemeriksaan fisik terhadap kayu Merbau milik Ricky.
Hasilnya Departemen Perdagangan menyatakan tidak ditemukan adanya
pelanggaran,” papar dia.

Sayangnya Riky Gunawan masih belum bisa dikonfirmasi. Ketika dihubungi
melalui telepn selulernya, terdengar nada sambung tapi tak diangkat.
Namun, dalam kesempatan sebelumnya, dia mengakui jika kayunya sudah
lolos. “Yang lalu biarlah berlalu, antara saya dan Bea Cukai sudah
saling memaafkan. Saya sudah bisa ekspor. Jadi itu tidak perlu
diingat-ingat lagi” ucap Ricky (21/2). n

http://www.surabaya pagi.com/ index.php? p=detilberita& id=43717



Read More......

Anakmu Bukanlah Anakmu!

Anak bagi kita bisa bernilai macam-macam. Salah satunya adalah sebagai amanah atau investasi bagi kita, tidak hanya dunia tapi juga akhirat. Bila anak sebagai investasi dunia sudah jelas yakni diharapkan anak mampu menjadi penerus kita di dunia bila kelak kita sudah tidak lagi ada di dunia.

Selain itu, anak diharapkan menjadi sandaran hidup saat kita telah tua nanti. Agar hidup kita terjamin dan paling tidak, ada anak-anak kita yang mau mengurus saat kita tua nanti. Jangan sampai saat tua nanti, kita malah menjadi beban bagi mereka dan selanjutnya hidup kita berakhir dipanti jompo.

Dari itu, wajarlah bila kita selalu berharap agar anak kita kelak menjadi anak yang berhasil. Yang dimaksud berhasil disini adalah kita telah berhasil mengantarkan pendidikan dan kehidupan yang baik untuk mereka. Sehingga ia mampu mandiri dan hidup seperti apa yang dicita-citakannya. Paling tidak saat kita tua nanti, mereka tidak lagi menjadi beban pikiran kita.

Bagaimana dengan anak sebagai investasi akhirat? Dalam agama Islam diajarkan bahwa ada tiga amalan yang akan terus mengalir pahalanya walau pemiliknya telah tinggalkan dunia fana salah satunya adalah doa anak sholeh untuk kedua orangtuanya.

Ini bermakna bahwa orang tua diminta untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang sholeh yang kelak diharapkan akan terus mendoakan orang tuanya. Pesan dari ajaran tersebut adalah pesan tentang pendidikan, yakni pendidikan kepada anak, yang ganjarannya begitu menggiurkan karena pahalanya akan terus mengalir meski kita sudah meninggal.

Ada sebuah doa yang dikenal dengan nama `Doa Anak Sholeh' dan yang diajarkan oleh hampir semua orang tua muslim kepada anak-anak mereka dengan harapan agar anak-anak mereka mau mendoakan mereka dengan doa ini. Begini bunyinya " Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil. "

Salah satu ungkapan yang terkenal adalah "Didiklah anak-anakmu untuk masa yang bukan masamu" Ungkapan itu, tidak kurang dari 13 abad yang lalu disampaikan Ali Bin Abi Thalib R.A. bahwa masa-masa kita mengenyam pendidikan dulu tidak sama dengan pendidikan masa sekarang dan di masa yang akan datang.

Tidak berlebihan apabila kita katakan bahwa bolehlah kita memiliki harapan yang tinggi untuk anak kita, tapi jangan lupa bahwa merekalah yang nantinya akan menjalani kehidupannya. Dan bukannya kita. Janganlah lupa berilah kebebasan bagi anak untuk memilih jalannya sendiri. Sementara tugas kita hanya menghantarkan dan memberitahu konsekuensi dari berbagai pilihan yang ada dan telah mereka pilih.

Hal yang bisa kita lakukan lainnya adalah sebaiknya kita jangan terjebak untuk menganggap anak adalah amanah. Tapi mestinya perlu diimbangi pula dengan pemahaman bahwa anak bisa pula sebagai fitnah yang bisa menggoda. Bahkan berpotensi menjerumuskan orang tuanya menuju jurang kenistaan.

Cobaan ini bisa terjadi, lantaran fitrah orang tua yang sangat mencintai anak-anaknya, sehingga terkadang apapun yang menjadi tuntutan kebutuhan sang anak, selalu berusaha dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tanpa reserve ini bisa menjadi salah satu sumber fitnah ini, tak mustahil membebani kemampuan orang tua, sehingga tatkala tak terpenuhi, ia bisa menimbulkan intrik.

