Pertemuan dengan Samir Amin, Soal Konferensi Bandung
Beberapa hari yang lalu, pada tanggal 5 April 2010, telah diadakan pertemuan
antara tokoh raksasa gerakan perjuangan anti-imperialisme atau
anti-neoliberalisme dalam skala internasional, Samir Amin, dengan beberapa
orang Indonesia di Restoran INDONESIA di Paris. Hadir dalam pertemuan itu,
A. Umar Said, Darwis Khudori pengajar di Universitas Le Havre (Prancis),
Fahru Novrian (pengajar di Universitas Indonesia, Jakarta).
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam itu telah dibicarakan
banyak sekali soal-soal yang berkaitan dengan perkembangan gerakan menentang
neo-liberalisme atau anti-imperalisme di berbagai negeri di dunia pada
dewasa ini, dan juga menyinggung sejarah perjuangan Samir Amin sendiri
sebagai pejuang komunis atau marxist sejak lebih dari 50 tahun.
Banyak soal tentang Konferensi Bandung yang sangat bersejarah bagi
perjuangan rakyat berbagai negeri di dunia, terutama rakyat Asia Afrika,
telah dibicarakan dalam pertemuan itu. Samir Amin adalah pengagum Bung Karno
dan Nasser, di samping Nehru, dan Zhou Enlai. Ia menilai sangat penting
Konferensi Bandung yang merupakan sumbangan besar bagi ummat manusia.
Dalam pertemuan itu Darwis Khudori, sebagai salah seorang pengorganisasi
peringatan 55 Tahun Konferensi Bandung, yang puncaknya akan dilangsungkan di
bulan Oktober yang akan datang di Indonesia, menyampaikan informasi bahwa
dalam rangka peringatan 55 Tahun Konferensi Bandung ini akan diselenggarakan
pertemuan besar dan penting yang dipusatkan di Universitas Gajah Mada di
Jogya.
Dengan bantuan dari kalangan resmi di berbagai negeri, akan diusahakan
hadirnya dalam pertemuan besar di Jogya itu banyak tokoh-tokoh terkemuka
dari berbagai negeri, termasuk Samir Amin. Ketika dibicarakan betapa
pentingnya kehadiran Samir Amin dalam peringatan bersejarah di Jogya itu,
Samir Amin menyambut gagasan ini dengan antusiasme yang besar. Ia
menyanggupi untuk menghadiri peringatan 55 Tahun Konferensi Bandung di Jogya
ini, dan sekaligus berhubungan dengan berbagai gerakan anti-neoliberal di
Indonnesia, dan memperbarui pengenalannya tentang situasi di Indonesia
dewasa ini dengan mengunjungi daerah-daerah.
(Dalam tulisan tersendiri akan diusahakan, dalam waktu dekat, penyajian
berbagai fikiran Samir Amin tentang ini semua sebagai tokoh utama
perjuangan dan pemikiran gerakan kiri di dunia. Sebagai bahan « informasi
permulaan » bagi mereka yang kebetulan belum mengenal sama sekali sejarah
atau sosok Samir Amin dianjurkan untuk membuka Internet dan mengetik dalam
Google kata kunci « Samir Amin ». Maka akan tersedia bahan-bahan (campur
aduk) dalam bahasa Inggris sebanyak 250 000 halaman. Juga tersedia banyak
bahan dalam bahasa Prancis, atau bahasa-bahasa lainnya.
Sayang sekali, bahan-bahan di Google tentang Samir Amin dalam bahasa
Indonesia masih tidak (atau masih belum) terlalu banyak.
Dari bahan-bahan di Google itu, didapat informasi tentang Samir Amin, antara
lain sebagai berikut :
Samir Amin lahir di Cairo dalam tahun 1932 sebagai anak dari seorang bapak
orang Mesir dan ibu wanita Prancis, kedua-duanya dokter. Dalam usia kecilnya
ia belajar di sekolah Prancis di Port Said (Mesir) dan kemudian meneruskan
di Prancis. Ia mendapat diploma Ph D ilmu politik dalam tahun 1952, diploma
ilmu statistik dalam tahun 1956, dan ilmu ekonomi tahun 1957.
Sejak datang ke Paris, dalam usia mudanya ia menjadi anggota Partai Komunis
Prancis, tetapi kemudian menjauhkan diri dari Partai ini akibat ketidak
persetujuannya terhadap politik Partai Komunis Uni Soviet. Dalam jangka lama
sekali ia dikenal sebagai intelektual Maois.
Dalam tahun 1957 ia mengeluarkan thesisnya The origins of underdevelopment -
capitalist accumulation on a world scale . The structural effects of the
international integration of precapitalist economies. A theoretical study of
the mechanism which creates so-called underdeveloped economies (Asal usul
keterbelakangan –akumulasi kapitalis dalam skala dunia. ...... ...... ).
Sejak lama Samir Amin dikenal sebagai guru besar di bidang ilmu ekonomi
politik, terutama soal-soal development, Ia mengajar ekonomi di Universitas
Poitiers (Prancis), Paris dan Dakar (Senegal). Ia telah menulis banyak
sekali (berpuluh-puluh) buku tentang hukum, masyarakat sipil, sosialisme,
pembangunan ekonomi di negara-negara Afrika dan negara-negara Arab atau
Islam. Ia menetap sudah agak lama di Dakar, tetapi sering mondar-mandir
antara Senegal, Prancis dan Mesir.
Selama 10 tahun (dari 1970-1980) ia menjabat sebagai direktur badan PBB
« UN African Institute for EconomicDevelopment and Planning » di Dakar,
sesudah ia menjadi pejabat tinggi di Kementerian Planning di Mali ketika
negara ini baru merdeka (tahun 1960-1963).
Karena keunggulannya sebagai tokoh besar anti-kapitalisme dan
anti-imperialisme (terutama AS) maka ia dipilih oleh berbagai gerakan di
dunia untuk menjabat sebagai Ketua dari Third World Forum dan juga sebagai
pimpinan utama dari World Forum of Alternatives.
Dengan latar belakang yang seperti disajikan secara singkat inilah maka
kelihatan pentingnya kehadiran Samir Amin sebagai tokoh besar internasional
dalam rangka peringatan 55 Tahun Konferensi Bandung di Indonesia. Peringatan
55 Tahun Konferensi Bandung di bulan Oktober nantinya akan mempunyai bobot
atau arti yang lebih besar lagi dengan partisipasinya seorang yang sangat
terkenal di kalangan gerakan menentang kolonialisme, imperialisme atau
neo-liberalisme, seperti Samir Amin.
Sumber
http://umarsaid. free.fr/
0 komentar:
Posting Komentar