PRESIDEN MINTA MURID JANGAN TAKUT UN
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar para siswa tidak takut menghadapi Ujian Nasional (UN) yang tetap akan dilaksanakan oleh pemerintah pada Maret 2010.
"UN itu bukan hantu, bukan momok, bukan apa-apa," ujar Presiden kepada para murid ketika berkunjung ke SMP Negeri 2 Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis.
Menurut dia, UN hanya sebuah ukuran untuk mengetahui apakah para siswa setelah misalnya menempuh pendidikan tiga tahun di tingkat SMP menguasai materi yang diajarkan.
UN juga digunakan untuk mengukur apakah seorang siswa telah siap untuk menempuh pendidikan pada jenjang lebih tinggi.
"Kalau tidak ada ukuran tidak mungkin. Semua yang pernah sekolah juga pernah menjalani UN," ujarnya.
Apabila terdapat satu dari sepuluh siswa yang tidak lulus UN, jelas Presiden, bisa jadi siswa tersebut memang mengalami masalah namun belum tentu sistem ujiannya yang tidak baik.
Presiden berjanji pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama berupaya menyiapkan seluruh sekolah di Indonesia agar siap menghadapi UN.
"Karena di luar ada pro kontra. Banyak yang setuju UN itu dilaksanakan, sedikit yang saya ketahui tidak setuju dengan UN, alasannya macam-macam, " katanya.
Tapi pemerintah berketetapan karena tujuannya sangat baik, sambil dengarkan pendapat rakyat, putusan MA, dengarkan DPR, pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan , persiapan, agar ketika UN dilaksanakan Insya Allah anak-anak kita bisa mengerjakan dengan baik dan banyak yang lulus, kata Presiden.
Presiden dalam kunjungan ke SMP Negeri 2 Labuan, Pandeglang, berkeliling dari kelas-kelas untuk meninjau langsung fasilitas sekolah serta kegiatan belajar mengajar.
"Saya ingin pastikan bahwa kebijakan, program, kegiatan-kegiatan dalam bidang pendidikan ini berjalan baik. Kalau ada yang tidak baik, tugas pemerintah baik pusat maupun daerah memperbaikinya, " katanya.
Kepala Negara yang didampingi oleh Ani Yudhoyono, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, juga sempat mengajar matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris di tiga kelas.
Di setiap kelas itu, Presiden memberikan soal-soal dari buku uji coba UN untuk tingkat SMP. Di salah satu kelas, Presiden memprotes soal ujian UN Bahasa Inggris yang menurut ia terlalu sulit untuk tingkat SMP.
Ia pun menanyakan soal berbentuk pemahaman sebuah artikel itu kepada para murid, dan memang tidak ada satu pun yang bisa menjawab.
"Saya mewakili murid-murid untuk SMP, Bahasa Inggris-nya menurut saya soalnya terlalu sulit. Kalau seandainya menurut kalian soal-soal ini sulit, maka saya minta Pak Nuh (Mendiknas-red) agar ini dianalisa, agar nanti soal-soal UN juga tidak terlalu mudah, tapi juga tidak terlalu sulit," demikian Presiden.
(T.D013/B/Z003)
Sumber Banten, 28/1 (ANTARA)
0 komentar:
Posting Komentar