Kita juga tidak boleh berpikiran bahwa kesuksesan kita pasti bisa diturunkan atau ditularkan kepada anak kita. Bahwa kesuksesan anak kita di masa datang sangat berhubungan dengan cara mendidik kita sekarang dengan berdasar pengalaman kita dimasa lalu. Karena semua belum mesti seperti itu. Justru berlebihan bila kita menaruh harapan terlalu tinggi bahwa anak kita pasti bisa lebih sukses dari kita atau minimal sama suksesnya dengan kita.

Jadi berikanlah anak-anak kita pendidikan yang baik, Islami dan sesuai dengan jamannya. Sambil kita upayakan ikhtiar kita, hendaklah tidak lupa kita sempurnakan dengan memohon kepada Tuhan. Janganlah pernah memaksa ataupun mengontrol keinginan mereka. Karena kita tidak akan pernah tahu anak-anak kita nanti akan hidup di jaman seperti apa pada tiga-empat puluh tahun ke depan, Akhirnya kita hanya bisa berharap, mudah-mudahan anak-anak kita nanti mampu mengarungi kehidupannya dengan bekal ilmu yang telah kita tanamkan ke diri mereka sejak dini.

Ada baiknya kita kenang sebuah puisi tentang:

Anakmu Bukanlah Anakmu

ANAKMU bukan anakmu
Anak adalah kehidupan, mereka sekedar lahir
melaluimu tetapi bukan berasal darimu.
Walaupun bersamamu tetapi bukan milikmu,
curahkan kasih sayang tetapi bukan memaksakan pikiranmu
karena mereka dikaruniai pikirannya sendiri.

Berikan rumah untuk raganya, tetapi tidak jiwanya, karena
jiwanya milik masa mendatang, yang tak bisa kau datangi
bahkan dalam mimpi sekalipun.
Bisa saja mereka mirip dirimu, tetapi jangan pernah
menuntut mereka jadi sepertimu.
Sebab kehidupan itu menuju ke depan, dan
tidak tenggelam di masa lampau.

Kaulah busur, dan anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Sang Pemanah maha tahu sasaran bidikan keabadian.
Dia menentangmu dengan kekuasaanNya,
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap

By: Kahlil Gibran

Read More......

Impian untuk Pendidikan Indonesia: Belajar pada teman-teman di "Industri Kreatif"

Beruntung rasanya bisa mengakses internet. Meskipun jauh dari tanah air,
saya tetap bisa melihat beberapa liputan televisi di tanah air. Kebetulan
iseng-iseng searching mengenai film Meraih Mimpi saya menemukan rekaman
tayangan Kick Andy di Metro TV mengenai dengan tema Meraih Mimpi.

Saya belum pernah menonton film Meraih Mimpi. Meskipun begitu, saya sangat
bahagia bisa melihat wawancara Andy F. Noya dengan beberapa orang terlibat
dalam proses pembuatan film animasi (bioskop) pertama di Indonesia tersebut.
Meskipun tak mendetail, saya bisa mempelajari proses kreatif yang dijalankan
oleh pembuat film. Proses kreatif yang *bukan hanya dikerjakan oleh sebuah
individu seorang, tetapi proses kreatif yang dikerjakan bersama*, oleh
sebuah tim yang sebagian besar anggotanya berasal dari berbagai daerah di
seluruh Indonesia. Sebuah *karya yang dihasilkan secara kolektif, karya
bersama bukan individu*. Meskipun dalam tim tersebut ada berbagai komponen
individu yang memiliki peran tertentu sesuai keahliannya, animator, pemusik,
tim teknis, artis muda hingga yang tua dan berpengalaman seperti Jajang C.
Noer, orang yang khusus mengurus semua animator, bagian komunikasi, dan
sebagainya. *Setiap aggota dalam tim mempunyai peran sendiri*, mereka
memiliki tugas masing-masing. Tetapi yang penting, *bukan hanya bahwa
masing-masing individu bekerja keras sesuai perannya masing-masing, tapi
mereka tergabung di dalam suatu sistem (organisasi) yang memungkinkan mereka
saling bersinergi, saling mendukung, saling mensupport untuk mewujudkan
sebuah tujuan bersama mewujudkan sebuah tujuan bersama (shared aim and goals
)*.

