Hari pertama, 17 Siswa SMA dan MA tak ikut ujian susulan

Solo (Espos)–Sebanyak 17 siswa SMA dan MA di Kota Solo, tidak mengikuti ujian susulan, yang dilaksanakan hari ini Senin (10/5).

Seperti disiarkan SOLOPOS FM, pelaksanaan ujian ulangan di Kota Solo diikuti 1.607 siswa, Pelaksanaan ujian ulangan ini akan berlangsung hingga tiga hari kedepan.

Sesuai jadwal yang ada maka di hari pertama, yang diujikan adalah Bahasa Indonesia seperti mata pelajaran yang diujikan sesuai jadwal Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu.

Ujian ulangan ini dilaksanakan di tiga sekolah, yakni SMAN 4, SMAN 1 dan SMAN 2. Dari data yang ada. untuk pelaksanaan ujian ulangan di SMAN 1 dari 224 peserta, yang hadir hanya 217 siswa.

Kemudian di SMAN2 dari 238 siswa yang ikut ujian ulangan hanya 229 siswa yang hadir, Sementara di SMAN 4 dari 46 siswa peserta ujian ulangan, hanya 45 siswa yang hadir.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Berpita hitam, 600 guru Garut demo ke Jakarta

Garut– Sekurang-kurangnya 600 guru dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Kabupaten Garut, berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi menolak penghapusan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK), di Jakarta, Rabu (12/5).

Mereka bertolak dari Garut pada Rabu dini hari mengenakan pakaian batik PGRI, dengan naik sembilan bus serta mobil, dipimpin Ketua PGRI Garut Drs Alit Burhanuddin untuk bergabung dengan para guru lainnya dari PGRI DKI Jaya, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta serta PGRI dari provinsi lainnya.

“Tuntutan utama adalah keberadaan Ditjen PMPTK tetap dipertahankan atau pengelolaan guru dilakukan oleh sebuah badan, yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden RI,” tegas Alit Burhanudin saat dihubungi, Rabu (12/5).

Tuntutan lainnya, antara lain laksanakan anggaran pendidikan 20 persen untuk peningkatan mutu pendidikan, hentikan pelecehan profesi guru dengan memberikan upah yang wajar, serta guru swasta dan honorer memerlukan Peraturan Pemerintah (PP), yang melindungi mereka dari pelecehan profesi guru.

Sementara itu, sejumlah spanduk yang dibawa aksi diantaranya bertuliskan, “Penghapusan Ditjen PMPTK, Strategi Marginalisasi Guru dan Tenaga Kependidikan Secara Sistemik”, juga bertuluskan “Rumah Guru Digusur, Guru Resah, Gelisah dan Marah”, katanya.

Sasaran aksi mereka, Istana Presiden, Kompleks MPR, DPR dan Kantor Kemendiknas, seluruh peserta aksi juga mengenakan pita hitam.


Sumber
inilah


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

12 Tahun tragedi Trisakti, rektor tabur bunga

Jakarta– Rektor Universitas Trisakti, Thoby Mutis memimpin langsung peringatan Tragedi Trisakti yang tahun ini memasuki tahun ke 12. Ritual rutin memperingati tragedi 12 tahun lalu yang menewaskan empat mahasiswa Trisakti.

Rektor Universitas Trisakti Thoby Mutis memimpin upacara peringatan dengan melakukan tabur bunga di tugu Tragedi Trisakti, Kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Rabu 12 Mei 2010.

Thoby Mutis tampak didampingi civitas akademika termasuk sejumlah petinggi Universitas Trisakti maupun mahasiswa yang memandu acara. Upacara bendera pun digelar.

Karangan bunga juga diletakkan di empat prasasti yang dibangun berdasarkan lokasi tewasnya empat mahasiswa itu. Ritual singkat ini demi mengenang perjuangan empat mahasiswa yang tewas.

Empat mahasiswa itu tewas dengan luka tembak dalam tragedi yang kini nyaris terlupakan. Adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie, yang tewas dalam tragedi yang membuka gerbang reformasi.


Sumber
vivanews


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Shohibul wakili Indonesia di Olimpiade Fisika Internasional

Jakarta -Mohammad Shohibul Maromi, siswa SMA Negeri 1 Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur akhirnya terpilih menjadi wakil Indonesia pada ajang International Physics Olympiade yang akan digelar Kroasia pada Juni mendatang.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pamekasan Mohammad Basyoir mengatakan Mohammad Shohibul Maromi dipilih karena dia termasuk kategori lima terbaik dalam Tim Olimpiade Fisika Indonesia (Tofi). Setelah berhasil meraih medali perak pada ajang Olimpiade Fisika Tingkat Asia di Taipei, Taiwan 24 hingga 29 April lalu. “Sebelum ke Kroasia, dia akan ke Jakarta untuk menjalani pelatihan selama sepekan,” katanya, Rabu (12/5).

Menurut Basyoir, selain Shohibul Maromi, sebenarnya ada siswa lain yang selama ini menjadi duet Shohibul dalam olimpiade fisika yaitu Ali Ichsanul Qauli. Namun, kata dia, Ali Ichsanul tidak dipilih ikut ke Kroasia karena pada Olimpiade fisika tingkat Asia dia hanya memperoleh penghargaan Honorable Mention.

Terpisah Bupati Pamekasan Kholilurrahman mengaku bangga atas prestasi yang didapat oleh Romi dan Icang. Kholil berharap, prestasi Romi di tingkat Asia bisa kembali ditorehkan di tingkat dunia. “Saya yakin, Romi akan memberikan yang terbaik untuk Pamekasan,” harapnya.

Menurut Bupati, keikutsertaan pelajar Kabupaten Pamekasan, khususnya dari SMA Negeri 1, memiliki sejarah di pentas dunia. Sebelumnya, kata dia, Andy Octavian Latief juara dunia di bidang Fisika pada 2006 dan berhasil meraih medali emas.


Sumber
Tempointeraktif


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Mendiknas minta polisi usut penyebab tewasnya 2 siswa STPI

Jakarta– Menteri Pendidikan Nasional M Nuh meminta polisi mengusut tewasnya dua siswa Sekolah Tinggi Penerbangan (STPI). Bagaimana duduk persoalannya dan siapa pembuat minuman keras (Miras) oplosan yang ditenggak keduanya.

“Nah tugas kepolisian mencari tahu duduk permasalahan dan mengusutnya,” kata M Nuh di kantornya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (12/5).

M Nuh juga meminta sekolah lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswa-siswanya. Hal itu agar peristiwa yang menimpa Luis dan William tidak terjadi lagi.

“Kita tentu prihatin sekali. Tidak usah dikaitkan dengan STPI. Siapa pun masyarakat, kalau dia terlibat dengan minuman keras, itu tugas kita bersama untuk memperbaiki,” ujarnya.

Dua siswa STPI tewas, Selasa (11/5), setelah meminum Miras oplosan di luar kampus. Keduanya sempat dilarikan ke RS Usada Insani Tangerang. Namun setelah sampai di rumah sakit, nyawa keduanya tidak tertolong lagi.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

1.871 Siswa SMP ikuti UN ulangan

Solo (Espos)–Sedikitnya ada 1.871 siswa yang akan mengikuti ujian nasional (UN) ulangan tingkat SMP/sederajat pada tanggal 17-20 Mei mendatang. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo menunjuk enam sekolah yang ditunjuk sebagai tempat penyelenggara ujian ulangan tersebut.

Menurut Ketua Panitia UN Kota Solo, Maskuri, ada titik sekolah yang akan menjadi tempat penyelenggaraan UN ulangan tersebut, lokasi tersebut berada di subrayon I, II dan III. Masing-masing subrayon terdapat dua sekolah sebagai penyelenggara.

Dia mengatakan, pertimbangan lokasi yang berada di pusat kota dan subrayon agar siswa mudah menjangkau tempat penyelenggaraan ujian itu. “Kami menunjuk enam sekolah agar mudah dijangkau siswa,” jelas dia ketika dijumpai Espos di ruang kerjanya, Jumat (14/5).

Dia mengatakan, jumlah peserta yang akan mengikuti UN ulangan tersebut mencapai 1.871 yang terdiri dari 70 SMP/sederajat di Kota Solo. Menurutnya, sebagai tanda pengenal peserta ujian Disdikpora membuat kartu ujian ulangan, namun demikian nomer ujian yang tertera merupakan nomer siswa yang tertera pada ujian utama lalu. Karena pekan depan sudah mulai pelaksanaan ujian, pihaknya telah membagi kartu tersebut ke pihak sekolah.

“Hari ini kami telah membagikan kartu ujian melalui subrayon ke sekolah yang siswanya masih harus mengikuti ujian ulangan,” jelasnya.

Lokasi ujian ulangan SMP

Subrayon I SMPN 24 dan SMPN 25
Subrayon II SMPN 3 dan SMPN 10
Subrayon III SMPN 6 dan SMPN 8

Sumber: wawancara


Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Prof Pawito terpilih sebagai Ketua Ikakom Fisip UNS

Solo (Espos)–Profesor Dr Pawito, guru besar Ilmu Komunikasi Fisip UNS secara aklamasi terpilih sebagai Ketua Ikatan Alumni Komunikasi (Ikakom) Fisip UNS Solo, Sabtu (15/5) siang.

Pawito yang merupakan alumnus Fisip jurusan Ilmu Komunikasi UNS angkatan tahun 1978, didaulat menjadi Ketua Ikakom dalam acara Reuni Akbar yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom) Fisip UNS di kampus Fisip UNS, Sabtu pagi hingga siang hari tadi.

Dalam acara itu, hadir puluhan alumnus hampir dari semua angkatan, mulai angkatan 1970-an, 1980-an, 1980-an hingga alumni yang baru lulus angkatan 2000-an yang datang dari berbagai tempat seperti Jakarta, Sidoharjo, Yogyakarta bahkan dari Nusa Tenggara Barat.

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UNS, Dr Prahastiwi Utari dalam kata sambutannya menyatakan rasa terimakasih atas kehadiran para alumni ke “kampung halamannya” itu.

“Saya berharap, dengan kehadiran para alumni ini akan semakin mendorong kemajuan Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang selama tiga tahun berturut-turut ini memperoleh Sertifikasi A,” paparnya.

Sementara Prof Pawito dalam kata sambutannya seusai terpilih sebagai Ketua Ikakom berharap dengan adanya wadah alumni ini, tali silaturahmi antar alumni kian erat. “Tentu saja, semoga akan memberikan manfaat bagi seluruh sivitas academika,” katanya.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

DPRD khawatirkan kecurangan saat UN ulangan

Yogyakarta–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Yogyakarta mengkhawatirkan akan semakin tingginya tingkat kecurangan siswa saat mengikuti Ujian Nasional (UN) ulangan.

“Saya yakin, kecurangan akan semakin tinggi saat UN ulangan berlangsung karena ujian tersebut adalah kesempatan terakhir untuk mereka agar bisa lulus sehingga mereka akan melakukan segala upaya untuk bisa lulus,” kata Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Sujanarko di Yogyakarta, Sabtu (15/5).

Menurut dia, pihaknya akan menjalankan fungsi pengawasan yang dimiliki lembaga legislatif tersebut agar pelaksanaan UN ulangan, khususnya untuk tingkat sekolah menengah pertama dan sederajat yang akan dilakukan pada 17-20 Mei berjalan dengan jujur.

