SDN RSBI 12 Rawamangun Pagi Orangtua Kritis, Anaknya Dilarang Ujian
JAKARTA, Gara-gara orangtuanya kritis terhadap pihak sekolah, sejumlah murid SDN RSBI 12 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur, diintimidasi oleh pihak sekolah. Hal itu terjadi setelah para orangtua yang kritis tersebut mengadukan penyimpangan dana block grant yang dilakukan pihak sekolah pada 2007 lalu.
Puncaknya, Senin (31/5/2010), pekan lalu, Aria Bismark Adhe, seorang siswa kelas 6 sekolah tersebut, tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). Adhe diminta keluar dari ruang ujian oleh pihak sekolah setelah sebelumnya diberikan sebuah surat pemberitahuan untuk diberikan kepada orangtuanya, Drs Handaru Widjatmoko.
"Betul memang begitu, saat ini beberapa orangtua murid yang lain sedang berada di Komnas Anak," ujar Handaru ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (4/6/2010).
Sementara itu, Eva Rais, orangtua murid lainnya, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Eva, hal tersebut sangat menyedihkan karena si anak seolah diusir keluar sekolah dan dibiarkan menangis di luar pagar sekolah karena tidak bisa mengikuti ujian bersama teman-temannya.
"Meskipun pada akhirnya di hari ketiga ketiga UAS anak ini diperbolehkan mengikuti ujian," ujar Eva, yang sejak 6 bulan lalu tidak lagi menyekolahkan anaknya di sekolah RSBI tersebut.
"Saat ini teman-teman orangtua sedang mengadu ke Komnas Anak, mereka sudah diterima oleh Pak Merdeka Sirait," ujar Eva, yang mengaku kapok menyekolahkan anaknya di sekolah itu.
Sumber
Kompas.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html Read More......
Puncaknya, Senin (31/5/2010), pekan lalu, Aria Bismark Adhe, seorang siswa kelas 6 sekolah tersebut, tidak diperbolehkan mengikuti ujian akhir sekolah (UAS). Adhe diminta keluar dari ruang ujian oleh pihak sekolah setelah sebelumnya diberikan sebuah surat pemberitahuan untuk diberikan kepada orangtuanya, Drs Handaru Widjatmoko.
"Betul memang begitu, saat ini beberapa orangtua murid yang lain sedang berada di Komnas Anak," ujar Handaru ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (4/6/2010).
Sementara itu, Eva Rais, orangtua murid lainnya, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Eva, hal tersebut sangat menyedihkan karena si anak seolah diusir keluar sekolah dan dibiarkan menangis di luar pagar sekolah karena tidak bisa mengikuti ujian bersama teman-temannya.
"Meskipun pada akhirnya di hari ketiga ketiga UAS anak ini diperbolehkan mengikuti ujian," ujar Eva, yang sejak 6 bulan lalu tidak lagi menyekolahkan anaknya di sekolah RSBI tersebut.
"Saat ini teman-teman orangtua sedang mengadu ke Komnas Anak, mereka sudah diterima oleh Pak Merdeka Sirait," ujar Eva, yang mengaku kapok menyekolahkan anaknya di sekolah itu.
Sumber
Kompas.com
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html Read More......