*Shared aim* saya definisikan sebagai tujuan paling sentral, sifatnya lebih
umum, ideal, dan cenderung masih abstrak. Maka *shared aim* dari tim pembuat
film Meraih Mimpi adalah menciptakan sebuah film animasi yang berkualitas.
Shared aim ini kemudian diuraikan menjadi tujuan-tujuan yang lebih
mendetail. Inilah yang disebut sebagai *shared goals*. Shared goals ini pun
memiliki tingkatan-tingkatan . Ada tingkatan yang sifatnya relatif abstrak
yang diuraikan dari shared aimes. Ingin menghasilkan film yang berkualitas.
Berkualitas itu yang seperti apa? Maka perlulah definisi kualitas dalam film
ini diurakan secara lebih mendetail, misalnya bahwa dilm yang berkualitas
berarti memiliki pesan moral yang baik, memiliki gambar yang bagus dan
hidup, menggunakan musik yang merdu, memiliki kandungan ilmu pengetahuan,
memiliki alur cerita yang baik, dan selanjutnya. Shared goals yang lainnya
sifatnya lebih riil, ditingkat penerapan, misalnya menghasilkan tokoh beo
(berupa gambar) untuk mendukung cerita, mencari pengisi suara mengahasilkan
suara yang menggambarkan karakter tokoh tertentu, dan sebagainya. Berhasil
mewujudkan tujuan-tujuan ini akan menghasilkan kesuksesan. Yang
menarik, *kesuksesan
mewujudkan film Meraih Mimpi bukan hanya kesuksesan seorang individu, tetapi
kesuksesan bersama.*

Hal lain yang berkesan saat saya menonton tayangan Kick Andy ini adalah
ketika pandangan tim, meskipun teman-teman yang terlibat dalam film ini puas
dan bangga bisa ikut menghasilkan karya animasi yang berkualitas, mereka
sadar bahwa mereka masih kurang dalam beberapa hal, termasuk pengalaman.
Mereka sadar, bahwa untuk menghasilkan film animasi yang semakin
berkualitas, *proses harus dijalankan dengan baik, bukan instan.* Proses ini
pun bisa berjalan lama, belum tentu dalam setahun atau dua tahun, mungkin
belasan tahun sehingga akhirnya kualitas film animasi di Indonesia akan
terus meningkat secara berkelanjutan. Ini yang saya sebut sebagai *perubahan
yang evolusioner* . *Perubahan yang evolusioner* terjadi karena refleksi yang
berulang-ulang, karena kesadaran untuk berubah, karena menyadari adanya
kebutuhan untuk berubah. Perubahan yang evolusioner adalah perubahan yang
melalui proses (bukan instan). Perubahan yang evolusioner adalah perubahan
yang bukan sekedar kulit, tapi perubahan yang terjadi dari dalam.

Saya selalu bermimpi bahwa proses sejenis (meskipun berbeda bentuknya) dapat
diwujudkan dalam dunia pendidikan. Proses sejenis di sini berarti *proses
yang dikerjakan bersama, bukan sekedar individu*, proses yang memungkinkan
setiap individu bekerja secara maksimal sesuai perannya masing-masing tetapi
juga disupport oleh sebuah sistem yang memungkinkan setiap individu untuk
saling mensupport, bersinergi, untuk sebuah tujuan bersama.

Impian saya selama ini bukan untuk menghasilkan sebuah sekolah yang sukses
secara mandiri, tetapi impian terbesar saya adalah bahwa *semua aspek-aspek
pendidikan yang ada di seluruh Indonesia maju bersama*. Saya selalu bermimpi
bahwa baik teman-teman guru, pengiat pendidikan alternatif, aktivis
pendidikan nonformal dan informal, pihak media, pembuat kebijakan, dan semua
aspek lainnya maju bersama. Bukan hanya bekerja maksimal sesuai perannya
tetapi juga bersinergi, bekerja sama, saling mengisi, saling melengkapi.
Semuanya memiliki semangat dan energi yang melimpah untuk mewujudkan tujan
bersama.

Impian saya ini pun tak akan pernah bisa diwujudkan oleh sebuah individu
atau sebuah organisasi sendiri, tetapi *harus diwujudkan secara serempak
oleh siapapun yang memiliki impian yang sama*. Saya ingin semua teman-teman
yang bergerak dalam bidang pendidikan maju bersama mewujudkan sebuah tujuan
bersama. Sebelumnya tujuan bersama ini harus dedifinisakan terlebih dulu.
Tentu mendefinisikan sebuah tujuan bersama tak pernah menjadi tugas yang
mudah. Perlu melalui proses dialektika yang tidak singkat dengan berbagai
komponen.