Ia pun menyatakan, pengawasan tidak hanya akan dilakukan kepada siswa tetapi juga kepada guru atau pun sekolah yang bersangkutan. “Pengawasan ini yang harus diketatkan, tetapi pengawasan juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan karena bisa mengganggu konsentrasi siswa lainnya yang memang mengikuti ujian tersebut dengan jujur,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsury menyatakan, naskah soal UN ulangan sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah yang ditunjuk menjadi kelompok kerja (pokja) pada pelaksanaan UN ulangan mendatang.

“Hari ini sudah mulai didistribusikan. Pendistribusian juga dilakukan dengan pengawalan ketat, dijaga polisi dan saat disimpan juga dijaga dengan ketat,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, tingkat kebocoran soal pada saat UN ulangan pun akan sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

“Saya optimistis, pelaksanaan UN ulangan untuk SMP dan sederajat juga dapat dilakukan dengan jujur dan tidak ada kecurangan,” katanya.

Jumlah siswa di Kota Yogyakarta yang harus mengikuti UN ulangan untuk tingkat SMP/MA/SMP Terbuka adalah sebanyak 1.763 siswa dengan 1.674 siswa diantaranya harus mengulang untuk mata pelajaran matematika.



Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Guru honorer serbu Kantor Kemendiknas

Jakarta–Sebanyak 300 orang yang tergabung dalam Persatuan Guru Honorer Sekolah Negeri Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (17/5).

Mereka yang mengikuti aksi hari ini berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogya, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Mereka datang dengan menggunakan bus.

Aksi tersebut berlangsung dengan tertib dengan penjagaan petugas dari satuan Samapta Polda Metro Jaya. Tapi aksi tersebut membuat ruas jalan di kawasan tersebut mengalami kepadatan.

Selain berunjuk rasa di kantor Kemendiknas, massa juga berencana akan menggelar aksi serupa di depan gedung DPR/MPR dan Istana Merdeka hingga sore ini.

Sebelumnya, 2.000 guru yang tergabung dalam Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) juga menggelar aksi di depan Gedung DPR/MPR. Mereka juga mendesak pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan hidup guru.


Sumber
Vivanews

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Sejumlah siswa bingung cari lokasi UN ulangan

Solo (Espos)–Pelaksanaan hari pertama ujian ulangan tingkat SMP diwarnai sejumlah siswa yang terlambat karena masih kebingungan menemukan lokasi sekolah. Meskipun jumlahnya tidak signifikan dan masih dalam batas toleransi, namun hal tersebut membuat siswa menjadi terburu-buru dan tidak berkonsentrasi.

Menurut anggota Tim Pengawas Independen (TPI) Kota Solo, Taufiqurrahman, keterlambatan siswa pada hari pertama pelaksanaan ujian dimaklumi karena sebagian siswa berangkat sendiri. Dia mengatakan, upaya yang dilakukan sekolah asal dengan mengantarkan siswa yang mengikuti ujian ulang dinilai membantu siswa, karena bagi siswa yang mengulang ujian lebih dari satu mata pelajaran maka siswa itu akan mengikuti ujian di lokasi yang berbeda.

“Hanya satu dua yang datang terlambat, karena masih kebingunan mencari lokasi sekolah,” jelasnya ketika dijumpai Espos di Kantor Dewan Pendidikan Kota Solo, Senin (17/5).

Berdasarkan pantauannya, pelaksanaan ujian masih dalam keadaan kondusif meskipun siswa mengaku lebih merasa tegang pada ujian ulangan tersebut. Dia mengatakan, siswa yang mengikuti ujian Bahasa Indonesia sejumlah 309 sementara yang tidak hadir 12 orang.

Ada enam sekolah yang ditunjuk menjadi tempat pelaksana, namun pada hari pertama ujian nasional (UN) ulangan hanya tiga sekolah yang difungsikan yakni SMPN 25, SMPN 10 dan SMPN 8. Lebih lanjut, menurut Sekretaris TPI, Suwarto mengatakan, bagi siswa yang tidak hadir pada pelaksanaan ujian ulangan maka secara langsung mereka tidak lulus ujian.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Undip naik peringkat di Top 200 Asian University 2010

Semarang--Undip Semarang berhasil naik peringkat dari 171 (2009) menjadi 161 universitas terbaik di Asia (2010) atau menempati peringkat 6 perguruan tinggi terbaik di Indonesia versi QS Top 200 Asian University.

Dari enam terbaik di Indonesia, posisi Undip (161) berada pada peringkat setelah IPB (119), ITB (113), Unair (109), UGM (85) dan UI (50). Peringkat tersebut diperoleh Undip berdasarkan penilaian terhadap 200 perguruan tinggi di Asia pada Kamis pekan lalu. Unpad berbagi peringkat dengan Undip (161).

Staf Ahli Pembantu Rektor IV Undip Dr. Istadi menyambut gembira peringkat Undip yang naik 10 tingkat tahun ini. “Alhamdulillah peringkat Undip meningkat dari 171 menjadi 161 Top Asia. Ini merupakan buah dari kerja keras seluruh sivitas akademika Undip,” ujar Istadi, Senin (17/5).

Menurut Istadi, melalui pemeringkatan ini setiap universitas akan memiliki panduan obyektif untuk memetakan keunggulan dan kelemahan antar-perguruan tinggi di seluruh dunia. Hal ini dimungkinkan karena peningkatan prestasi setiap tahun hanya dapat dilakukan jika secara konsisten memenuhi kriteria-kriteria penilaian yang disyaratkan oleh lembaga-lembaga pemeringkatan.

Kuncinya, lanjut Istadi, adalah bagaimana agar pencitraan Undip di kancah internasional menjadi lebih baik melalui berbagai cara. Antara lain kerjasama internasional yang lebih efektif, publikasi ilmiah di jurnal internasional yang diindeksasi oleh SCOPUS, peningkatan jumlah sitasi penelitian dan publikasi, serta peningkatan mutu dan kualitas lulusan.

“Keberhasilan ini bukti komitmen Undip untuk pengembangan kampus world class university. Diharapkan hasil ini dapat lebih memacu semangat untuk terus berprestasi demi Undip,” demikian Istadi.

Indikator QS

QS sendiri dalam melakukan evaluasi prestasi universitas di Asia menggunakan sembilan indikator, yaitu pertama mengukur academic per review (kualitas penelitian) lewat survei di kalangan akademik dengan pembobotan senilai 30%.

Kedua, student to faculty ratio (rasio mahasiswa terhadap staf pengajarnya) dengan bobot 20%. Ketiga, citations per paper (seberapa banyak penelitian universitas dikutip), bobot 15%.

Keempat, employer review (kesiapan kerja lulusan serta tingkat kepuasannya), bobot 10%. Kelima, papers per faculty (seberapa banyak jumlah paper yang dipublikasi oleh setiap staf pengajar), bobot 15%.

Berikutnya dari sisi international outlook dapat dilihat dari parameter-parameter berikut. Keenam, inbound exchange students atau jumlah mahasiswa yang mengikuti pertukaran (masuk) mahasiswa dengan universitas lain dari luar negeri, bobot 2,5%. Ketujuh, outbound exchange students atau jumlah mahasiswa yang mengikuti pertukaran (keluar) mahasiswa dengan universitas lain ke luar negeri, bobot 2,5%.

Kedelapan, international students (jumlah mahasiswa internasional), bobot 2,5% dan kesembilan, international faculty (jumlah dosen dari luar negeri yang mengajar di suatu perguruan tinggi) bobot 2,5%.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Ratusan siswa gagal masuk RSBI

Solo (Espos)--Ratusan siswa dinyatakan gagal mengikuti seleksi masuk di rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). Pihak sekolah hanya memberikan toleransi siswa cadangan 10%.

Menurut Kepala SMAN 1 Solo, Drs H Thoyibun SH MM, proses seleksi masuk sekolah dinilai ketat, karena siswa harus menempuh sejumlah tes yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Tahun ini, sambung dia, ada 340 siswa yang telah masuk seleksi dari 698 pendaftar.

“Nilai rapor hanya salah satu persyaratan, tetapi nilai akademik hasil seleksi juga memiliki bobot yang tinggi,” jelas dia ketika dijumpai Espos di ruang kerjanya, Selasa (18/5).

Dia mengatakan, meskipun telah memenuhi kuota namun demikian pihaknya mengambil 10% peserta sebagai cadangan. Dia mengatakan, berdasarkan pengalaman sebelumnya beberapa siswa yang telah diterima justru mengundurkan diri karena lebih memilih sekolah lain.



Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Rektor UMS: Ruang gerak mahasiswa tak dibatasi

Solo (Espos)--Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof Dr Bambang Setiaji mengatakan tidak akan membatasi ruang gerak mahasiswa untuk menggelar kegiatan yang bernuasa Islami pasca penangkapan dua mahasiswa yang diduga terlibat tindak pidana terorisme.

Dia mengaku masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan anggota Densus 88 terhadap dua mahasiswa yang masih aktif kuliah di Fakultas Teknik UMS tersebut. Terkait hal tersebut pihaknya telah memberikan bantuan hukum terkait kebenaran dugaan yang ditujukan kepada keduanya. Pihaknya tidak menginginkan mereka dipaksa mengaku atas perbuatan yang tidak mereka lakukan.

“Saya menginginkan kebenaran. Jangan sampai gara-gara didesak oleh pihak lain mereka mengakui perbuatan itu,” jelas dia melalui telekonferen dengan sejumlah wartawan, Rabu (19/5).

Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

PWI: Keterbukaan informasi harus di jamin!

Solo (Espos)--Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Solo menyoroti rencana kebijakan penyampaian informasi melalui satu pintu di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) yang seharusnya lebih longgar dan fleksibel.

Ketua PWI Kota Solo, Budi Santosa sekaligus Kepala Biro Suara Merdeka Solo menegaskan kebijakan tersebut seharusnya justru mempermudah media atau masyarakat dalam mengakses informasi. Terkait dengan kebijakan itu, dinas atau pejabat terkait yang ditunjuk harus memiliki data serta akses informasi secara memadahi. Menurutnya, apabila akses data dan informasi tersebut terhambat maka sama halnya mereka telah melanggar Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.

“Yang saya tanyakan apakah dengan adanya sumber informasi satu pintu itu dapat menjamin kebutuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat?” jelasnya ketika dijumpai Espos di Rumah Makan Ria Rasa Resto, Manahan, Solo, Kamis (19/5).

Dia mengatakan, ketika kebijakan tersebut digulirkan maka dinas terkait harus melaksanakan konsekwensinya sebagai penyampai informasi. Menurutnya, pejabat humas yang ditunjuk harus menguasai segala hal terkait informasi yang dibutuhkaan publik. “Akan baik jika dinas mengeleminir kemungkinan negatif, tapi sekali lagi jangan sampai ini menyulitkan masyarakat terlebih para wartawan untuk mengakses data dan informasi,” jelas dia.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Tak kunjung cair, GTT tagih tunjangan fungsional

Solo (Espos)–Guru tidak tetap (GTT) yang tergabung dalam Persatuan Guru Karyawan Swasta Indonesia (PGKSI) Kota Solo meminta tunjangan fungsional Rp 200.000/bulan yang selama triwulan pertama belum turun. Keterlambatan pencairan dana tersebut kurang lebih dua bulan.

