Sebuah penafsiran : Antara Captain Tsubasa, semangat bangsa, dan media untuk pendidikan
(sengaja saya beri awalan sebuah penafsiran, karena yang akan saya tulis
memang hanyalah penafsiran saya pribadi, yang sangat boleh jadi tidak pada
tempatnya).
Secara pribadi, saya melihat bahwa ada hubungan antara kartun Captain
Tsubasa dengan kemajuan sepak bola Jepang. Karena saya bukan penggemar bola,
saya tidak tahu kapan tahun kebangkitan sepak bola Jepang, atau sedari dulu
Jepang memang sudah kampiun bola.
Yang ingin saya soroti adalah hubungan antara hasil karya kreatif (kartun
Captain Tsubasa), media televisi, dan semangat bangsa. Saya melihat apa yang
ditampilkan sosok Tsubasa dalam kartun tersebut seolah mewakili semangat
bangsa Jepang untuk mampu tampil dalam kancah persepakbolaan dunia. Kartun
tersebut rasanya memang terlalu monoton (ini mungkin masukan bagi
pembuatnya), namun dalam penampilannya benar-2 mampu membetot semangat
penonton.
Saya juga tidak tahu, apakah penciptaan karakter dan pembuatan kartun
Tsubasa ini atas pesanan pemerintah. Demikian pula dengan penyiarannya di
media, apakah juga atas pesanan pemerintah. Yang kemudian saya lihat adalah
sebuah hasil kreasi yang mendukung peningkatan
kualitas bangsa, yang dalam hal ini kebetulan diangkat oleh sepak bola.
Kolaborasi cantik ini menghasilkan sebuah tontonan yang mendidik, yang
sangat dibutuhkan oleh anak-2 untuk bersemangat pada masa depannya.
Kalau kemarin ada yang posting bahwa ada anak bangsa yang ikut berperan
besar dalam pembuatan film-film box office (Iron Man, Transformer), artinya
bangsa ini punya kemampuan untuk menghasilkan produk kreatif yang
benar-benar bermutu. Kenapa karya anak bangsa ini begitu sulitnya diarahkan
untuk kebutuhan dalam negeri ? Untuk kemudian atas nama "semangat bangsa"
kita bisa gali karakter dalam negeri untuk mewakilinya ? Media kemudian juga
diarahkan oleh negara untuk menyiarkan karya ini, dst.
Saat ini, selain Ipin dan Upin, kita juga mengenal Krishna. Karya-karya
kreatif hasil budaya bangsa lain "terpaksa" kita nikmati karena kita memang
tidak punya produk dalam negeri, yang diakomodasi oleh pemerintah untuk
disiarkan di dalam negeri, dengan target tertentu.
(sampai di titik ini, saya agak menduga ada isyu SARA yang mungkin bangkit)
(kalau benar ... maka tamatlah sudah semangat Bhinneka Tunggal Ika itu)
Dari
PakPur
Mau dapat uang Gratis, dapat kan di http://roabaca.com/forum/index.php/topic,87.0.html
0 komentar:
Posting Komentar