Meskipun begitu, mungkin sementara bisa kita asumsikan bahwa tujuan bersama
ini sama dengan apa yang dicita-citakan oleh para founding fathers bangsa
Indonesia,* mecerdaskan segenap kehidupan bangsa*. Ini adalah *shared
aims*-nya.
Sangat general, ideal, dan masih abstrak. Tentu kita harus bersama
mendefinisikan apa yang dimaksudkan anak bangsa yang cerdas. Ini perlu kita
uraikan secara mendetail, misalnya, anak bangsa yang cerdas adalah anak-anak
yang memiliki kepribadian luhur, memiliki kemampuan berpikir yang baik, *
literate*, memiliki kemampuan berproduksi (dalam bentuk apapun) bukan hanya
mengkonsumsi, dan banyak lainnya. Definisi-definisi ini kemudian diuraikan
menjadi tujuan yang lebih realistik (*shared goals*) misalnya memberikan
akses informasi yang seluas-luasnya kepada setiap anak bangsa tanpa
terkecuali (misalnya dengan mendirikan perpustakan di setiap desa di
Indonesia), memberikan akses terhadap berbagai bentuk pendidikan kepada
setiap anak bangsa (sekolah, komunitas belajar, dan sebagainya), meningkatan
kualitas guru secara berkelanjutan (mengadakan training rutin mungkin
mingguan untuk mengingkatkan profesi guru), dan sebagainya. Ini semua,i baru
pendapat saya pribadi, tentunya bila didiskusikan dengan semakin banyak
orang, akan semakin banyak ide yang dihasilkan.

Saya jadi ingat sebuah buku yang say abaca kira-kira 7 tahun yang lalu,
tentang seorang pemikir pendidikan di Amerika Latin yang mengumpulkan
berbagai orang dari berbagai bidang untuk membicarakan bagaiman bentuk
pendidikan yang paling ideal untuk bangsa mereka. Proses diskusi ini panjang
sekali. Para guru, dokter, pekerja, sejarawan, dan lain tentunya selalu
melihat dunia dengan cara yang berbeda-beda, sehingga mereka tentunya
memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang seperti apakah pendidikan
seharusnya.

Bagaimanapun, sebuah proses untuk mencapai tujuan bersama memang tak boleh
instan. Mungkin perubahan yang terjadi tak cepat, tetapi selama perubahan
sifatnya mengakar, diawali dari sebuah kesadaran bersama (bukan sekedar
karena kemauan penguasa), maka saya pun bersedia bersabar menjalankan proses
ini, demi mencerdaskan kehidupan segenap anak bangsa.


Sumber
*Impian untuk Pendidikan Indonesia: Belajar pada teman-teman di "Industri
Kreatif"*
oleh: Dhitta Puti Sarasvati

http://warnapastel.multiply.com/journal/item/89/Impian_untuk_Pendidikan_Indonesia_Belajar_pada_teman-teman_di_Industri_Kreatif
Read More......

ALUMNI SMK DOMINASI PENGANGGURAN DI SULBAR

Alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi tingkat pengangguran di Sulawesi Barat (Sulbar) yang hingga kini telah mencapai 10,04 persen.

Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh di Mamuju, Minggu, mengatakan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut tingkat pendidikan mulai dari tahun 2007 hingga sekarang ini, tercatat jumlah pengangguran di Sulbar mencapai 4,57 persen yang didominasi oleh alumni sekolah kejuruan sebesar 10,04 persen. "Tingkat pengangguran terkecil adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) yang hanya mencapai angka sebesar 3,36 persen atau menurun dari tahun 2007 yang berkisar 4,60 persen," ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menekan tingkat pengangguran yang sebelumnya mencapai angka sebesar 5,45 persen dan kondisi
saat ini berkisar 4,57 persen saja. "Kita berharap, tingkat pengangguran ini dapat ditekan dengan cara membuka peluang usaha dan peluang kerja bagi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap," jelasnya.

Jumlah penganggur tersebut, kata dia, tersebar di wilayah perkotaan dan wilayah perdesaan yang ada pada lima kabupaten di Sulbar yang didominasi penganggur untuk wilayah perkotaan dengan kisaran angka sebesar 7,82 persen, sedangkan untuk perdesaan hanya mencapai angka sebesar 3,88 persen. "Penganggur wilayah perkotaan cukup besar yang dipengaruhi tidak berimbangnnya antara jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja yang ada, sehingga kondisi ini menjadi perhatian kami untuk dilakukan jalan terbaik dalam rangka menekan
tingkat penganggur di Sulbar," ungkapnya.

Anwar mengatakan, tingkat pengangguran tersebut diyakini akan bisa dikikis setelah masuknya berbagai investor asing yang akan melakukan investasi di Sulbar. "Jika nantinya investor asing dari China dan Korea Selatan (Korsel)telah bekerja untuk membangun Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama, Mamuju, maka bukan tidak mungkin ribuan penganggur akan dapat kita berdayakan," tandasnya. (KR-ACO)


Sumber
Mamuju, 28/2 (ANTARA)
Read More......

