Dengan Komputer Rakitan, Pria Jepang Pecahkan Rekor Matematika 'pi'

JAKARTA, REPUBLIKA.co.id - Seorang pengusaha Jepang dengan menggunakan komputer rakitan rumah telah berhasil menghitung konsep matematika "pi" ke dalam triliunan digit dan memperoleh rekor dunia atas hasil kerjanya itu.

Shigeru Kondo, seorang insinyur sistem berusia 50 tahunan pada sebuah perusahaan makanan diprefektur Nagano, Jepang tengah, pada Agustus menghitung pi --rasio keliling lingkaran atas diameternya-- dalam lima triliun digit, hampir dua kali lipat akurasi dari rekor dunia sebelumnya.

Pekan lalu, penghitungan ini diakui oleh Catatan Rekor Dunia dengan memberikan sertifikat ke Kondo, yang mengaku mulai menghitung pi hanya sebagai hobi. "Saya benar-benar ingin memuji komputer saya, yang melakukan penghitungan terus-menerus selama tiga bulan tanpa keluhan, "kata Kondo kepada Chunichi Shimbun.

Ia berbagi kehormatan dengan seorang mahasiswa ilmu komputer AS, Alexander Yee, yang membuat program piranti lunak dan berhubungan dengan Kondo melalui surat elektronik.

Menggunakan bagian dari gudang lokal dan toko daring, Kondo menyatukan komputer meja yang menampilkan dua prosesor tingkat tinggi Intel dan 20 cakram keras tambahan.

Setelah 90 hari pengolahan terus enerus, Kondo memperoleh deret lima triliun angka yang mendefinisikan pi. Dia memverifikasi hasil itu dengan metode yang berbeda, yang memakan waktu 64 jam. Rekor sebelumnya, ditetapkan oleh konsultan perangkat lunak Perancis pada bulan Januari 2010, adalah sekitar 2,7 triliun digit.

Upaya menghitung pi secara lebih akurat, yang diyakini akan terus berlangsung selamanya, telah menjadi tantangan bagi para sarjana selama ribuan tahun, sejak parameter tersebut digunakan di Mesir kuno. Kondo sekarang mencoba untuk menghitung pi sampai 10 triliun digit. "Jika semuanya berjalan dengan baik, saya akan mencapai hasil itu pada Juli. Aku benar-benar menantikan itu, " katanya. (Red: taufik rachman/Sumber: antara)
Read More......

Menyentuh Kepekaan Guru pada Lingkungan

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa STKIP Kebangkitan Nasional atau Sampoerna School of Education (SSE) bekerjasama dengan The Green Teacher mengadakan Indonesian Youth Mini Conference (IYMC) 2011. Konferensi anak muda yang baru pertama digelar ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para aktivis muda dari berbagai daerah untuk berdiskusi, berbagi, dan saling menginspirasi mengenai lingkungan hidup.

Dilaksanakan di Gedung SSE, Jakarta, Sabtu (22/1/2011), IYMC ini mengusung tema "Youth Action for a Sustainable Future". Tiga topik utama yang diangkat adalah penemuan atau inovasi teknologi ramah lingkungan, kegiatan 3R (reuse, reduce dan recycle), serta aktivitas hijau. Pada ketiga tema ini digambarkan tentang pentingnya peran anak-anak muda untuk menciptakan masa depan cerah yang berkelanjutan.

"Kegiatan ini sepenuhnya diselenggarakan oleh mahasiswa, mereka hanya dibimbing oleh satu dosen pembimbing. Tujuannya untuk melatih kepekaan mahasiswa calon guru terhadap isu-isu lingkungan dalam dunia pendidikan dan cara pendidik berperan dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan," tutur Prof Paulina Pannen, Dekan SSE kepada Kompas.com.

Kegiatan yang dimotori Yosea Kurniawan, mahasiswa SEE angkatan 2009, ini tidak hanya berupa seminar, melainkan juga Hands on Experience. Hal itu bertujuan untuk mendorong peserta berkampanye tentang lingkungan hidup melalui karya-karya kreatifnya seperti komik, drama, serta musik. Selain itu, IYMC juga menggelar sesi diskusi kelompok sebagai ajang saling mengenal dan memperluas jaringan komunitas mereka.

"IYMC mengundang anak muda Indonesia yang memiliki passion dalam penyelamatan lingkungan. Kegiatan ini memiliki dua fungsi, yaitu berbagi inspirasi dan menumbuhkan sosok inspiratif," jelas Yosea. (Penulis : Monica Dian Adelina | Editor : Latief )

Ilustrasi: Shuterstock

Ilustrasi: Inovasi teknologi ramah lingkungan, 3R (reuse, reduce dan recycle), serta aktivitas hijau dibuat sebagai tema untuk menggambarkan pentingnya peran anak muda untuk menciptakan masa depan cerah yang berkelanjutan.
Read More......