Hal tersebut diungkapkan Ketua PGKSI Kota Solo, Asmuni. Dia mengatakan, dana tunjangan fungsional tersebut seharusnya telah cair pada bulan Maret lalu, mengingat pencairan dana dilakukan per triwulan. Dia mengatakan, keterlambatan pencairan dana dinilai mengganggu dan meresahkan sejumlah GTT karena dana tersebut digunakan untuk memehuni kebutuhan hidup mereka. Sejak bulan lalu, sambung dia, tidak sedikit di antaranya mempertanyakan kapan pencairan dana tersebut.

“Saya sampai kewalahan menjawab pertanyaan teman-teman (GTT) karena hingga kini dana tersebut belum turun,” jelas dia, Jumat (21/5).

Dia mengatakan, tahun ini ada 3.250 GTT yang menerima dana fungsional dari pusat, sebelumnya pihaknya telah mengimbau kepada GTT yang telah mendapatkan sertifikasi tidak perlu mengajukan dana fungsional. Menurutnya, mereka yang telah mendapatkan dana sertifikasi tidak berhak mendapatkan dana fungsional, intensif kota maupun provinsi.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Jadwal UNPK dipastikan mundur

Solo (Espos)–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo memastikan mundurnya jadwal pelaksanaan Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK). Mundurnya jadwal tersebut disebabkan adanya Ujian Nasional ulang bagi siswa yang belum lulus pada UN utama.
Oleh: Dina Ananti Sawitri Setyani

Kepala Disdikpora Solo, Rakhmat Sutomo mengatakan, berbeda dengan tahun lalu, pelaksanaan UNPK akan digelar pada pekan ketiga bulan Juni. Sebelum ini, UNPK dilaksanakan bulan Mei. “Siswa yang belum lulus pada UN ulang masih mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pendidikan kesetaraan. Ijazah pendidikan kesetaraan tersebut dapat digunakan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. ” jelas dia ketika dihubungi Espos, Jumat (21/5).

Rakhmat menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan petunjuk pelaksanaan UNPK paket A (setara SD), paket B (setara SMP) dan paket C (setara SMA).dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kendati belum membaca petunjuk pelaksanaan itu secara rinci, dia mengatakan UNPK yang khusus untuk pendidikan kejuruan juga akan digelar tahun ini. “Masih ada beberapa berkas terkait pelaksanaan UNPK kejuruan yang belum saya terima utuh,” jelas dia.

Dia menegaskan, karena pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pelaksanaan ujian kesetaraan maka ijazah pendidikan kejuruan yang akan diperoleh siswa secara otomatis diakui dan dapat digunakan untuk menunjang karir mereka. Disinggung mengenai anggaran pelaksanaan UNPK, Rakhmat mengaku belum dapat berkomentar lantaran masih menunggu petunjuk lebih lanjut terkait penyelenggaraan ujian itu. “Setelah petunjuk pelaksanaannya jelas, kami akan segera menyosialisasikannya,” paparnya.

Terpisah, Ketua Panitia Penyelenggara UN Jawa Tengah, Nur Hadi Amiyanto di Semarang, kemarin mengungkapkan ribuan siswa berbagai SMP dan sederajat di Jawa Tengah absen atau tidak mengikuti pelaksanaan UN ulang 2010. Ia menyebutkan peserta yang absen hari pertama, Senin (17/5) sebanyak 2.598 siswa, hari kedua 2.142 siswa, hari ketiga 2.292 siswa, dan hari terakhir sebanyak 3.147 siswa.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

18.000 Kartu BPMKS bakal diperbaharui

Solo (Espos)–Sedikitnya ada 18.000 bantuan pendidikan masyarakat Kota Solo (BPMKS)yang dalam waktu dekat ini bakal diperbaharui. Hal tersebut karena sejumlah siswa yang memiliki kartu tersebut sekarang ini duduk di kelas VI dan kelas IX SMP.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo, Rakhmat Sutomo mengatakan secara teknis kartu tersebut harus diperbaharui karena mereka akan melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi, dalam waktu dekat ini pihaknya beserta dinas terkait akan merancang teknis perubahan data tersebut.

“Kartu tersebut harus diperbaharui, tapi apakah nanti akan diganti total atau membubuhkan stempel pada kartu itu kami masih belum menentukan,” jelasnya ketika dijumpai Espos di ruang kerjanya, Sabtu (22/5).

Dia mengatakan, dalam perubahan maupun pembuatan kartu bantuan pendidikan pihaknya dan jajaran instansi pendidikan secara langsung akan memantau perkembangan dan permintaan kartu sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga yang bersangkutan.

Menurutnya, bantuan pendidikan itu harus tepat sasaran dan mampu meringankan beban pendidikan siswa yang membutuhkan. “Kami tetap memantau pelaksanaannya dan mengakomodasi permintaan masyarakat yang membutuhkan,” papar dia.

Lebih lanjut, ditegaskannya, bantuan pendidikan itu berupa bantuan operasional pada pihak sekolah dan bukan berupa fresh money atau uang tunai. Sehingga, pihak sekolah yang secara langsung akan mengajukan klaim kepada dinas terkait.

“Kami masih menggodok prosesnya, paling lambat pada tanggal 18 Juni akhir tahun ajaran 2009/2010 sudah dapat dimulai proses klaimnya,” papar dia.

Berdasarkan pantauan Espos di sekolah swasta, tidak sedikit orangtua siswa mempertanyakan kapan pencairan dana BPMKS sehingga mereka hanya perlu menambah kekurangan pembayaran SPP setiap bulannya. Menurut Kepala SD Islam Cokroaminoto, Asmuni, kurang lebih dua bulan orangtua siswa belum membayar SPP karena masih menunggu pencairan dana tersebut.
“Mereka ‘njagakke’ (berharap-red) pencairan BPMKS itu dan belum membayar SPP,” papar dia.

Sementara kondisi berbeda terjadi di sekolah negeri, karena telah mendapatkan dana bantuan operasional sekolah dari pusat dan bantuan pendidikan dari pemerintah kota, orangtua siswa tidak begitu menghiraukan pencairan BPMKS.

Kepala SDN Yosodipuro, Siti Iriani, dengan adanya bantuan dari pemerintah kota pihaknya justru dapat mengembangkan ragam pelaksanaan kegiatan pendidikan siswa. “Karena tidak memungut dana pendidikan dari orangtua siswa, kami hanya menunggu saja kapan proses klaim dana itu,” paparnya.


Sumber
Solopos.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Deteksi pemakai Narkoba, Ratusan siswa jalani tes urine

Solo (Espos)--Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Semarang mendeteksi sejumlah pelajar secara acak di beberapa sekolah di Kota Solo. Ratusan pelajar yang berada di bangku kelas XI diharuskan mengikuti tes urine.

Berdasarkan pantauan Espos tim BNN terpecah menjadi dua kelompok yakni di SMAN 6 dan di SMA Bhinneka Karya. Menurut Kepala SMAN 6 Solo, Makmur Sugeng, MPd, kegiatan tersebut merupakan program dari BNN provinsi, mereka menunjuk sejumlah sekolah dan mengambil secara acak siswa yang akan mengikuti kegiatan tersebut. Dia mengatakan, secara fisik pengguna Narkoba dapat dikenali tetapi secara pihaknya tidak dapat memastikan.

“Dapat dikenali dari perilakunya tetapi pihaknya tidak dapat memastikan bahwa orang tersebut pemakai Narkoba,” jelas dia ketika dijumpai Espos di ruang kerjanya, Senin (24/5).

Dia mengatakan, ada 125 siswa yang mengikuti kegiatan tersebut, mereka merupakan siswa yang duduk di kelas XI. Menurutnya, sampel siswa yang diambil dinilai tepat karena siswa yang duduk di kelas XI cenderung lebih rawan terganggu dari pengaruh negatif pergaulan jika dibandingkan dengan siswa kelas XII maupun X. Meski demikian, sambung dia, belum ada siswa yang terindentifikasi sebagai pemakai maupun pengedar obat-obat terlarang.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Jelang PPDB, sekolah diminta terima siswa sesuai kuota

Klaten (Espos)--Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten meminta setiap sekolah menerima siswa sesuai dengan kuota menjelang pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada Juli mendatang.

Panitia PPDB Disdik Pemkab Klaten, Sutarto saat ditemui Espos di kantornya, Senin (24/5), mengatakan kuota siswa berbeda-beda sesuai dengan program pendidikan yang dimiliki sekolah. Untuk program imersi, kuotanya maksimal 26 siswa. Untuk program akselerasi, kuotanya maksimal 24 siswa.

Untuk Sekolah Bertaraf International, kuotanya maksimal 28 siswa. Untuk program Sekolah Luar Biasa (SLB), kuotanya maksimal delapan siswa. Sementara untuk program reguler, kuotanya maksimal 36 siswa. “Kuato itu mengacu kepada petunjuk operasional standar (POS) PPDB yang kami terima dari Dinas Pendidikan Provinsi,” ujar Sutarto.

Lebih lanjut, Sutarto meminta setiap sekolah menaati ketentuan kuota yang ditetapkan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah tersebut. Menurutnya, pihaknya akan memberikan sanksi kepada pihak sekolah yang melanggar ketentuan tersebut. Akan tetapi, pihaknya belum bisa menyebutkan jenis sanksi yang akan diberikan. “Aturan kuota itu dibuat untuk menciptakan efektivitas dalam pembelajaran yang berimplikasi pada peningkatan mutu pendidikan. Kalau melebihi kuota, kami khawatir hasil kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan maksimal,” urai Sutarto.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Jokowi: Stop mutasi guru dari luar kota

Solo (Espos)–Walikota Solo, Joko Widodo akan menghentikan mutasi guru yang berasal dari luar daerah, hal ini disebabkan kelebihan jumlah guru di tingkat sekolah menengah.

Menurutnya, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mensinergikan antara Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) terkait dengan kebutuhan dan jumlah guru yang masih perlu ditambah. Dia mengakui selama ini beberapa dinas tersebut masih berjalan sendiri dan kurang saling berkoordinasi.

“Untuk beberapa materi pelajaran memang berlebih tetapi untuk beberapa bidang masih kurang. Maka dari itu saya minta untuk pemenuhan kebutuhan guru masing-masing dinas dapat saling koordinasi,” jelas dia seusai membuka acara Pekan Seni di Taman Budaya Surakarta, Solo, Senin (24/5).

Sementara menurut Kepala Disdikpora Solo, Rakhmat Sutomo, dari 9.000-an guru yang berada di Kota Solo, sedikitnya ada 200-an guru diantaranya yang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP dan SMA yang jumlahnya berlebih. Padahal, sambung dia, apabila guru tersebut telah mendapatkan sertifikasi maka mereka harus memenuhi ketentuan mengajar selama 24 jam dalam sepekan. “Tentunya mereka akan kesulitan untuk memenuhi ketentuan tersebut karena jumlah guru dibeberapa mata pelajaran itu masih berlebih,” jelas dia.

