MENDIKNAS: TAK ADA KOMPROMI PELAKU PEMBOCORAN UN
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyatakan tidak ada kompromi bagi pelaku pembocoran soal ujian nasional, karena tindakan tersebut sudah termasuk dalam kategori pembocoran dokumen negara.
"Kami menjamin pelaku pembocoran soal ujian nasional (UN) bakal dipidanakan dan Kementerian sudah berkoordinasi dengan jajaran dinas pendidikan di tingkat provinsi dan aparat berwenang untuk pengamanan soal-soal UN ini," kata Mohammad Nuh usai membuka acara Rembuk Nasional Pendidikan 2010 di Pusat Pendidikan dan Pendidikan Pegawai (Pusdiklat) Kementerian Pendidikan Nasional di Depok Jabar, Rabu.
Mohammad Nuh menambahkan, Kementerian dengan semua kepala dinas pendidikan se-Indonesia sudah berkomitmen dan mendeklarasikan pelaksanaan UN dengan jujur dan bersih.
Untuk penggandaan soal, Nuh mengatakan akan dilakukan 10 hari sampai satu minggu menjelang UN.
"Yang pasti saat pelaksanaan UN, semua soal sudah digandakan dan dikirim ke sekolah dengan aman," katanya.
Sementara soal anggaran UN, pencairan sudah mulai dilakukan melalui dinas pendidikan di tiap provinsi.
"Kami ingin melaksanakan UN ini dengan jujur dan bukan hanya sekedar mengejar target lulus semata. Untuk itu kepada orang tua diimbau untuk mempersiapkan anak-anaknya secara fisik dan mental dalam mengikuti UN yang mulai dilakukan 22 Maret
ini," lanjut Nuh.
Metode terbaik
Sebelumnya, Mendiknas menyatakan ujian nasional (UN) masih merupakan metode terbaik sebagai standarisasi kelulusan tingkat sekolah.
"Selama ini, pemerintah melakukan analisis terhadap berbagai metode evaluasi pendidikan yang digunakan sebagai standarisasi kelulusan tingkat sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, hingga atas," katanya.
UN masih dinilai paling banyak memiliki sisi positif dan sebagai metode terbaik itu dibandingkan dengan metode lainnya mulai dari metode ujian negara yang berlangsung pada 1971 hingga 1972.
Setelah itu, metode berubah dengan dilakukannya ujian sekolah yang berlangsung dari 1972 hingga 1992. Dalam metode itu, seluruh peserta ujian diketahui dapat berhasil lulus dengan nilai baik karena belum adanya standarisasi kelulusan, katanya.
Metode akhirnya diganti dengan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) yang merupakan kombinasi ujian negara dan ujian sekolah.
"Metode itu berlangsung dari 1992 hingga 2002 yang masih memiliki kelemahan terkait nilai ujian dan nilai sekolah tiap mata pelajaran," katanya.
Hingga akhirnya muncul konsep ujian akhir nasional atau UAN yang saat itu memiliki standarisasi nilai ujian terhadap mata pelajaran yang diujikan untuk masing-masing tingkat sekolah, dan terus berkembang sampai sekarang.
Ia mengatakan, berbagai persiapan untuk pelaksanaan UN sudah dilakukan dan terus berlangsung hingga saat ini, di antaranya pembuatan soal, penggandaan soal, distribusi soal, hingga evaluasi.
Terkait kelulusn siswa dalam UN menurut Mendiknas, terdapat beberapa persyaratan lain yang bisa menjadi acuan bagi seorang siswa untuk dinyatakan lulus atau tidak.
"Acuan itu antara lain siswa harus mengikuti seluruh program yang diselenggarakan sekolah tersebut, memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik, lulus ujian lokal yang diselenggarakan masing-masing sekolah, serta lulus UN dengan standar kelulusan tahun 2010 adalah minimal 5,50," katanya.
Ujian Nasional utama untuk tingkat SMA/Madrasah Aliyah (MA), SMA Luar Biasa dan SMK akan dilaksanakan tanggal 22-26 Maret 2010 dan ujian ulangan tanggal 10-14 Mei.
Kemudian UN utama tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah (Mts) dilaksanakan tanggal 29 Maret-1 April sedangkan UN Ulangan SMP tanggal 17-20 Mei 2010.