GURU MASIH MALAS MEMBUAT KARYA TULIS

Pakar pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Prof Suharsimi Arikunto menilai, para guru selama ini masih malas membuat karya tulis yang bermutu, baik berupa buku, artikel, maupun modul.

"Hal itu terlihat dari sedikitnya karya tulis yang lolos penilaian atau proses seleksi," katanya usai seminar "Penulisan karya Tulis Ilmiah sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Guru" di Semarang, Minggu.
Menurut dia, setiap tahun ada sekitar 30 ribu karya tulis yang diajukan para guru seluruh Indonesia, di antaranya sebagai syarat kenaikan golongan dari IV A ke IV B, namun yang lolos seleksi hanya sekitar 10 persen. "Itu setidaknya dapat menjadi gambaran bahwa kemauan para guru untuk menghasilkan karya tulis bermutu masih kurang, dan hal itu sering diakibatkan ketakutan dan ketidaktahuan mereka terhadap pembuatan karya tulis," katanya.

Ia mengatakan, para guru cenderung beranggapan pembuatan karya tulis ilmiah membutuhkan biaya mahal dan rumit, padahal kenyataan sebenarnya tidak seperti itu, sehingga mereka perlu bimbingan secara bertahap. "Ada juga yang tidak tahu apa yang ingin ditulis, sehingga saya menekankan agar mereka menulis sesuai dengan bidang kelimuan yang dikuasai, misalnya guru matematika ya menulis tentang matematika," katanya.

Bahkan, kata dia, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru, pembuatan karya tulis ilmiah akan diwajibkan untuk kenaikan golongan III B ke III C. "Oleh karena itu, para guru harus mulai membudayakan menulis untuk mengembangkan kompetensi dan profesionalitasnya, " kata Guru Besar Emeritus UNY yang telah menghasilkan 14 buku tentang pendidikan itu.

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), Kementerian Pendidikan Nasional, Baedhowi juga membenarkan terkait masih sedikitnya karya tulis
ilmiah guru yang bermutu.

"Dari sekian ribu karya tulis yang diajukan guru dari seluruh daerah di Indonesia kepada kami setiap tahunnya, hanya sekitar 10-15 persen yang lolos seleksi, dan angkanya bervariasi dari setiap daerah," katanya.

Menurut dia, penyebab masih minimnya karya tulis dari para guru yang bermutu tersebut disebabkan banyak hal, seperti belum banyak guru yang tahu aturan-aturan dalam membuat karya tulis ilmiah.

"Banyak guru yang belum menulis sesuai kaidah-kaidah yang ditentukan, padahal pelatihan dan sosialisasi terkait hal itu telah banyak dilakukan, nampaknya mereka belum siap," katanya.

Padahal, kata dia, Permenpan Nomor 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru akan segera ditetapkan setelah ada surat keputusan bersama antara Mendiknas dengan Menpan terkait implementasi peraturan itu.

"Selain untuk kenaikan golongan, pembuatan karya tulis ilmiah sebenarnya bermanfaat untuk mendorong profesionalitas guru, sebab menulis pasti disertai dengan budaya membaca dan menggali pengetahuan, " kata Baedhowi.

Sumber
Semarang, 7/3 (ANTARA)
Read More......

DUA SISWA TEWAS SAAT MENGAMBIL NILAI RENANG

Dua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 di kawasan Padang Kemiling, Kota Bengkulu masing-masing A Sutrisno (17) dan P Julianto (17), tewas tenggelam di kolam renang Teluk Benaol Indah (TBI) Lingkar timur saat mengambil nilai olah raga renang.

Tenggelamnya siswa tersebut diketahui penjaga kolam Apudin (19) ketika ditemui, Minggu. Korban diangkat dari kolam berkedalaman 2,7 meter dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Rombongan siswa MAN 2 itu mengambil nilai renang pada Sabtu (6/3) sore, sedangkan kedua korban tenggelam awalnya tidak diketahui penjaga kolam, namun dicurigai keduanya berada pada kolam yang paling dalam.

Selama ini diduga korban belum bisa berenang. Namun, karena diwajibkan guru olah raganya mengambil nilai renang, maka keduanya ikut dan kebetulan terjun pada kolam yang paling dalam.

Padahal di kolam renang yang berada di kawasan Lingkar Timur, Panorama itu penjaganya lengkap di empat penjuru, namun dua siswa tersebut tidak kelihatan lagi sesaat setelah terjun ke kolam.

Posisi dua siswa naas itu berjarak sekitar tiga meter, sedangkan penjaga kolam hanya satu orang yang menolong korban, sedangkan penjaga lainnya mengurus puluhan anak lainnya yang sedang berenang di kolam tersebut.