Terkait hal tersebut pihaknya tengah mencari solusi bagaimana dapat mengoptimalisasi jam mengajar guru tersebut agar lebih optimal. Menurutnya, jika guru yang telah mendapatkan setifikasi itu tidak memenuhi ketentuan maka dimungkinkan tunjangan sertifikasi akan dicabut. Meskipun belum secara pasti menetapkan cara yang dapat ditempuh, dia mencontohkan untuk guru yang mengampu pelajaran Bahasa Indonesia mereka bisa mendapatkan tugas tambahan di perputakaan.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Mahasiswa diajak kritisi konstutusi dan UU

Solo (Espos)–Mahasiswa diajak untuk mengkritisi persoalan dan isu terkini terkait permasalahan di dalam tubuh konstitusi negara dan peraturan Undang-Undang (UU) yang berdampak luas terhadap masyarakat

Kekritisan itu yang diharapkan muncul dalam lomba debat antar universitas yang berada di region III, Jawa Tengah-DIY, yang digelar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi mulai Senin-Rabu (24-26 Mei)

Beberapa tema debat yang diangkat dalam lomba itu di antaranya penggunaan kartu tanda pengenal (KTP) pada pemilihan umum daerah (Pilkada), menelisik UU Agama hingga Badan Hukum Pendidikan (BHP).

Menurut Ketua Panitia, Bambang Santosa, sedikitnya ada 12 perguruan tinggi di wilayah Jateng dan DIY yang meramaikan lomba debat tersebut, di antaranya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dia mengatakan, tidak semua perguruan tinggi dapat mengikuti acara tersebut karena perwakilan masing-masing perguruan tinggi itu secara langsung ditunjuk oleh MK, selaku penyelenggara.

“Dalam hal ini MK berupaya mensosialisasikan kepada mahasiswa mengenai ketentuan hukum dan bagaimana mereka dapat menawarkan solusi secara tepat,” jelas dia ketika dijumpai Espos, Senin (24/5).

Selain itu, dia mengatakan beberapa isu up to date yang diangkat pada acara itu akan membuat mahasiswa kritis tersebut terhadap permasalahan terkini yang terjadi di sejumlah daerah. Menurutnya, dengan memiliki bekal pengetahuan mereka akan dapat menyampaikan solusi dengan cara yang santun.

“Mahasiswa harus diajak untuk terbiasa menyelesaikan persoalan secara dialogis dan berpegang dan tetap pada kaidah peraturan yang berlaku,” papar dia.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, pemenang lomba debat dari lima region akan mengikuti lomba debat tingkat nasional di Jakarta. Menurutnya, perwakilan mahasiswa tersebut tidak hanya dari fakultas hukum tetapi juga dari berbagai ragam studi lainnya. “Mahasiswa dari seluruh bidang studi dapat ikut berkompetisi pada acara tahunan ini,” ungkapnya.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html

Read More......

Mahasiswa diajak memecahkan konflik

Solo (Espos)–Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi menggelar lomba debat antar universitas yang berada di region III, Jawa Tengah-DIY, Senin-Rabu (24-26/5).

Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa diajak untuk mengkritisi persoalan dan isu terkini terkait permasalahan di dalam tubuh konstitusi negara dan peraturan Undang-Undang (UU) yang dampak luas terhadap masyarakat. Beberapa tema debat yang diangkat di antaranya penggunaan kartu tanda pengenal (KTP) pada pemilihan umum daerah (Pilkada), menelisik UU Agama hingga Badan Hukum Pendidikan (BHP).

Menurut Ketua Panitia, Bambang Santosa, sedikitnya ada 12 perguruan tinggi di wilayah Jateng dan DIY yang meramaikan lomba debat tersebut, di antaranya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dia mengatakan, tidak semua perguruan tinggi dapat mengikuti acara tersebut karena perwakilan masing-masing perguruan tinggi itu secara langsung ditunjuk oleh MK, selaku penyelenggara.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

UNS tertinggi kedua jumlah pendaftar SNMPTN di Indonesia

Solo (Espos)--Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mendata sedikitnya ada 500-an formulir di data base yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Tahun ini penyelenggaraan SNMPTN Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dilaksanakan secara full online artinya pendaftar dapat mengisi data pada formulir hingga pembayaran secara online di lokasi tempat tinggal peserta. Selain itu, peserta dapat mencetak kartu ujian SNMPTN tersebut secara mandiri.

Namun demikian, Rektor UNS, Prof Dr Much Syamsulhadi dr Sp.KJ (K) mengatakan meskipun belum terdata seluruhnya ada sedikitnya 500-an formulir yang dinilai tidak sesuai dengan ketentuan. Indikasi kesalahan seringkali terdapat pada cara menggunggah dan memasang foto hingga ketika memasukkan indentitas diri.

“Kesalahannya ada dua, memasukkan identitas diri dan mengunggah foto diri,” jelasnya pada acara jumpa pers di UNS, Selasa (25/5).

Syamsulhadi mengatakan, jumlah pendaftar hingga pukul 12.00 WIB lalu tercatat 33.132 orang, angka tersebut merupakan tertinggi nomer dua seIndonesia setelah Universitas Hasanudin, Makasar dengan jumlah pendaftar 36.869. Sementara untuk tren program studi yang diminati peserta di antaranya Kedokteran, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Komunikasi, Akuntansi dan Pendidikan Matematika.

“Persaingan seleksi cukup ketat salah satunya di beberapa program studi FKIP,” jelasnya.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Juni, 60.000 kartu BPMKS rampung

Solo (Espos)–Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Solo dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) tengah mengebut sedikitnya 60.000 pencetakan kartu Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS). Ditargetkan pada pertengahan Juni ini kartu tersebut selesai.

Hal tersebut ditegaskan Kepala KPPT, Toto Amanto, ketika dihubungi Espos, Rabu (26/5). Dia mengatakan, untuk proses entry data selain mengoptimalkan tenaga KPPT pihaknya juga melibatkan tim Disdikpora yang berada di SMKN 2 Solo. Dia mengatakan, dengan penambahan jumlah personel tersebut diprediksi kartu tersebut akan selesai pada pertengahan Juni, sehingga dapat segera didistribusikan.

“Ada 60.000-an kartu yang sekarang ini tengah dikebut penyelesaiannya, saya kira kartu tersebut dapat dicetak tepat waktu,” jelasnya.

Dia mengatakan, meskipun sejumlah kartu tersebut belum selesai dicetak pihaknya masih membuka layanan bagi warga yang membutuhkan keringanan biaya pendidikan. Proses penyampaian permohonan kartu di KPPT tidak sepadat beberapa waktu lalu yang mencapai ribuan pendaftar, dia mengatakan, dengan adanya sistem rayonisasi jumlah pemohon hanya mencapai 100 orang/hari.


Sumber
Solopos.com


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Dana BOM SMA/SMK 2010 cair

Solo (Espos)--Dana Bantuan Operasional Managemen (BOM) tingkat SMA sederajat dalam waktu dekat ini segera dicairkan via rekening sekolah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) mengimbau sekolah agar mengoptimalkan pemanfaatan dana untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Menurut Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK, Susanta, secara langsung pihaknya belum mengecek apakah pencairan dana tersebut masih dalam proses atau telah masuk ke rekening sekolah. Dia mengatakan, jika dana tersebut telah cair pihaknya akan segera melaporkan surat pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan.

Sebelumnya, Kepala Disdikpora, Rakhmat Sutomo mengungkapkan penggunaan dana BOM harus sesuai dengan petunjuk pengelolaan managemen. Dia mengatakan dana tersebut juga dapat digunakan untuk menambah kebutuhan ujian praktek kejuruan. Menurutnya nominal dana yang diberikan tahun ini tidak berbeda dengan tahun lalu, yakni Rp 120.000 per siswa SMK dan Rp 90.000 per siswa SMA.

“Sehingga total dana yang diberikan senilai Rp 2,8 miliar untuk SMK dan Rp 754 juta untuk SMA, saat ini dana dalam proses pencairan. Dengan bantuan ini diharapkan kualitas managemen sekolah dapat meningkat,” jelas dia.


Sumber
Solopos.com

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Klaim Budaya Itu, Sekali Lagi

klaim budaya itu sekali lagi

Supaya tidak terjebak dalam siklus kata-kata yang tidak produktif, kasus "klaim tari pendet oleh Malaysia" ada baiknya mengklarifikasi satu hal: klaim yang diributkan itu sebenarnya tidak ada.
Oleh Radhar Panca Dahana
Promo wisata Malaysia yang dibuat Discovery Channel tidak menyebutkan ikon-ikon budaya Indonesia yang ditampilkan sebagai milik, karya cipta, atau hak budaya mereka. Hal itu hanya dilakukan untuk kepentingan komersial/bisnis.

Untuk soal seperti ini, sebenarnya terlampau kerap kita menjumpai kasus serupa, tanpa kita keberatan. Promo wisata Singapura, misalnya, tak terhitung frekuensinya menggunakan gambar/video karya budaya Indonesia, termasuk wayang dan tari pendet. Tak ada keributan. Sebagaimana kita tahu, dalam propaganda politiknya, Nelson Mandela hadir di media massa global mengenakan batik. Atau museum di Paris dan Barcelona mempromosikan gamelan sebagai ikon utamanya.

Dalam sebuah pergaulan budaya, sejak ribuan tahun, soal jiplak-menjiplak adalah hal lumrah, bahkan menjadi kewajaran kebudayaan. India tidak pernah marah saat orang Jawa menyatakan Mahabarata atau Ramayana adalah ekspresi kultural, bahkan sumber identitas.

Rabindranath Tagore, pada awal abad ini, setelah berkeliling Jawa, menegaskan kepada sejawatnya, Sanusi Pane cs, tentang sasus ada "India kecil" di kawasan tenggara. "Dusta. Itu bukan India," tegasnya, "itu Jawa, yang bahkan India sendiri tidak mampu membuatnya."

Begitupun China tidak marah dengan banyak ekspresi budaya Indonesia yang diambil darinya, mulai sisingaan di Subang, beduk, baju koko, hingga—menurut Remy Silado—nada musik slendro. Apakah keroncong membangkitkan amarah orang Portugis? Bagaimana dengan musik gambus, marawis, sastra Bali, seni Betawi, hingga gaya harajuku anak muda masa kini?

Kekuatan unik kita

Pada persoalan penciptaan, sebuah karya budaya, seperti seni, dalam waktu dan ruang tertentu akan bergeser—bahkan secara yuridis—menjadi milik atau wilayah publik. Perluasan ruang dan waktu itulah yang membentuk magnitude dari sebuah karya, yang nilai dan penghargaannya melampaui jumlah tiket, piala, atau sekadar besaran royalti.

Terlebih bila karya itu dire-kreasi pihak lain—yang mungkin asing—untuk kemudian menjadi medium aktualisasi diri, bahkan hingga tingkat identifikasi diri. Sebenarnya dengan itu sebuah karya telah mencapai kulminasi pencapaian kreatifnya.

Maka sebenarnya amat mengagumkan, bahkan membanggakan, bila sebuah karya, katakanlah Für Elise-nya Beethoven, menjadi romansa yang dinyanyikan setiap pencinta di dunia, atau menjadi lagu penanda truk sampah di Taiwan dan Iran, jadi kode penjual gas di Turki dan Brasil.

Kita pun tahu bagaimana lagu-lagu Beatles pernah menjadi "lagu kebangsaan" generasi bunga akhir 1960-an. Begitupun blues, jazz, rap, atau reggae, yang dimiliki secara subyektif oleh musikus seantero jagat, tanpa membuat masyarakat Harlem, Mississippi, atau Jamaika geram. Karena begitulah cara masyarakat dunia merawat karya-karya terbaiknya di bidang kebudayaan. Begitulah kita bangga pada batik, wayang, atau Borobudur menjadi warisan dunia, menjadi milik dunia, dimanfaatkan dan dipelihara masyarakat dunia.

