Ritual Telanjang Keliling Pasar agar Naik Jabatan
Pemerintah Kabupaten Mojokerto
mengumpulkan seluruh kepala sekolah, mulai tingkat Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas di kantor Dinas
Pendidikan. Mereka diberi penjelasan bahwa Bupati Mojokerto, Suwandie
tidak pernah meminta kepala sekolah melakukan ritual telanjang melalui
telepon.
"Permintaan itu tidak benar," kata Asisten I Bidang Pemerintahan
Kabupaten Mojokerto, Akhmad Jazuli.
Sebelumnya, telah tersebar perintah melalui telepon kepada kepala
sekolah di seluruh Kabupaten Mojokerto, agar kepala sekolah menggelar
ritual telanjang dengan mengelilingi pasar. Si penelepon mengatakan
dirinya adalah Asisten I Pemerintah Kabupaten Mojokerto, dan menjanjikan
pengangkatan jabatan kepada guru yang berkenan melakukan ritual itu.
Jazuli menambahkan, sampai minggu kemarin, ada sekitar empat guru yang
melakukan ritual gila tersebut. Tiga guru melakukan ritual pada hari
Sabtu pekan kemarin (21/11), dan satu orang pada hari Minggu (22/11).
Agar telepon gelap itu tidak menyebar, pemerintah Mojokerto sudah
menyebar edaran ke seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Kecamatan
agar perintah melalui telepon semacam itu tidak usah dihiraukan.
Menurut kesaksian Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Pacet,
Mashudi, hari Jumat dirinya mendapat telepon dari seseorang yang mengaku
Asisten I pemkab Mojokerto. Dia diperintah mencarikan guru yang berbadan
tinggi dan besar, untuk melakukan ritual telanjang, dengan mengecat
seluruh badan dengan warna hitam, dan memakai anting-anting uang seratus
perak.
Setelah itu, guru diminta menggelar ritual keliling pasar dengan
menyebar uang recehan dan beras kuning. Katanya, lanjut Mashudi, ritual
itu untuk memuluskan rekomendasi bupati yang akan maju sebagai calon
bupati tahun depan. Si penelepon juga mengatakan, jika guru mau
melakukan ritual itu, maka bupati akan menaikkan jabatanya.
Selain itu, penelepon juga mengancam akan menurunkan jabatan guru
bersangkutan, jika perintah itu tidak dilaksanakan. "Beberapa guru ada
yang percaya, beberapa tidak," terang dia. Hal sama juga dikatakan
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri Pacet, Suwandi. Ia mengaku hampir
percaya dengan perintah itu. Tapi, setelah dikonfirmasi ke beberapa
kawan, dan kantor dinas, "Saya urungkan niat itu."
Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto, Budiyono menambahkan, telepon
gelap yang mengatasnamakan pemerintah dengan meminta pegawai dinas, atau
masyarakat melakukan ritual gila itu sudah dilaporkan kepada kepolisian.
Dia menilai, pelaku sengaja ingin merusak kredibelitas bupati. "Bisa
jadi ini iseng, kepentingan politis, atau lainya," terang dia.
Dia juga sudah memanggil kepala dinas pendidikan untuk dimintai
keterangan. Empat korban penelepon gelap itu mengaku tidak sadar. Mereka
kebanyakan malu setelah sadar telah berbuat gila seperti itu. "Kasihan
mereka, mereka itu korban," katanya. Budiyono beranggapan, empat guru
yang menjadi korban itu telah digendam melalui telepon.
tempointerak tif.com/
wah, masih ada ya yang melakukan juga ritual bodoh seperti ini