Sumber
Depok, Jawa Barat, 3/3 (ANTARA)
Read More......
"Kami menjamin pelaku pembocoran soal ujian nasional (UN) bakal dipidanakan dan Kementerian sudah berkoordinasi dengan jajaran dinas pendidikan di tingkat provinsi dan aparat berwenang untuk pengamanan soal-soal UN ini," kata Mohammad Nuh usai membuka acara Rembuk Nasional Pendidikan 2010 di Pusat Pendidikan dan Pendidikan Pegawai (Pusdiklat) Kementerian Pendidikan Nasional di Depok Jabar, Rabu.
Mohammad Nuh menambahkan, Kementerian dengan semua kepala dinas pendidikan se-Indonesia sudah berkomitmen dan mendeklarasikan pelaksanaan UN dengan jujur dan bersih.
Untuk penggandaan soal, Nuh mengatakan akan dilakukan 10 hari sampai satu minggu menjelang UN.
"Yang pasti saat pelaksanaan UN, semua soal sudah digandakan dan dikirim ke sekolah dengan aman," katanya.
Sementara soal anggaran UN, pencairan sudah mulai dilakukan melalui dinas pendidikan di tiap provinsi.
"Kami ingin melaksanakan UN ini dengan jujur dan bukan hanya sekedar mengejar target lulus semata. Untuk itu kepada orang tua diimbau untuk mempersiapkan anak-anaknya secara fisik dan mental dalam mengikuti UN yang mulai dilakukan 22 Maret
ini," lanjut Nuh.
Metode terbaik
Sebelumnya, Mendiknas menyatakan ujian nasional (UN) masih merupakan metode terbaik sebagai standarisasi kelulusan tingkat sekolah.
"Selama ini, pemerintah melakukan analisis terhadap berbagai metode evaluasi pendidikan yang digunakan sebagai standarisasi kelulusan tingkat sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, hingga atas," katanya.
UN masih dinilai paling banyak memiliki sisi positif dan sebagai metode terbaik itu dibandingkan dengan metode lainnya mulai dari metode ujian negara yang berlangsung pada 1971 hingga 1972.
Setelah itu, metode berubah dengan dilakukannya ujian sekolah yang berlangsung dari 1972 hingga 1992. Dalam metode itu, seluruh peserta ujian diketahui dapat berhasil lulus dengan nilai baik karena belum adanya standarisasi kelulusan, katanya.
Metode akhirnya diganti dengan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) yang merupakan kombinasi ujian negara dan ujian sekolah.
"Metode itu berlangsung dari 1992 hingga 2002 yang masih memiliki kelemahan terkait nilai ujian dan nilai sekolah tiap mata pelajaran," katanya.
Hingga akhirnya muncul konsep ujian akhir nasional atau UAN yang saat itu memiliki standarisasi nilai ujian terhadap mata pelajaran yang diujikan untuk masing-masing tingkat sekolah, dan terus berkembang sampai sekarang.
Ia mengatakan, berbagai persiapan untuk pelaksanaan UN sudah dilakukan dan terus berlangsung hingga saat ini, di antaranya pembuatan soal, penggandaan soal, distribusi soal, hingga evaluasi.
Terkait kelulusn siswa dalam UN menurut Mendiknas, terdapat beberapa persyaratan lain yang bisa menjadi acuan bagi seorang siswa untuk dinyatakan lulus atau tidak.
"Acuan itu antara lain siswa harus mengikuti seluruh program yang diselenggarakan sekolah tersebut, memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik, lulus ujian lokal yang diselenggarakan masing-masing sekolah, serta lulus UN dengan standar kelulusan tahun 2010 adalah minimal 5,50," katanya.
Ujian Nasional utama untuk tingkat SMA/Madrasah Aliyah (MA), SMA Luar Biasa dan SMK akan dilaksanakan tanggal 22-26 Maret 2010 dan ujian ulangan tanggal 10-14 Mei.
Kemudian UN utama tingkat SMP/Madrasah Tsanawiyah (Mts) dilaksanakan tanggal 29 Maret-1 April sedangkan UN Ulangan SMP tanggal 17-20 Mei 2010.
Sumber
Depok, Jawa Barat, 3/3 (ANTARA)
Read More......