Dengan alasan ringkas itu, jelaslah bagi kita, jika masalah "klaim" dilanjutkan, bukan saja akan memukul balik diri sendiri, tetapi juga membuat kita rudin secara kultural. Begitu banyak produk kebudayaan kita dapat dirujuk asal-usul asingnya.

Apa yang mungkin menarik dan "unik" dari hubungan interkultural yang intensif dan masif di kepulauan ini adalah kemampuan masyarakatnya mengolah, menghibridasi semua khazanah simbolik yang datang dari luar, dalam satu larutan atau produk dengan dengan karakter budaya yang baru. Sebuah kemampuan—juga kekuatan—yang ditemukan di Bali, Sunda, Jawa, Minang, Bugis, Betawi, Banjar, dan Betawi.

Masalah timbul saat untuk kekuatan dan kemampuan ini justru pemerintah minim, bahkan hampir absen, peran dan perhatiannya sehingga bukan saja proses dan kerja kebudayaan mengalami disorientasi secara kolektif, pemerintah pun mengalami krisis karena kehilangan otoritasnya dalam kerja dan proses itu. Krisis ini pula yang akhirnya menjawab pertanyaan kita belakangan ini: mengapa sebagian masyarakat mudah marah untuk masalah yang lumrah?

Kekecewaan publik

Dalam pertemuannya dengan pimpinan MPR, anggota Mufakat Budaya seperti musikus dan aktor senior, Yockie Suryoprayogo dan Sys Ns, mengisahkan, bagaimana dunia musik dan film Indonesia dapat berkembang hingga hari ini semata karena perjuangan keras pelaku kreatifnya. Bila tidak minim, negara nyaris absen. Sebuah keadaan juga dirasakan pekerja sastra, tari, seni rupa, teater, dan lainnya.

Tali-menali dengan persoalan lain di bidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dan sebagainya, kenyataan itu menciptakan kekecewaan publik yang dalam bobot tertentu menghancurkan wibawa kebudayaan pemerintah. Kekecewaan itu seperti mendapat justifikasi saat masyarakat melihat kenyataan bagaimana kini pemerintahan mudah dipengaruhi atau dibawa arus besar politik dan ekonomi global. Tanpa resistensi atau semacam tawaran alternatif.

Malaysia pun hadir sebagai penyebab saat dalam upayanya mencapai kedigdayaan politis—sebagaimana kesejahteraan ekonomis yang diraihnya—negeri itu mencoba menggoyahkan otoritas politik Indonesia yang begitu dominan di ASEAN. Berawal dari "kemenangan besar" merebut Sipadan dan Ligitan, Malaysia mengusik wibawa politik Indonesia bukan cuma di soal kesenian, tetapi juga di Ambalat, di masalah perbatasan, pencurian kayu dan ikan, TKW, hingga simbol-simbol sakral dunia politik, seperti lagu kebangsaan.

Hasilnya? Pemerintah Indonesia seperti kehilangan akal, rapuh dan lapuk harga dirinya. Jalur-jalur diplomatik, militer, atau intelijen seperti mati-angin dalam mengatasinya. Saat media mengangkatnya ke permukaan, kekecewaan itu mengeras menjadi kemarahan publik. Hiruk-pikuk "klaim" menjadi refleksi kemarahan. Dan Malaysia hanyalah pispot kekecewaan publik yang sebenarnya mengarah secara internal ke pemerintahan sendiri yang terdegradasi wibawanya.

Seyogianya ini menjadi semacam pembelajaran, bangsa dan negara ternyata tidak cukup dan tidak akan selesai hanya pada parsial politis, ekonomis, atau teknologis saja. Kebudayaan terbukti menjadi fundamen yang meneguhkan semua sukses itu. Tanpanya, semua sukses itu akan mengapung, menjadi artifisial, bahkan ilusif di banyak bagian. Apa lantaran itu sebuah bangsa kemudian harus terus tinggal dalam imaji kita saja?

Pemerintah yang berbudaya harus menjawabnya.

Radhar Panca Dahana Sastrawan


Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Beragama Nirkekerasan

Oleh *Masdar Hilmy*

”In fact, as far as the Qur’an is concerned, the concept of jihad has
nothing to do with violence” (Asghar Ali Engineer, On Developing
Theology of Peace in Islam, 2005: 27).

Madinah, 1 Januari 630 M/8 H. Muhammad SAW beserta sekitar 10.000
tentara Muslim bersenjata lengkap bergerak dari Madinah ke Mekkah dengan
misi: ”penaklukan”.

Saat itu rombongan sedang berpuasa karena bertepatan dengan bulan
Ramadhan. Namun, Nabi memberi dispensasi bagi mereka yang hendak
membatalkan puasa.

Pergerakan pasukan Muslim itu tercium sebagian penduduk Mekkah. Sejumlah
pemimpin Quraish memprediksi bakal terjadi pertumpahan darah hebat (yawm
al-malhamah) . Ternyata, Nabi justru mengembuskan angin kasih (yawm
al-marhamah) . Nabi menyerukan kedua masyarakat itu untuk saling
memaafkan dan merajut kehidupan baru yang penuh kasih sayang. Peristiwa
itu belakangan dikenal sebagai hari ”pembukaan” Mekkah (fath Makkah).

*”Lompatan kuantum”*

Penaklukan Mekkah oleh pasukan Muslim merefleksikan ”lompatan kuantum”
dalam lanskap peradaban bangsa Arab yang saat itu dihegemoni tradisi
kekerasan dan perang. Dikatakan demikian karena kekerasan dan perang
adalah metode resolusi yang hampir selalu dipakai untuk menyelesaikan
segala masalah di kalangan suku-suku Arab.

Penaklukan Mekkah itu mengintrodusir tradisi yang lebih maju dan
beradab, yaitu nirkekerasan dalam struktur sosial-politik masyarakat Arab.

Kekerasan dan perang adalah nomenklatur politik yang lazim saat itu.
Namun, pilihan damai memberi nuansa baru dalam lanskap peradaban
manusia. Pesan moral yang harus ditangkap dari fath Makkah adalah, Islam
hendak menceraikan—setidaknya menjaga jarak—elemen kekerasan dari
peradaban manusia.

”Lompatan kuantum” semacam inilah yang oleh Bellah sering dirujuk
sebagai ”terlalu modern untuk zamannya” (Robert N Bellah, Beyond Belief,
1970). Memang Bellah tidak secara spesifik merujuk peristiwa fath
Makkah, tetapi pada Piagam Madinah (Mitsaq al-Madinah). Memang, banyak
eksemplar tradisi nirkekerasan, di luar kedua peristiwa itu, yang bisa
diklasifikasi sebagai ”lompatan kuantum”. Karena itu, menjadi tidak adil
jika mengatribusi watak kekerasan sebagai sesuatu yang intrinsik dalam
Islam.

*Involusi keberagamaan*

Seharusnya apa yang sudah diinisiasi Nabi Muhammad SAW perlu diapresiasi
secara obyektif sebagai investasi kemanusiaan yang anakronistik pada
zamannya, tetapi diakronistik untuk peradaban manusia sekarang. Dengan
demikian, yang perlu diambil dari perilaku Nabi adalah semangat
nirkekerasan yang menempatkan keselamatan jiwa dan kehidupan manusia
sebagai kata kunci yang mendasari kesadaran keberagamaan modern.

Sayang, banyak umat beragama terjebak pemahaman tekstual-skriptural istik
dan mengesampingkan model keberagamaan kontekstual- transformatif. Tafsir
jihad ala Noordin M Top adalah salah satu contohnya. Dalam bahasa Sir
Muhammad Iqbal (Reconstruction of Religious Thought in Islam, 2004:15),
banyak umat beragama lebih suka mengambil abu, ketimbang api, agama.
Semestinya, yang diambil adalah yang tersirat dan bukan yang tersurat.

Perilaku ”mengambil abu ketimbang api” adalah bentuk involusi
keberagamaan, terutama saat yang mengemuka semangat duplikasi dan
replikasi tanpa cadangan atas apa yang tampak di permukaan. Kenyataan
semacam ini disebabkan proses fermentasi sosial-budaya atas sejumlah
doktrin keagamaan yang seharusnya diapresiasi sebagai kontekstual pada
zamannya.

Proses fermentasi atas doktrin keagamaan bahkan tersedimentasi sebagai
praktik atau tradisi keagamaan yang diterima secara lumrah dan
turun-menurun. Doktrin jihad yang semula tidak terkait kekerasan lalu
dimaknai secara tunggal sebagai ”perang suci”. Ini dapat dilihat,
misalnya, dalam kamus bahasa Arab tulisan Elias Antoon, Qamus Al-’Asri
(1972), jihad dimaknai ”militansi” dan atau ”perang suci”.

Padahal, sebagaimana ditegaskan Asghar Ali Engineer, semula konsep jihad
tidak terkait dengan kekerasan. Namun, pengalaman peperangan telah
mereduksi pemaknaan jihad yang hakiki. Sejatinya, tidak satu pun
ayat-ayat jihad yang berkonotasi kekerasan atau peperangan.

*Metamorfosis diri*

Dalam konteks ini, puasa adalah memberi ruang dan peluang luas bagi
setiap umat Islam untuk memetamorfosiskan diri menjadi Muhammad-muhammad
kecil di tengah kehidupan masing-masing. Dalam diri Muhammad ada
eksemplar keberagamaan nirkekerasan sebagaimana didemonstrasikan dalam
peristiwa ”penaklukan” Mekkah yang terjadi pada bulan Ramadhan.

Model keberagamaan semacam ini memungkinkan kita lebih mengedepankan
tradisi nirkekerasan dalam ruang-ruang kehidupan. Beragama yang benar
harus meneladani perilaku Nabi dalam setiap aspeknya. Namun, hal
demikian tidak bisa dilakukan secara membabi buta tanpa mempertimbangkan
konteksnya.

Mari kita ”menyambung” kontinum sejarah yang tonggaknya sudah
ditancapkan Nabi Muhammad SAW pada zamannya.

*Masdar Hilmy* /Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

RSBI Akan Dievaluasi

Kementerian Pendidikan Nasional akan mengevaluasi semua rintisan sekolah bertaraf internasional atau RSBI. Hal ini dilakukan untuk memantau mutu RSBI, sekaligus menanggapi banyaknya keluhan masyarakat soal penarikan dana yang terlalu tinggi oleh RSBI.

”Sekarang ini muncul suara sumbang dari berbagai tempat. Bahkan, RSBI dipelesetkan menjadi rintisan sekolah bertarif internasional. Kesannya RSBI itu sekolah mahal, padahal awalnya konsep RSBI itu bagaimana meningkatkan mutu pendidikan,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Hamid Muhammad yang mewakili Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh membuka English Camp SMA RSBI Jawa Tengah di Kota Salatiga, Selasa (25/5).

Menurut Hamid, penarikan dana dari masyarakat oleh RSBI, sebagian tidak disertai dengan laporan penggunaan yang transparan. Mestinya, transparansi senantiasa melekat pada RSBI.

Menurut Hamid, sekolah yang tidak lolos dalam standar RSBI statusnya akan dikembalikan menjadi sekolah standar nasional. Sementara sekolah yang memenuhi persyaratan minimal akan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI). Menurut dia, RSBI sangat layak dievaluasi karena program tersebut sudah berjalan sekitar lima tahun.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional, pada 2009 program RSBI diikuti 136 sekolah dasar, 300 sekolah menengah pertama, 118 sekolah menengah kejuruan, serta 320 sekolah menengah atas. ”Memang RSBI boleh menarik dana dari masyarakat. Namun, belum diatur berapa dana yang boleh dipungut dari masyarakat,” ujarnya.