Guru olah raga MAN 2 tersebut itdak berhasil dikonfirmasi karena masih ikut memakamkan dua siswanya yang rumahnya berjauhan lokasi, yakni satu di perumahan Predam dan satu lagi di Perumnas Betungan.

Sumber
Bengkulu, 7/3 (ANTARA)
Read More......

PELAKSANAAN UN MASIH PERLU PENYEMPURNAAN

Gurubesar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Prof Dr Arief Rahman MPd, mengatakan, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang telah diberlakukan dalam beberapa tahun belakangan ini dinilai masih memiliki beberapa kelemahan dan masih perlu disempurnakan lagi.

"Beberapa kelemahan tersebut yaitu, dilanggarnya azas keadilan, yakni dengan diberlakukannya standar minimal kelulusan untuk sekolah di seluruh Indonesia. Ini tentunya terasa sangat tidak fair karena belum semua sekolah yang menjadi tanggungjawab pemerintah mendapat pelayanan dan perlakuan yang sama dari pemerintah pusat maupun daerah," katanya.

Berbicara pada seminar Pendidikan Nasional "Kontroversi UN" yang dilaksanakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Unimed, menurut dia, beberepa kelemahan lain adalah sistem kriteria kelulusan yang ditetapkan pemerintah mencabut kewenangan dan mandat yang diberikan kepada guru dan kepala sekolah.

Padahal sesuai dengan amanat UU Sisdiknas, disebutkan bahwa guru dan kepala sekolah dapat mempertimbangakan seluruh hasil ujian termasuk didalam UN.
Selain itu, kata dia, UN saat ini belum dapat menjamin terlaksananya UN yang jujur, karena dilapangan masih banyak sekolah-sekolah yang berstandar rendah mendapat hasil kelulusan yang sangat tinggi.

Juga pelaksanaan UN pada saat ini menunjukkan adanya tumpang tindih dan tercampurnya antara pemetaan dan ujian.

Sebuah pemetaan tidak boleh berakibat terhadap lulus tidak lulusnya siswa, kerena pemetaan adalah pemotretan sejenak yang dilakukan untuk menentukan strategi pembangunan pendidikan kedepan sesuai dengan kondisi yang didapatkan dari hasil pemotretan tersebut.

Sedangkan ujian mengukur pencapaian proses pembelajaran pada setiap siswa pada lembaga pendidikan tertentu yang mengakumulasikan semua nilai dan laporan hasil siswa dari kelas 1 sampai kelas akhir.

"Keputusan kelulusan UN pada saat ini secara teoritis dan tertulis kewenangannya ada pada kepala sekolah dan dewan guru. Namun pada kenyataannya dengan sistem kelulusan yang standarnya langsung ditetapkan secara nasional, kewenangan tersebut menjadi hilang," katanya.


Sumber
Medan, 6/3 (ANTARA)
Read More......

PELAJAR ACEH RAIH DUA MEDALI EMAS OLIMPIADE SAINS

Pelajar SMA Teuku NyaK Arif Fatih Bilingual School Banda Aceh mengukir prestasi menggembirakan, setelah meraih dua medali emas bidang kimia dan biologi pada Olimpiade proyek penelitian sains (ISPO) di Jakarta 3 Maret 2010.

Para siswi yang telah membawa nama baik Aceh di tingkat nasional itu disambut meriah para guru dan orang tua mereka saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Minggu.

Para siswi yang meraih prestasi tersebut yakni pasangan Cut Nyak Savira dan Aisyah Minzikrina (bidang kimia) dengan hasil karya pembuatan edibel film dari biji buah nangka. Biji nangka bisa diolah menjadi bahan pembungkus makanan yang bisa langsung dimakan.

Sedangkan, pasangan Meutia Rizki Innayah dan Ulfa Mazaya (bidang matematika) dengan judul permasalahan tanda kurung seimbang, yakni mencari rumus tersingkat untuk pengelompokan tanda kurung dan berhubungan dengan catalan number.

Selain itu, SMA Fatih Bilingual School putra meraih medali perunggu di bidang lingkungan atas nama T. Muhammad Farhan dan Amalul Auni, dengan proyek berjudul tanaman kangkung menjadi biofilter logam berat.

Kepala SMA Nyak Arif Fatih Bilingual School, Dra. Azizah Takril menyatakan, prestasi yang diraih anak didiknya tersebut merupakan kejutan bagi dunia pendidikan di Aceh, karena sekolah yang dipimpinnya itu baru tahun pertama dibuka.

SMA Nyak Arif Fatih Bilingual School yang khusus untuk putri itu mulai dibuka tahun ajaran baru 2009 dan para siswinya baru kelas satu. "Jadi, prestasi yang diraih anak-anak ini merupakan kejutan bagi kami, karena sekolahnya baru dibuka setahun," katanya.

