Ujian Nasional SMK Diubah " Tidak Ada Lagi Ujian Praktik Kelompok "

Ujian nasional untuk sekolah menengah kejuruan pada tahun ini mengalami perubahan. Mata pelajaran kompetensi keahlian, Teori Kejuruan, diujikan bersama mata pelajaran lainnya, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.

Pada UN 2009, mata uji Teori Kejuruan hanya merupakan prasyarat untuk melakukan ujian praktik.

”Ujian praktik kejuruan sebelum UN yang utama dilakukan di setiap sekolah dan dipandu mitra industri. Ujian praktik kejuruan termasuk dalam mata uji UN dan sebagai pembagi rata-rata nilai UN keseluruhan. Nilai minimal lulus untuk ujian praktik kejuruan adalah 7,00,” kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan Nasional Joko Sutrisno di Jakarta, Selasa (26/1).

Beban lebih berat

Beban siswa SMK akan menjadi lebih berat jika dibandingkan dengan siswa SMA karena harus menyelesaikan lima mata ujian UN utama, yakni mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Teori Kejuruan, dan Praktik Kejuruan. ”Total ada lima mata uji untuk SMK,” kata Joko.

Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN dengan nilai rata-rata minimal 5,50 untuk semua mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

Khusus untuk SMK, nilai ujian praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN.

Ujian praktik kejuruan yang dilaksanakan sebelum ujian teori diharapkan bisa terlaksana 15 Februari 2010. Berbeda dengan ujian praktik sebelumnya yang dilakukan berkelompok, kini ujian praktik dilakukan secara individu.

”Tidak ada lagi ujian kelompok. Hal ini untuk memastikan betul siswa SMK yang mengikuti ujian bisa benar-benar bekerja,” kata Joko.

Tidak lanjut

Menurut Joko, sesuai Program Kerja 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II, pendidikan diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga ujian praktik menjadi penting. Hal ini dimaksudkan agar SMK mampu menghasilkan lulusan yang mampu berwirausaha, bekerja mandiri, dan siap diserap industri atau pasar kerja lainnya.

Joko mengatakan, rata-rata hanya 10 persen atau sekitar 80.000-90,000 lulusan SMK tiap tahunnya yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.

Lulusan SMK pada 2009 mencapai 891.184 orang dan untuk tahun 2010 diproyeksikan jumlah yang lulus mencapai 1.087.098 orang dengan proyeksi yang diserap oleh pasar kerja sekitar 50 persen (543.549 orang).

”Ditargetkan, pada 2014 sekitar 70 persen lulusan SMK bisa terserap dunia kerja,” kata Joko.

Secara terpisah, Asep Tapip, Wakil Kepala SMKN 15, Bandung, mengatakan, soal-soal teori kejuruan sejak tahun lalu dibuat oleh pusat. Sebelumnya, materi ujian teori kejuruan dibuat oleh guru.

Adapun untuk praktik kejuruan sekolah hanya sebagai fasilitator atau penyelenggara. Penilaian ujian praktik dilakukan asesor, dunia industri, atau organisasi profesi sesuai keahlian yang diajarkan di SMK yang bersangkutan. (LUK/ELN)


Sumber
Jakarta, kompas

0 komentar:

Posting Komentar