Menurut dia, sekolah yang bermutu dan berkualitas sudah pasti akan mahal karena membutuhkan biaya tinggi. Namun, kemahalan tersebut tidak seharusnya dibebankan seluruhnya kepada masyarakat atau orangtua siswa. Dia mengatakan, Kementerian Pendidikan Nasional sedang mencoba mencari formulasi pendanaan yang tepat, seperti pada pendanaan wajib belajar sembilan tahun yang ditanggung bersama oleh pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten dan kota.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Jawa Tengah Kunto Nugroho mengatakan, di Jawa Tengah saat ini terdapat 12 SD, 66 SMP, 59 SMK, dan 55 SMA RSBI yang akan dievaluasi. Sekolah tersebut harus memenuhi delapan komponen pendidikan, antara lain sarana dan prasarana, standar isi, kompetensi lulusan, proses pembelajaran, dan pengelolaan.

Amandemen UU Sisdiknas

Pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan, sumber masalah RSBI ada pada Undang-Undang 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terutama Pasal 50 Ayat 3. Dalam undang-undang tersebut, daerah didorong untuk membentuk RSBI dan SBI.
”Kenyataannya, pembentukan RSBI dan SBI telah menciptakan kastanisasi pendidikan,” kata Darmaningtyas. Sebab, sekolah distratifikasi menjadi sekolah reguler, sekolah kategori mandiri (SKM), RSBI. SBI, dan sebagainya. Untuk RSBI dan SBI, hanya anak dari keluarga kaya yang bisa masuk sekolah tersebut karena biaya masuk dan iuran bulannya sangat mahal. ”Walaupun katanya ada beasiswa untuk keluarga miskin, kenyataannya anak-anak tersebut minder karena lingkungan sekitarnya anak-anak dari keluarga kaya,” kata Darmaningtyas.

Adanya RSBI dan SBI, lebih parah lagi, melanggar Undang-Undang Dasar 1945 yang diamandemen, terutama Pasal 31 Ayat (3). Ayat tersebut menyatakan, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.
”Dengan adanya kastanisasi pendidikan, berarti sistem pendidikan kita telah melanggar UUD 1945,” kata Darmaningtyas.

Karena itu yang lebih penting dilakukan sekarang, lanjut dia, bukan sekadar mengevaluasi RSBI tetapi mengamandemen Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai sumber masalahnya. Sejumlah anggota DPR juga sudah menyadari ”kesalahan” Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ini sehingga merencanakan untuk mengamandemennya.

Sumber
SALATIGA, KOMPAS
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Yang Tak Mau Terkubur di Dapur ( POTRET edisi 33 yang baru beredar hari ini

YANG TAK MAU TERKUBUR DI DAPUR

Oleh Tabrani Yunis

Melintasi jalan-jalan di pasar Thamel, Katmandu, Nepal menjelang malam
Jum’at, 7 Mai 2010, beberapa perempuan, berpakaian agak kumal, berjualan di
emperan toko dan tembok bangunan yang tinggi. Sebuah gerobak kecil yang
berisi dagangan yang kalau dihitung-hitung nilai dagangannya tidak lebih
dari Rp 500.000,-. Hanya ada barang berupa sejumlah permen, beberapa botol
air mineral dan makanan kecil. Orang-orang yang membelipun hanya dari
kalangan kelas bawah.

Melongok keadaan itu, sontak pikiran penulis berjalan menerawang pada para
perempuan usaha kecil yang di beberapa negara lain. Sebut sajalah di
Philipina, Thailand bahkan juga di Malaysia. Di tahun 2006, penulis pernah
melihat para perempuan yang berbisnis di Manila bay, yang terletak di
pinggir pantai, di ibu kota Philipina, yakni Manila. Di sepanjang jalan itu
banyak orang berjualan. Mereka juga para perempuan. Begitu pula ketika
penulis berada di Maesot, sebuah kota di Thailand dekat perbatasan dengan
Burma, ada banyak perempuan yang berbisnis. Juga di Malaysia, negera
tetangga kita. Di negri persemakmuran ini Inggris ini, banyak perempuan yang
berdagang di gerai-gerai makanan di pinggiran jalan seperti Chawkit dan
lain-lain. Apalagi di negri kita tercinta Indonesia. Di setiap kota,
termasuk Aceh kita menyaksikan betapa banyaknya perempuan yang kini
berbisnis. Kita tidak perlu melewati atau melintasi semua- lorong, cukup
melihat di kaki lima saja. Di sinilah kita menemukan apa yang dinukil oleh
Hartoyo Andangjaya dalam sajaknya ” Perempuan-perempuan Perkasa”. Berikut
ini.

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka. Ke
stasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa
sebelum peluit kereta pagi terjaga
sebelum hari bermula dalam pesta kerja

Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, kemanakah mereka
di atas roda-roda baja mereka berkendara
mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kota
merebut hidup di pasar-pasar kota

Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
mereka : cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

Dari awal tulisan ini, memotret perjalanan sosok perempuan yang selama ini
berkutat di sumur, dapur dan kasur. Karena dalam kacamata budaya dan
penafsiran agama yang sempit, kita selama berabad-abad secara tidak adil
dan tidak demokratis,telah membagi peran yang juga diskrimintif antara
laki-laki dan perempuan. Perempuan diposisikan pada sektor domestik, yang
hanya mengurus rumah tangga. Sehingga dalam keseharian, perempuan hanya
berkutat pada tiga wilayah domestik, yakni sumur dapur, kasur. Walaupun
wilayahnya hanya tiga, namun bebannya sangat berat dan sarat. Pekerjaan
peempuan di sektor ini seperti tidak pernah selesai. Mulai sejak sebelum
terbit matahari, hingga sebelum terbenam mata suami. Posisi perempuan di
sini, terkonstruksi sebagai penerima nafkah yang dibawa pulang suami.
Karena suami diposisikan bereparan sebagai pencari nafkah. Dengan demikian
dilihat dari perspektif tempat atau wilayah, laki-laki berperan di ruang
publik. Laki-laki mencari nafkah di luar rumah, tanpa ada beban mengurus
rumah tangga dalam ruang sumur, dapur dan kasur itu.



Selanjutnya dapat dibaca di majalah POTRET edisi 33 yang baru beredar hari
ini.
Majalah POTRET mengajak rekan-rekan berkontribusi dalam berbagai bentuk,
baik tulisan, berlangganan dan pemasangan iklan produk, ucapan belasungkawa,
dan ucapan selamat. Untuk edisi 34 yang sedang diproses, POTRET membarikan
harga khusus kepada rekan-rekan yang memasang iklan. Dijamin murah. Hubungi
kami segera lewat alamat di bawah ini.

Salam

Tabrani Yunis



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Wapres: Wajib Belajar 12 Tahun Dilakukan Bertahap

Wakil Presiden Boediono mengemukakan, program
wajib belajar 12 tahun akan dilakukan bertahap, untuk mendukung
pelaksanaan sistem pendidikan lebih tinggi yang lebih selektif dan
efektif guna menciptakan tingkat kecerdasan yang maksimal.
"Ini sudah menjadi janji pemerintah saat ini," kata Boediono, saat
berdialog dengan para siswa siswi SMA/SMK/MA dan Mts serta kepala
sekolah dan guru se-Propinsi Bali, di Denpasar, Rabu.

Wapres mengatakan, saat ini pelaksanaan wajib belajar 12 tahun
tengah dilakukan bertahap. "
Program ini bukan satu-satunya program pemerintah tetapi salah satu
program untuk menciptakan tingkat kecerdasan bangsa yang efektif,
selektif dan maksimal," kata Boediono.

Pada kesempatan yang sama Menteri Pendidikan Nasional M Nuh
mengatakan, Pemerintah tetap memprioritaskan pendidikan sebagai salah
program pembangunan yang harus dimaksimalkan dan dapat diakses oleh
seluruh masyarakat.
"Pemerintah jika bisa tidak saja menggelar program wajib belajar
sembilan tahun, jika perlu wajib belajar 12 tahun, wajib belajar 17
tahun hingga perguruan tinggi. Namun, anggaran yang ada belum mendukung. Karena itu, wajib belajar itu dilakukan bertahap sesuai kemampuan
anggaran yang ada," katanya.

Nuh mengemukakan, tahun ini tercatat baru 69,62 persen siswa SMP
yang melanjutkan jenjang pendidikannya ke SMA/SMK, dan sisanya belum
mampu untuk melanjutkan pendidikannya.

Khusus di Bali, sudah 89,4 persen siswa SMP yang sudah melanjutkan
ke SMA/SMK, katanya menambahkan.
Pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun pada 2010 telah
dicanangkan di DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Bali.

"Kami berharap program wajib belajar 12 tahun dapat dicanangkan atau dilaksanakan secara nasional pada 2012 atau 2014 ya tergantung anggaran lah...sekarang saja alokasi untuk Biaya Operasional Sekolah (BOS)
mencapai Rp20 miliar lho...," tutur Nuh.

Dalam dialog itu Wapres didampingi Menko Kesra Agung Laksono,
Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, Menteri Agama Suryadharma Ali,
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri Negara Perumahan
Rakyat Suharso Monoarfa.

Sumber
Denpasar (ANTARA)

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Ruang Kosong di SDN RSBI

Sabtu pagi tadi, Adam, (6), anakku, begitu girang. "Enak ya, ruangannya ber-AC," katanya nyengir. Ya, ruang kelas 1 SDN 11 Kebun Jeruk Jakarta Barat itu memang adem. Terdengar musik dalam bahasa bule. Gambar warna warni. Juga hasil karya siswa. Beberapa puisi ditulis dalam bahasa Ratu Elizabeth.

Sejurus kemudian, Adam kembali berkomentar. "Ada internetnya Yah," Adam makin heroik. Sambil menyusuri jalanan, Adam kembali berceloteh. "Jadi, Adam tidak akan ganggu laptop ayah lagi. Adam bisa main game sepuasnya di sekolah. Adam juga bisa kirim email ke ayah," katanya. Aku nyaris tersedak mendengar kalimat-kalimat kecilnya ini. Kutahan air mataku agar tak jatuh.

Adam memang setiap hari bermain game di laptopnya. Dia sudah bosan dengan CD permainan dari Akal. Juga bosan dengan lima CD lainnya. Baginya, satu CD bisa sekali santap. Sesekali dia melahap laptopku yang dialiri internet. Dia sudah kecanduan gameonline. Aliran internet memang sering kuputus alias tidak kupinjami. Aku masih khawatir dengan racun internet. Suatu hari, ia sempat membuka google dan mengetikkan kata: singa. Gambar singa berbagai ukuran memikat hatinya. Tapi dia ingin singa yang paling gagah dan paling raksasa. Ia pun mengetik kata "raja' di depan kata 'singa.' Di luar dugaanya, gambar yang muncul "abakadabrul..." "Ayaaaahhhh..." Sejak itu, aliran internet sering kuputus atau kutunggui sampai capek.

Kembali ke prapendaftaran SDN 11 Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Sampai di rumah, Bunda Adam memberi tahu hasil open house, prapendaftaran di SD RSBI itu. "Nanti, sekolah hanya menyediakan ruang kosong. Untuk mengisi bangku dan kursinya menjadi tanggung jawab orang tua murid. Kalau pakai AC, ya saweran orang tua. Pokoknya sekolah cuma menyediakan ruang kosong,"suara Bunda Adam membuatku nyaris pingsan. "Apa??!!"

