Sering Tersenyum Meskipun Terpaksa Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung
Jakarta, Meski sedang menghadapi banyak masalah, biasakan untuk selalu tersenyum. Bukan cuma mengalihkan stres, segaris senyum di wajah bisa membuat denyut nadi tetap stabil dan terhindar dari risiko sakit jantung yang mematikan.
Tidak peduli senyum asli atau yang dibuat-buat, ekspresi yang menjadi simbol kebahagiaan itu bisa membuat ritme jantung lebih stabil meski sedang stres. Umumnya saat stres, denyut jantung akan meningkat dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi maupun gangguan jantung.
Para ilmuwan di University of Kansas menggolongkan senyuman ke dalam 2 jenis. Seyuman jenis pertama adalah senyum yang dibuat-buat yang hanya melubatkan otot-otot di sekitar mulut, sedangkan jenis berikutnya adalah senyum asli yang juga melibatkan otot di sekitar mata.
Efeknya bagi jantung tentu saja lebih teramati pada senyum asli, yang muncul secara tulus dari dalam hati. Meski demikian, senyum yang dibuat-buat pun tetap memberikan efek yang menguntungkan bila dibandingkan yang eksperi wajahnya biasa saja.
Bahkan ketika sejumlah relawan diminta mengganjal mulutnya pakai sumpit agar membentuk senyuman, ritme jantungnya menjadi lebih stabil dibanding ketika ekspresi mukanya datar-datar saja. Padahal seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Kamis (2/8/2012), para relawan tidak terang-terangan disuruh untuk tersenyum.
Tara Kraft dan Sarah Pressman yang melakukan penelitian ini telah membuktikan hubungan antara senyum dengan ritme jantung pada 1698 relawan. Selain disuruh mengganjal mulut dengan sumpit, para ilmuwan ini juga melatih relawan untuk tersenyum meski sedang stres.
Dalam keseharian, sebenarnya memang tidak sulit untuk membuktikan bahwa senyum punya efek menyejukkan dalam arti meredakan stres. Namun jika berlebihan, kadang-kadang seseorang yang selalu tersenyum justru bisa menjadi indikasi bahwa dirinya sedang stres.
(ir/ir)
Read More......
Tidak peduli senyum asli atau yang dibuat-buat, ekspresi yang menjadi simbol kebahagiaan itu bisa membuat ritme jantung lebih stabil meski sedang stres. Umumnya saat stres, denyut jantung akan meningkat dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi maupun gangguan jantung.
Para ilmuwan di University of Kansas menggolongkan senyuman ke dalam 2 jenis. Seyuman jenis pertama adalah senyum yang dibuat-buat yang hanya melubatkan otot-otot di sekitar mulut, sedangkan jenis berikutnya adalah senyum asli yang juga melibatkan otot di sekitar mata.
Efeknya bagi jantung tentu saja lebih teramati pada senyum asli, yang muncul secara tulus dari dalam hati. Meski demikian, senyum yang dibuat-buat pun tetap memberikan efek yang menguntungkan bila dibandingkan yang eksperi wajahnya biasa saja.
Bahkan ketika sejumlah relawan diminta mengganjal mulutnya pakai sumpit agar membentuk senyuman, ritme jantungnya menjadi lebih stabil dibanding ketika ekspresi mukanya datar-datar saja. Padahal seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Kamis (2/8/2012), para relawan tidak terang-terangan disuruh untuk tersenyum.
Tara Kraft dan Sarah Pressman yang melakukan penelitian ini telah membuktikan hubungan antara senyum dengan ritme jantung pada 1698 relawan. Selain disuruh mengganjal mulut dengan sumpit, para ilmuwan ini juga melatih relawan untuk tersenyum meski sedang stres.
Dalam keseharian, sebenarnya memang tidak sulit untuk membuktikan bahwa senyum punya efek menyejukkan dalam arti meredakan stres. Namun jika berlebihan, kadang-kadang seseorang yang selalu tersenyum justru bisa menjadi indikasi bahwa dirinya sedang stres.
(ir/ir)