Selain tingkat SMA, Fatih Blingual School juga menerima siswa tingkat SMP dan SD. Untuk SMA mereka tinggal di asrama. Azizah menyatakan, prestasi yang diraih anak-anak tersebut diharapkan menjadi motivasi bagi pelajar Aceh untuk bisa berprestasi lebih tinggi lagi, khususnya di bidang sains. Para pemenang nantinya akan mengikuti ajang olimpiade tingkat internasional pada tahun 2010. Untuk bidang kimia akan diselenggarakan di Belanda, matematika di Georgia, dan lingkungan di Ajarbaizan.

ISPO diselenggarakan atas kerja sama antara PASIAD (Turki) dengan Departemen Pendidikn Nasional. ISPO 2010 merupakan kegiatan yang kedua yang diikuti siswa di seluruh Indonesia dengan menampilkan 500 proyek.

Sumber
Banda Aceh, 7/3 (ANTARA)
Read More......

Korupsi Bupati Mojokerto Rp 4,2 M, Misterius Tiga Kapolda Jatim Tak Mampu Memberkas BAP

Kasus korupsi proyek pengadaan komputer Rp 4,25 miliar yang diduga
melibatkan Bupati Mojokerto, Suwandi, hingga kini masih misterius.
Padahal, kasus ini ditangani sejak tahun 2005, atau sudah ganti tiga
Kapolda. Bahkan, Suwandi sempat dinyatakan sebagai tersangka. Ada apa
di balik ini?

Awal Februari lalu, aktivis penggiat anti-korupsi Mojokerto sempat
mendatangi Satpidkor Polda Jatim menanyakan kelanjutan kasus tersebut.
Bahkan, mereka juga mengadukan penyidik yang menangani kasus itu ke
Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Jatim, karena dinilai
tak serius. "Kami hanya ingin kasus ini bisa diusut tuntas," kata Safri
Nawawi, aktivis asal Mojokerto, Minggu (7/3) kemarin.

Dijelaskan, penyidik dibawah kepemimpinan Kasat Tipikor Polda Jatim
AKBP Anton Sasono berdalih kasus yang menyeret Bupati Suwandi itu belum
memenuhi unsur korupsi. Yakni, belum ditemukan kerugian negara. Alasan
penyidik belum bisa menentukan kerugian negara lantaran waktu pengadaan
komputer itu sudah cukup lama, yakni tahun 2001. Sementara kasusnya
baru dilaporkan ke Polda Jatim tahun 2005. Dengan lamanya tenggat waktu
itu, penyidik kesulitan mencari harga pembanding harga komputer.

Alasan penyidik ini dinilai aneh. "Apa susahnya mendatangkan saksi ahli
dari asosiasi perkumpulan komputer untuk mencari tahu harga pembanding.
5 tahun tidak bisa tentukan kerugian itu, penyidiknya yang tidak becus
atau penyidiknya yang bermain," tandas Safri.

Informasi yang dihimpun Surabaya Pagi, Minggu (7/3), tahun 2006 lalu,
Reskrim Polda Jatim turun langsung ke Mojokerto untuk melakukan
penyelidikan ke sejumlah pejabat. Mulai dari Sekda, kepala bagian
keuangan, hingga kepala Dinas Pendidikan.

Hasilnya, ada dugaan korupsi terkait pengadaan komputer tersebut.
Proyek itu senilai Rp 4,25 miliar untuk pengadaan komputer sebanyak 610
unit, 610 meja komputer, 122 buah printer, dan 610 unit stabilisator.

Usai dilakukannya penyelidikan, polisi menetapkan dua tersangka yakni
Suwandi, yang saat itu menjabat Kepala Dinas Pendidikan Mojokerto dan
Hari Pujiono, Direktur CV Krisna Jaya, selaku pemenang tender. Kedua
tersangka diduga menyelewengkan dana hingga Rp2 miliar. Penetapan
tersangka itu oleh Kompol Yusuf Subarja selaku Kanit I Pidkor Polda
Jatim pada 28 April 2006. Anehnya, dalam perkembangan, status Suwandi
berubah menjadi saksi.

Tentu saja, ini kian misterius. Apalagi, saat kasus ini masih di meja
penyidik, Polda Jatim sudah ganti tiga Kapolda. Yakni, sejak Herman
Surjadi Sumadiredja, Anton Bachrul Alam dan terakhir Irjen Pol
Pratiknyo. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan belum berhasil
mendapat konfirmasi dari Polda Jatim.