Ya. Hanya ruangan kosong. Lantas ruang ber-AC yang diplot untuk kelas 1 dibawa ke mana. AC dan seluruh isinya itu milik orang tua kelas satu yang sekarang naik kelas dua. Itu bukan hak murid baru. "Whaaatt??!!" Begitu seterusnya untuk kelas dua hingga kelas enam. "Ini korupsi!!" kataku keras. Ruang kelas, bangku, kursi, bahkan buku itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Bukan orang tua siswa. "Bunda cuma memberi informasi. Kalau mau marah ya ke sana, ke kepala sekolahnya." Pemprov DKI menganggarkan ratusan milyar dana Bantuan Operasional Pendidikan, juga Bantuan Operasinal Siswa. "Untuk apa dana itu." Belum lagi dana di Dinas Pendidikan DKI untuk infrastruktur bangunan sekolah dan kelengkapan alat belajar-mengajarnya. "Ini gemblung!!"....(jangan marah di sini, Bunda cuma kasih infooooooooooo!!!)

Sekolah SD di DKI itu berkategori gratis. Di sebelah persis, hanya dibatasi pagar, SDN 11 yang RSBI itu terdapat SDN 12. Spanduk "sekolah ini gratis" terpampang jelas. di sekolah yang gratis ini, setiap ruang sekolah terdapat kursi dan bangku untuk belajar. Setiap tahun, orang tua siswa tidak dimintai uang untuk membayar uang bangku atau uang kursi. "Jadi, ini aneh dan amat ironis. Sekolah RSBI justru tidak punya kursi dan tidak ada bangku."

Dengan berkelakar, aku katakan ke Adam. "Jika nanti diterima, ayah usul belajarnya lesehan saja. pakai karpet. Kalau diminta bangku dan kursi, adam bawa sendiri dari rumah. Lebih hemat...." Adam setuju. "Yang penting ada internetnya, biar bisa main game..." (wakkksssss)

Jika Adam di terima di sekolah ini, aku geregetan ingin menunjukkan anggaran APBD DKI untuk sekolah SD di seluruh ibukota ini kepada kepsek. Aku juga ingin usulkan kepada musyawarah orang tua murid agar pelajaran dilakukan lesehan saja. Lebih egaliter. Yang kay, yang miskin, yang pangkat, yang bawahan, duduk sama tinggi.

Memang kulihat saat open house sabtu pagi itu mobil orang tua siswa berderet memenuhi badan jalan, mengular hingga ke jalan raya. Tapi, bukan berarti mereka mudah dibodohi atau dikelabuhi hanya untuk kepentingan korupsi!!



Sumber
Forum Pendidikan

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Periksa Dulu, Beraksi Kemudian

Oleh: Sonny Wibisono *

"Kalau gajah lihat gadingnya, kalau harimau lihat belangnya."
-- Peribahasa Indonesia

TUGAS ke luar kota kali ini jatuh pada Romi. Akhir pekan, dia pergi ke
Surabaya, Jawa Timur. Mendadak memang, tapi Romi sudah terbiasa. Seperti
biasa, Romi hanya mengepak pakaian untuk beberapa hari. Soal tiket pesawat
dan tempat menginap, semua sudah ditangani Gita, sekretaris kantor yang baru
dua bulan bekerja. "Aldo, kurir biro perjalanan akan mengantarkan tiket di
bandara," katanya pada Jumat sore menjelang bubaran kantor. Tak ada waktu
lagi untuk mengambil tiket. Gita sudah mengirimkan pesan pendek pada Aldo.

Pagi betul, Romi sudah berada di Bandara Soekarno-Hatta. Namun dia hanya
celingukan. Teleponnya bisu. Tak ada panggilan dari Aldo, sang kurir.
Kemanakah Aldo gerangan? Waktu penerbangan kian mepet. Romi panik dan
mencoba menelepon Gita. Dia tidak tahu nomor telepon Aldo.

Ternyata Gita tak bisa dikontak. Di akhir pekan, telepon seluler memang
banyak yang tidak aktif. Hari libur, siapa yang mau diganggu oleh pekerjaan.
Begitu pikir Romi. Akhirnya, dia membeli tiket di loket. Penerbangan ke
Surabaya untungnya banyak pilihan maskapai. Tiket masih ada. Romi pun
terbang ke Surabaya.

Namun persoalan ini belumlah selesai. Setelah kembali ke Jakarta, Romi
mengajukan klaim pada perusahaan. Uang sakunya dipakai untuk membeli tiket.
Dari situlah ketahuan, pesan pendek Gita pada Aldo, sang kurir tak pernah
sampai. Dalih si kurir, setiap tiket adalah rezeki bagi perusahaannya. Tidak
mungkin mereka mengabaikan itu. Jadi, kenapa pesan pendek itu tak sampai?
Entahlah, itu gelap.

Rupanya semua peristiwa ini berpangkal pada keteledoran Gita. Setelah
mengirimkan pesan pendek, dia pun merasa tugasnya selesai. Dia tidak mencek
lagi pesannya itu pada Aldo. Akhirnya Romi yang kelabakan. Gita pun kena
tegur. Bos memberi peringatan keras padanya. Romi kena getahnya pula,
mengapa ia mentah-mentah mempercayai Gita dan tak ikut menceknya pula.

Sepele sepertinya. Tapi siapa nyana keteledoran ini bisa berbuah panjang.
Masih bagus Gita tidak kehilangan pekerjaan. Padahal semua itu bisa
dihindarkan. Syaratnya tidak langsung percaya dengan semuanya. Termasuk pada
teknologi. Semestinya hanya dengan menelepon sebentar saja, just make sure,
semua bisa dipastikan.

Inilah yang dinamakan 'check and recheck', istilah yang dapat diartikan
sebagai langkah untuk meneliti kebenaran bahan informasi sebelum
diinformasikan ke orang lain. Atau dikenal pula dengan 'periksa dan periksa
kembali'. Semua urusan harus dipastikan kepastian, akurasi, dan
kebenarannya. Kalau sudah terjawab semuanya, bolehlah segera tidur dengan
tenang.

Sepertinya itu juga yang tidak dilakukan oleh mereka yang meneruskan kabar
tentang wafatnya Gesang, Kamis, 20 Mei lalu. Semua orang pun kemudian
mengucapkan belasungkawa. Berita tersebut diketahui ternyata salah. Pihak
keluarga membantah kabar tersebut.

Kejadian itu ternyata berulang. Ibu Hasri Ainun Habibie yang dirawat di
Rumah Sakit Ludwig Mazimilians Universitat, Klinikum Gro'hadern, Munich,
sempat dikabarkan wafat pada pagi hari tanggal 22 Mei. Kabar ini terlanjur
menyebar cepat melalui pesan pendek dan situs jejaring sosial. Bahkan
kediaman Mantan Presiden Indonesia, Habibie sempat dikirimi bunga duka cita
oleh beberapa golongan masyarakat. Nyatanya, berita itu lagi-lagi keliru.

Tampaknya di masa teknologi semakin maju, kabar menyesatkan seperti ini
bukan hal aneh dan malah mendapatkan peluang yang lebih besar. Berbagai
situs jejaring sosial semacam twitter dan facebook mudah diakses siapa saja.
Juga penyebaran informasi melalui ponsel dan gadget yang semakin mewabah.
Siapa pun bisa mengirimkan berita. Berita yang benar, apalagi yang bohong.

Ini yang membahayakan. Pasalnya, pengikut atau followers dari akun seseorang
di twitter bisa berjumlah ribuan. Ini baru satu contoh. Belum lagi situs
jejaring sosial lainnya. Ditambah ponsel dan gadget. Jadi bisa dibayangkan,
bila mereka yang latah dengan menginformasikan berita ini ke orang lain.
Banyak orang akan kecele.

Lantas apa yang bisa dilakukan dengan ini? Ya, periksa dan periksa kembali.
Kalau Anda punya followers di twitter, seharusnya menyaring kembali. Tidak
asal mengirimkan atau meneruskannya. Begitu pula pada pesan pendek yang
diterima melalui ponsel atau gadget. Cek kabar terakhir dari situs berita
atau orang yang layak dipercaya. Jangan satu, tapi beberapa lainnya. Kalau
sudah yakin benar, silakan teruskan.

Bila pada persoalan yang tidak secara langsung menyangkut diri Anda saja
sudah begitu peduli, apalagi yang menyangkut diri sendiri. Sudah tentu,
keteledoran seperti yang dilakukan Gita tidak akan terulang.

Melakukan 'check and recheck' tak hanya berguna bagi diri Anda sendiri,
kolega, teman, atau lembaga tempat Anda bekerja, tapi juga untuk
kemaslahatan orang lain. Cukup mudah melakukannya. Tak butuh waktu lama.
Persis seperti saat kita mencoba mikrofon saat berkaraoke, misalnya. "Cek,
cek, cek. Satu-dua-tiga." Setelah semua berjalan baik, bernyanyilah sepuas
hati.



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Kualitas Pendidikan terbaik di Dunia

Berikut info menarik dari milist tetangga:

Tahukah Anda negara mana yang kualitas pendidikannya menduduki peringkat pertama di dunia?

Finlandia. Negara dengan ibukota Helsinki (tempat ditandatanganinya
perjanjian damai antara RI dengan GAM) ini memang begitu luar biasa.
Peringkat 1 dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei
internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal
dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment)
mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.

Hebatnya, Finlandia bukan hanya unggul secara akademis tapi juga menunjukkan unggul dalam pendidikan anak-anak lemah mental.

Ringkasnya, Finlandia berhasil membuat semua siswanya cerdas. Lantas apa kuncinya sehingga Finlandia menjadi Top No 1 dunia?

Dalam masalah anggaran pendidikan Finlandia memang sedikit lebih tinggi
dibandingkan rata-rata negara di Eropa tapi masih kalah dengan beberapa
negara lainnya. Finlandia tidaklah menggenjot siswanya dengan menambah
jam-jam belajar, memberi beban PR tambahan, menerapkan disiplin
tentara, atau memborbardir siswa dengan berbagai tes. Sebaliknya, siswa
di Finlandia mulai sekolah pada usia yang agak lambat dibandingkan
dengan negara-negara lain, yaitu pada usia 7 tahun, dan jam sekolah
mereka justru lebih sedikit, yaitu hanya 30 jam perminggu. Bandingkan
dengan Korea, ranking kedua setelah Finlandia, yang siswanya
menghabiskan 50 jam perminggu.

Apa gerangan kuncinya?

Ternyata kuncinya terletak pada kualitas guru. Di Finlandia hanya ada
guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula.
Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji
mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya
justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan
hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat
daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!

Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa
merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan,
Finlandia justru percaya bahwa ujian dan testing itulah yang
menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita
cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian,
ungkap seorang guru di Finlandia.

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi
mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke
perguruan tinggi.

Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!

Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka
sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari
sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai
dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan
rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan.

Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif. Hal ini juga yang membuat Finlandia sukses.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil
perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan
merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai
tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru
yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat
program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan
yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang
tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa
bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka
berusaha.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka.
Menurut mereka, jika kita mengatakan "Kamu salah" pada siswa, maka hal
tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan
menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan
kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Setiap siswa diharapkan
agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking hanya membuat guru
memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik
di kelasnya.

Sumber
Milis pendidikan

Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

Satu Miliar Lebih Orang Kelaparan

London, Rabu - Bantuan pangan dunia mencapai tingkat terendah dalam 20 tahun terakhir. Di sisi lain, jumlah orang yang menghadapi kelaparan parah semakin meningkat tahun ini. Jumlah warga kelaparan untuk pertama kali akan melampaui angka 1 miliar orang pada tahun 2009.

Hal itu disampaikan Program Pangan Dunia (WFP), Rabu (16/9) di London, dalam pernyataan tertulisnya. Direktur Eksekutif WFP Josette Sheeran menjelaskan, untuk mencukupi kebutuhan makan 108 juta orang di 74 negara yang menggantungkan makannya dari WFP, pada tahun ini dibutuhkan dana 6,7 miliar dollar AS. Akan tetapi, hingga saat ini WFP baru memiliki 2,6 miliar dollar AS.

"Jutaan orang terpukul oleh kemunduran ekonomi global. Kemampuan mereka untuk membeli pangan juga semakin terbatas dengan tingginya harga komoditas, yang kenaikannya sukar dikendalikan. Sebagai tambahan, pola iklim global yang sulit diperkirakan juga menyebabkan kelaparan yang terkait dengan iklim," jelas WFP pada situsnya.

Kemiskinan tidak saja meningkat di negara-negara sedang berkembang. Saat ini, kata Sheeran, di AS dan Eropa semakin banyak orang yang menggantungkan pangan dan bantuan hidupnya pada jaring pengaman sosial pemerintah. Akan tetapi untuk 80 persen warga dunia, tidak tersedia jaringan pengaman tersebut.

"Dengan tingkat dana yang ada saat ini, kami terpaksa mengurangi bantuan kami ke seluruh dunia pada Oktober mendatang, termasuk bagi setengah dari mereka yang berusaha mendapatkannya di Kenya," ujar Sheeran.

Dia menambahkan, hanya seperlima dari mereka yang membutuhkan bisa mendapatkan bantuan pangan di Banglades dan hanya setengah dari yang ada sekarang akan mendapat bantuan pangan di Somalia.

Afrika paling rawan

Pada laporannya, WFP menyatakan, sebagian besar wilayah sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan menghadapi kelangkaan pangan yang ekstrem atau berisiko tinggi, berdasarkan ranking 148 negara.

Berdasarkan Indeks Risiko Keamanan Pangan, AS terbilang yang paling tidak berisiko soal kelangkaan pangan diikuti Perancis, Kanada, Jerman, dan Ceko.

WFP mencatat saat ini jumlah warga dunia yang menderita kelaparan mencapai 1,02 miliar jiwa. Ini adalah peningkatan terbesar sejak tahun 2008, dengan jumlah orang yang kelaparan sebesar 915 juta. Peningkatan jumlah orang yang kelaparan tergolong pesat sejak tahun 2006, dengan angka orang kelaparan mencapai 873 juta saat itu.

Tiga negara yang menghadapi tantangan kelaparan sangat besar adalah Kenya, Guatemala, dan Banglades. Ini adalah negara yang tergolong miskin dan pembangunan ekonomi tidak merata.

WFP menguraikan, pengekangan atas mobilitas yang dilakukan AS menjadi salah satu penyebab harus ditutupnya program penyebaran bantuan makanan seperti terjadi di Somalia, di sana 100.000 anak menderita kelaparan akut.

Pengekangan mobilitas oleh AS itu terkait dengan penerapan sanksi terhadap kelompok garis keras Somalia, Al-Shabab. Banyak warga miskin itu tinggal di wilayah yang kini dikuasai Al-Shabab. Namun, WFP berusaha sekeras mungkin untuk mengirimkan bantuan kepada warga tanpa melalui kontrol pemberontak Somalia.


Sumber
http://cetak. kompas.com




Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......

"PENGADILAN NEGERI" Gaya Binsar Memimpin Pengadilan

Ketua Pengadilan Negeri Simalungun, Binsar Gultom, membuat sejumlah
gebrakan. Dari menciptakan transparansi pengadilan hingga membuat
jaringan online dengan kejaksaan dan kepolisian.

KOMPUTER itu terpacak di depan ruang informasi. Siapa pun mereka yang
masuk Pengadilan Negeri Simalungun, Sumatera Utara, matanya langsung
tertumbuk pada benda tersebut. Di sinilah semua informasi berkaitan
dengan kegiatan pengadilan yang terletak di Jalan Asahan, Kabupaten
Simalungun itu, sekitar 120 kilometer dari Medan, bisa diakses. Dari
jadwal acara sidang, nama hakim yang menangani perkara, hingga putusan
pengadilan yang baru diketuk beberapa jam lalu.

Jika pengunjung emoh mengutak-atik komputer itu, di ruang sidang utama
tergantung layar LCD berukuran 32 inci. Ini juga ”pusat” informasi. Di
situ terpampang pula jadwal sidang—dari sidang perkara perdata,
pidana, hingga tilang—berikut nama-nama hakim yang mengadili perkara
tersebut. ”Semua lengkap. Selesai sidang, paling lama sekitar tiga
jam, putusan itu sudah bisa diakses publik,” kata Binsar Gultom, Ketua
Pengadilan Negeri Simalungun.

Binsar, 51 tahun, sudah mengubah wajah Pengadilan Negeri Simalungun.
Di bawah pria kelahiran Sibolga itu, Pengadilan Negeri Simalungun kini
muncul sebagai salah satu pengadilan yang mengedepankan teknologi
informasi untuk pelayanan publik. Ia juga menerapkan sistem pengawasan
di lingkungan pengadilan, yang membuat siapa pun, panitera atau hakim,
berpikir dua kali jika mencoba kasak-kusuk mempermainkan perkara.
Sejumlah kamera CCTV terpasang di beberapa sudut gedung pengadilan.
”Jadi saya bisa melihat apa pun yang terjadi di pengadilan ini,”
ujarnya.

Pengadilan Negeri Simalungun kini sudah naik kelas. Sementara
sebelumnya berstatus pengadilan kelas II, kini meningkat jadi kelas I-
B. Peresmian status ini dilakukan Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang
Non-yudisial H Ahmad Kamil, pada 30 Juni silam. Binsar sendiri lantas
mengambil tanggal 30 tersebut sebagai ”tanggal bersejarah”. Kini,
setiap tanggal 30 ia kumpulkan semua karyawan dan 14 hakim di ruang
utama.

Di sana alumnus Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu
menggelar ”rapat” evaluasi. Ia kritik karyawan yang, misalnya, masuk
terlambat dan tak becus mengerjakan tugasnya. Ia kritik hakim yang
meleset dari target menyelesaikan perkara. ”Dia memang banyak
gagasan,” kata Andi Samsan Nganro, bekas hakim pengawas Pengadilan
Tinggi Sumatera Utara yang kini menjadi hakim Pengadilan Tinggi
Jakarta.

l l l

BINSAR melakukan semua itu beberapa saat setelah dilantik menjadi
Ketua Pengadilan Negeri Simalungun pada 12 Mei 2008. Sebelumnya ia
wakil ketua. Saat itu program pertama yang ia lakukan membuat website
Pengadilan Negeri Simalungun, www. pn-simalungun. com. Dana pembuatan
dan operasional situs Rp 25 juta ia keluarkan dari koceknya sendiri.

Setelah itu, ia melakukan pembenahan secara menyeluruh. Dari soal
administrasi hingga ”penampilan” pengadilan. Ia, misalnya, membeli
ratusan tanaman dari Medan untuk ditanam di lingkungan gedung
pengadilan. Bersama istrinya, Sri Misgiyanti, Binsar sendiri
berbelanja tanaman tersebut di sejumlah sentra bursa tanaman hias,
Medan. Untuk mengangkut tanaman tersebut, Binsar menyewa tiga truk.
Binsar mengaku sejumlah karyawan mencibir atas yang dilakukannya. Tapi
ia tak peduli. ”Saya bilang, kalau tak suka, tak usah mengganggu dan
banyak komentar.”

Ketika Mahkamah Agung mengucurkan dana Rp 100 juta ke setiap
pengadilan untuk program keterbukaan informasi, Binsar menggunakan
dana itu untuk membuat jaringan Internet di seluruh ruang pengadilan.
Dengan sistem online itu, kini setiap hakim Simalungun, di mana pun ia
berada, bisa mengakses ”isi perut” Pengadilan Negeri Simalungun. Semua
data perkara yang ada di Pengadilan Negeri Simalungun juga dipindahkan
ke bank data komputer.

Binsar juga menggagas kerja sama dengan kejaksaan dan kepolisian untuk
mempercepat proses peradilan. Kerja sama itu dituangkan dalam
kesepakatan pada 19 Juni silam. Kini ketiga institusi ini tersambung
lewat jaringan online. Pemberitahuan perpanjangan penahanan seseorang,
misalnya, bisa disampaikan secara online. Demikian juga pelimpahan
perkara pidana dari Kepolisian Resor Simalungun ke kejaksaan dan
pengadilan, semua telah diprogram secara online.

Dengan pemangkasan birokrasi seperti ini, kini urusan izin
perpanjangan penahanan dari Ketua Pengadilan Negeri Simalungun,
misalnya, bisa kelar dalam satu hari saja. Dampak dari hal ini, nasib
tersangka pelaku tindak pidana juga jelas. ”Ini juga memotong
kemungkinan kasus-kasus pidana dimainkan oknum-oknum tertentu,” kata
Binsar.

l l l

Hasil semua ini akhirnya membuat tak ada lagi tunggakan perkara yang
menumpuk di meja hakim. ”Nol perkara,” kata Binsar. Binsar tegas dalam
hal ini. Ia menerapkan sanksi pemotongan numerasi untuk para hakim
yang tidak bisa menyelesaikan perkara sesuai dengan waktunya.
Pengadilan Negeri Simalungun sendiri rata-rata setiap bulan memeriksa
70 terdakwa.

Sejumlah gebrakan Binsar ini menarik perhatian United Nations
Development Programme (UNDP) dan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. Lembaga ini berencana menjadikan Pengadilan Negeri
Simalungun sebagai contoh pengadilan di Tanah Air. ”Bagi saya sendiri,
yang paling menarik, pengadilan ini juga memiliki ruang khusus
mediasi,” kata Mas Achmad Santosa, penasihat senior pembaruan
pemerintah UNDP yang mengunjungi pengadilan tersebut awal Agustus
lalu. Selain ruang mediasi, pengadilan ini memiliki ruang khusus untuk
pengadilan anak, sesuatu yang jarang dimiliki banyak pengadilan.

Pengadilan Negeri Simalungun memang bukan pengadilan pertama yang
menerapkan teknologi informasi—Internet—yang membuat publik mudah
mengakses dan memantau perkara mereka. Hal serupa juga sudah
diterapkan Pengadilan Agama Kendal dan Pengadilan Agama Cilacap, Jawa
Tengah. Tapi soal kerja sama dengan kejaksaan dan kepolisian yang
tersambung secara online itu, Simalungun bisa jadi yang pertama.

L.R. Baskoro, Soetana Monang Hasibuan (Medan)
http://majalah. tempointeraktif. com/id/arsip/ 2009/09/21/ HK/mbm.20090921. HK131430. id.html



Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
Read More......