Menanggapi ini, Direktur LBH Surabaya, Syaiful Aris, menilai adanya
keanehan. Khususnya, perubahan status Bupati Mojokerto Suwandi, dari
tersangka menjadi saksi. ”Sebetulnya aneh. Seseorang yang sempat jadi
tersangka terus kemudian jadi saksi. Ada apa ini?” kata Aris, Minggu
(7/3).

Sebab, menurut Aris, untuk menentukan seseorang menjadi tersangka tidak
mudah, sebab melalui proses cukup panjang. ”Perlu pemeriksaan,
pernyataan saksi, ditemukannya unsur-unsur yang menguatkan, serta
adanya bukti-bukti yang kuat,” jelasnya. Artinya, lanjut Aris, ada
pertanggungjawaban hukum dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.
”Nah ini dari tersangka malah jadi saksi,” herannya. ”Yang lazim itu
dari saksi menjadi tersangka,” imbuhnya.

Kejanggalan lainnya, kata Aris, penyelesaian kasus ini tidak jelas,
atau sengaja diambangkan. Menurutnya, jika memang tidak ada bukti yang
menguatkan keterlibatan Bupati Suwandi, semestinya penyidik segera
menghentikan kasus ini. ”Kalau tidak terbukti, SP3 saja,” cetus Aris. n

http://www.surabayapagi.com
Read More......

Polda Tetap Sidik Bupati Mojokerto

Polda Jatim menegaskan tetap melanjutkan penyidikan kasus korupsi proyek pengadaan komputer Rp 4,25 miliar. Korp di bawah kepemimpinan Irjen Pol Pratiknyo ini juga menyatakan, bahwa Bupati Mojokerto Suwandi tetap menjadi tersangka kasus tersebut, sehingga tetap akan diperiksa.

Penegasan ini diungkapkan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Pudji Astuti, setelah mendapat konfirmasi Kasat Pidkor AKBP Anton Sasono, Senin (8/3). Kata Pudji, saat ini penyidik masih menunggu hasil audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sehingga penyidikan kasus ini berjalan di tempat. “BPKP belum bisa menentukkan kerugian negara karena kesulitan dengan harga pembanding komputer rakitan,” jelasnya.

Untuk diketahui, proyek senilai Rp 4,25 miliar untuk pengadaan komputer sebanyak 610 unit, 610 meja komputer, 122 buah printer, dan 610 unit stabilisator. Proyek ini terjadi sejak tahun 2001, tapi baru dilaporkan ke Polda Jatim pada tahun 2005. Aktivis penggiat anti-korupsi Mojokerto sempat menanyakan kasus ini ke Polda Jatim, karena tidak jelasnya kasus ini. Bahkan, mereka juga mengadukan penyidik yang menangani kasus itu ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Jatim, karena dinilai tak serius.

Saat itu, Safri Nawawi, koordinator aktivis asal Mojokerto, sempat menerima penjelasan, bahwa penyidik dibawah kepemimpinan Kasat Tipikor Polda Jatim AKBP Anton Sasono menilai kasus yang menyeret Bupati Suwandi itu belum memenuhi unsur korupsi. Yakni, belum ditemukan kerugian negara. Alasan penyidik belum bisa menentukan kerugian negara lantaran waktu pengadaan komputer itu sudah cukup lama. "Apa susahnya mendatangkan saksi ahli dari asosiasi perkumpulan komputer untuk mencari tahu harga pembanding. 5 tahun tidak bisa tentukan kerugian itu, penyidiknya yang tidak becus atau penyidiknya yang bermain," tandas Safri.

Menanggapi hal ini, pakar pidana korupsi dari Universitas Airlangga (Unair) Haryono Mintaroem menyatakan, sebenarnya tidak sulit untuk mencari pembanding harga komputer. “Sebenarnya kan tidak sulit. Datang saja ke tempat penjualan komputer, tanya kepada mereka (penjual),” ujarnya. Menurutnya, ada kesan alas an yang dibuat penyidik mengada-ada.

Haryono juga mengimbau, dalam hal adanya kejanggalan penanganan kasus seperti ini, semua pihak harus ekstra mengawasi, terutama masyarakat dan media massa. “Kalau perlu Anda blusukan ke toko komputer, carikan perbandingan harga, terus tulis,” ucapnya. “Biar melek mata penyidik,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Suwandi dikonfirmasi melalui Kabag Humas Pemkab Mojokerto Alfhyah Ernawati, kasus tersebut sudah lama, saat Suwandi menjabat Kepala Dinas Pendidikan Mojokerto. “Bapak (Suwandi) juga sudah pernah diperiksa, tapi sejauh ini belum terbukti bersalah kok,” ujarnya. n

http://www.surabayapagi.com/


Read More......